Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Agar Penyintas Kanker Anak Lebih Percaya Diri, Orang Tua dan Guru Perlu Kolab

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Kegiatan bersama penyintas kanker anak/YOAI
Kegiatan bersama penyintas kanker anak/YOAI
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak mudah bagi penyintas kanker anak untuk kembali ke sekolah atau bermain dengan langsung bermain dengan teman-teman seusianya. Proses pengobatan yang memakan waktu lama bisa membuat mereka merasa tersisihkan dan tidak percaya diri untuk kembali berada di lingkungan sekolah dan teman sebayanya.

Psikolog dari RDKD Nelly Hursepuny memberikan 4 cara. "Yang utama, perlu ada kolaborasi antara orang tua dan guru untuk mengembalikan semangat dan rasa percaya diri penyintas kanker anak," katanya pada webinar bertajuk 'Meningkatkan Kepercayaan Diri Para Penyintas Kanker Anak'.

1. Komunikasi
Nelly menyarankan agar masyarkat khususnya orang tua bisa menjadi pendengar yang baik baik penyintas kanker anak. Sebaiknya pula jangan selalu menyela apa yang dikarakan anak. "Biasanya anak, khususnya yang remaja akan marah bila omongannya disela. Bisa saja mereka akan langsung komentar 'sudah mama saja yang bicara'," kata Nelly.

Para orang tua dan masyarakat sebenarnya cukup mendengarkan saja omongan para penyintas kanker anak. "Kita cukup jadi pendengar yang baik saja. Anak akan bicara apapun keinginan mereka." katanya.

Nelly pun mengingatkan agar membuka komunikasi yang jujur dengan para penyintas kanker anak. Menurutnya, banyak penyintas kanker yang biasanya memiliki tekanan psikologis. Salah satu cara membangun komunikasi yang jujur adalah ketika mengingatkan untuk minum obat. Menurut Nelly, banyak orang tua yang langsung kasih obat yang perlu diminum itu ke anak tanpa bicara apapun.
Padahal, bisa saja orang tua benar-benar melihat anaknya ketika memberikan obat. "Adanya eye contact bisa jadi salah satu cara komunikasi jujur antara orang tua dan anak," kata Nelly.

2. Kolaborasi
Menurut Nelly, perlu ada kolaborasi peran antar semua pihak untuk meningkatkan rasa percaya diri anak penyintas kanker eperto keluarga, teman, dokter juga para guru. Misalnya dalam membangun hubungan dengan keluarga, Nelly menyarankan agar penyintas kanker anak dilatih untuk bisa melakukan merencanaan berbagai kebiasaan anak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kolaborasi pun perlu dilakukan dengan para teman sebayanya. Para penyintas kanker anak biasanya lebih enak mengobrol dengan tema-teman sebaya. "Para teman sebanya penting untuk memberi semangat kepada para penyintas.

Kolaborasi pun perlu dilakukan bersama para guru. Menurut Nelly, guru dan kepala sekolah berperan penting memberikan situasi nyaman di kelas. Biasanya penyintas kanker anak harus menjalani pengobatan yang lama di rumah sakit. Akibatnya, ia semakin tidak terlalu akrab dengan temen-temen sekolahnya. Belum lagi, penampilan fisik penyintas kanker anak bisa saja berbeda bila mereka harus melakukan amputasi di salah satu anggota tubuhnya. Hal ini membuat anak-anak sekalas bingung bagi yang belum paham. "Dalam kasus ini, para guru pun bisa memberikan pengertian kepada anak apa itu penyakit kanker sehingga semua anak di kelas bisa lebih paham bahwa penyakit kanker bukan penyakit menular," katanya.

3. Koneksi
Nelly menyambut baik bagaimana relawan kanker memberikan bantuan mereka. Komunitas dan organisasi memberikan akses yang mudah melalui Instagram atau email untuk memberikan pendidikan dan penyebaran informasi ke masyarakat. Hal itu bisa mengakomodasi para penyintas mendapatkan informasi, sekaligus mencurahkan isi hati mereka dan kekecewaannya. Informasi kanker anak pun bisa menjadi informasi untuk publik sehingga masyarakat bisa lebih paham soal penyakit itu, serta mengurangi stigma yang ada di masyarakat.

4. Komunitas
Komunitas untuk mengembalikan rasa percaya diri para penyintas pun perlu ada. Nelly mengatakan komunitas bisa menjadi tempat melepas emosi para penyintas kanker anak. Di wadah itu, para penyintas bisa saling melepas emosi, dan saling berbagi. Mereka pun bisa bertemu tanpa sekat dengan para sesamanya. "Komunitas bisa berikan motivasi dan semangat yang baru, dan bisa yakinkan masyarakat bahwa kanker bukan penyakit menular," kata Nelly.

