TEMPO.CO, Jakarta - Selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat, sebagian perkantoran kembali memberlakukan bekerja dari rumah (WFH). Anak-anak sekolah juga memasuki musim liburan. Bagaimana cara mengatur waktu agar anak tak merasa diabaikan?
Psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani dari Klinik Terpadu Universitas Indonesia mengatakan orangtua perlu menciptakan suasana yang dapat membuat anak senang dan tak merasa diabaikan.
"Luangkan waktu, tidak harus setiap waktu, ada waktu-waktu yang sengaja diluangkan untuk beraktivitas bersama anak," ujar Anna.
Untuk orangtua yang bekerja dari rumah, Anna menyarankan mengambil waktu cuti satu hari. Waktu ini harus digunakan secara optimal dan tidak terganggu kegiatan lain.
"Setengah hari juga enggak apa-apa kita optimalkan bersama anggota keluarga. Kalau bapak dan ibu bekerja, kita luangkan waktu tertentu, misalnya Jumat pagi sampai siang beraktivitas bersama," jelas Anna. "Jadi tetap ada waktunya untuk orangtua menyediakan waktu untuk anak-anak di rumah. Anak-anak juga jadi enggak merasa diabaikan saat di rumah."
Anna menyebutkan dalam beberapa kasus terdapat remaja yang mengalami depresi ringan selama pandemi. Beberapa faktor pun menjadi pemicu, salah satunya orangtua tidak memiliki waktu bersama anak.
"Karena buat anak-anak dan remaja ini masa yang sangat membosankan banget. Itu amat sangat bisa dipahami dan beberapa ketika ditelaah lagi, bukan hanya karena mereka enggak bisa keluar rumah tapi juga ada macam-macam perdebatan di keluarga itu yang membuat stres, orangtua juga enggak punya waktu untuk beraktivitas bersama mereka," jelasnya.
Orangtua bisa membangun aktivitas sederhana bersama anak dan sebisa mungkin hal tersebut belum pernah dilakukan. Misalnya, menata ulang letak perabot rumah atau memasak bersama. Berbincang hal-hal ringan yang dapat membuat tertawa dan mengetahui apa yang digemari anak juga bisa menciptakan perasaan nyaman. Yang paling penting, orangtua dapat memahami mana yang menjadi prioritas.
"Walau harus bekerja, enggak apa-apa tapi harus ada waktu-waktu tertentu. Kalau enggak mungkin seharian ya enggak usah dipaksa, bosan juga mau apa," ujar Anna.
Baca juga: Benarkah Bekerja dari Rumah Lebih Produktif?