TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani dari Klinik Terpadu Universitas Indonesia mengatakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat bisa menjadi momen untuk memulihkan kembali keharmonisan dan hubungan erat bersama keluarga. Apalagi jika sebelumnya memiliki permasalahan yang tak terselesaikan.
Selama dua pekan menjalani PPKM di rumah saja, para anggota keluarga bisa berbagi cerita tentang kegiatan sehari-hari atau pengalaman menyenangkan tentang berbagai hal, termasuk tantangan mereka di dunia kerja.
"Kalau misalnya ada masalah yang berat dan tak tertangangi, sesungguhnya ini waktu kayak untuk menghadapi kembali, tapi jangan melihat sebagai sesuatu yang kayaknya berat banget dan bikin tersiksa dan sebagainya," kata Anna.
Saat berbincang mengenai permasalahan rumah tangga, anggota keluarga sebaiknya meluangkan waktu khusus, bukan ketika makan bersama atau sedang beraktivitas dengan anak-anak.
"Kita jadwalin untuk membahas permasalahan dan coba cari kesepakatan permasalahan, kemudian bikin kesepakatan, next kalau ada kejadian yang seperti ini lagi kita akan melakukan apa," ujar Anna.
Anna mengatakan pandemi COVID-19 merupakan kondisi yang tidak menyenangkan bagi banyak pihak. Namun, jika bisa melihat sisi positifnya, banyak hal yang bisa diperbaiki.
"Di masa pandemi ini kita justru punya momentum yang luar biasa untuk menjadikan keluarga seperti apa yang kita inginkan," ujar Anna. "Kadang-kadang orang tidak menyadari yang saya inginkan mungkin berbeda dengan anggota keluarga lain inginkan. Jadi, di sinilah waktunya untuk membicarakan ulang keluarga kita maunya kayak apa. Bagaimana caranya agar seluruh kebutuhan keluarga terakomodir."
Baca juga: Kiat agar Anak Tak Terabaikan kala Bekerja dari Rumah