Baca: Pantat Sering Gatal, Awas Gejala Kanker Anus

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dua Orang Dekat Pangeran William Mengidap Kanker, Ini 7 Jenis Kanker Mematikan di Dunia

2 hari lalu

Pangeran William dan Kate Middleton terlihat bersama pada Senin, 11 Maret 2024 usai operasi perut yang dilakukan Putri Wales , Januari lalu. Foto: Bruce Bennet via Daily Mail.
Dua Orang Dekat Pangeran William Mengidap Kanker, Ini 7 Jenis Kanker Mematikan di Dunia

Kanker jadi penyebab kematian paling tinggi di dunia setelah jantung dan stroke, dua orang dekat Pangeran William terkena penyakit itu.


3 Fakta Kanker Karena Faktor Keturunan, Cara Mendeteksi dan Tips Mencegahnya

2 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Wikipedia
3 Fakta Kanker Karena Faktor Keturunan, Cara Mendeteksi dan Tips Mencegahnya

Ada sejumlah cara untuk mengetahui apakah Anda memiliki gen kanker yang diwariskan atau tidak.


Muncul ke Publik Pertama Kali, Raja Charles III Siap Hadiri Acara Paskah

2 hari lalu

Jenis kanker yang diidap Raja Charles belum diungkap. Sel kanker itu ditemukan saat Raja menjalani pengobatan pembesaran prostat baru-baru ini. Namun, menurut kabar, kanker yang diderita Raja Charles bukan kanker prostat. REUTERS/Toby Melville
Muncul ke Publik Pertama Kali, Raja Charles III Siap Hadiri Acara Paskah

Istana Buckingham mengkonfirmasi Raja Charles III bersama Camila akan menghadiri acara paskah pada 31 Maret 2024.


Samsung Tingkatkan Kompetensi Digital Guru dan Dosen melalui Samsung Innovation Campus

2 hari lalu

Pelatihan Guru Samsung Innovation Campus Batch 5 (Samsung)
Samsung Tingkatkan Kompetensi Digital Guru dan Dosen melalui Samsung Innovation Campus

Samsung menggelar program Teachers Training bagi guru dan dosen dalam program Samsung Innovation Campus (SIC) Batch 5 2023/2024.


5 Pesohor Yang Mengidap Kanker Seperti Kate Middleton

2 hari lalu

Kylie Minogue. AP/Shizuo Kambayashi
5 Pesohor Yang Mengidap Kanker Seperti Kate Middleton

Kate Middleton menambah jumlah pesohor yang mengalami kanker.


Ayah dan Istri Sakit Kanker, Sejarawan Komentari Kondisi Pangeran William

2 hari lalu

Pangeran William menemani Putri Charlotte, dan Pangeran Louis menghadiri acara penyambutan bagi murid baru di Lambrook School, Berkshire, Inggris, 7 September 2022. Keluarga tersebut telah pindah ke Adelaide Cottage di Windsor Home Park, yang terletak di sebelah timur Kastil Windsor dan di wilayah Berkshire di Inggris. Jonathan Brady/Pool via REUTERS
Ayah dan Istri Sakit Kanker, Sejarawan Komentari Kondisi Pangeran William

Pangeran William mengkhawatirkan kondisi ayah, istri dan anak-anaknya, namun dia diprediksi sangat tabah.


5 Tanda Anda Harus Jalani Kolonoskopi sebelum Berumur 45 Tahun

3 hari lalu

Ilustrasi kanker usus besar. shutterstock
5 Tanda Anda Harus Jalani Kolonoskopi sebelum Berumur 45 Tahun

Dengan kenaikan kasus kanker kolorektal pada orang muda, mereka yang berusia di bawah 45 tahun pun disarankan melakukan kolonoskopi.


3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

4 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

Ada tiga gejala yang perlu diwaspadai terkait kanker ginjal. Pasalnya, kebanyakan pasien tak merasakan gejala sehingga penting mengetahui tandanya.


4 Tahun Lalu Ibunda Jokowi Berpulang, Ini Nasihat Sudjiatmi Notomiharjo untuk Putranya

4 hari lalu

Joko Widodo atau Jokowi berfoto bersama ibunya, Sudjiatmi Notomihardjo, di Jakarta Selatan, Kamis, 20 September 2012. Ibunda Presiden Jokowi, Sudjiatmi Notomihardjo, meninggal di Solo pada Rabu, 25 Maret 2020 pukul 16.45 WIB. Dok TEMPO/Dhemas Reviyanto
4 Tahun Lalu Ibunda Jokowi Berpulang, Ini Nasihat Sudjiatmi Notomiharjo untuk Putranya

Tepat 4 tahun lalu, ibu Jokowi meninggal dunia di usia yang ke-77 karena penyakit kanker


Mengenal Multiple Myeloma, Kanker Darah yang Menyerang Sel Plasma

4 hari lalu

Dr. dr. Jeffry Beta Tenggara Sp.PD-KHOM dalam edukasi bertajuk Webinar Awam Untuk Tingkatkan Kesadaran Akan Penyakit Multiple Myeloma oleh Johnson & Johnson Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia dan dihadiri oleh sekitar 80 peserta pada Sabtu 23 Maret 2024/Johnson & Johnson
Mengenal Multiple Myeloma, Kanker Darah yang Menyerang Sel Plasma

Multiple myeloma juga dikenal sebagai kanker darah terbanyak di dunia setelah leukemia.