TEMPO.CO, Jakarta - Pasien Covid-19 yang telah sembuh wajib menjaga kesehatan untuk mencegah penyakit pascasembuh dari infeksi virus corona pada saluran pencernaan. Mengutip dari Times of India, penyintas Covid-19 masih bisa merasakan gangguan pencernaan meskipun sudah dinyatakan negatif dari virus corona. Gejala tersebut merupakan sisa peradangan dari virus yang tersisa.
Kekebalan tubuh harus tetap dijaga meski sudah sembuh. Ada cara yang wajib dilakukan untuk menjaga kesehatan setelah pemulihan Covid-19. Konsumsi vitamin C, D, B12, dan makanan yang diperkaya kalsium adalah suatu keharusan untuk mengatasi masalah pencernaan. Dari segi pola makan, para ahli menekankan fokus pasien untuk memasukkan biji-bijian, makanan kaya serat, probiotik, yang menenangkan perut dan meningkatkan kesehatan usus.
Pada saat yang sama, pola makan pascapemulihan Covid-19 harus mengonsumsi banyak sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian, memastikan Anda membatasi atau meminimalkan asupan makanan berat, gorengan, olahan, yang selanjutnya dapat mengganggu perut dan menyebabkan masalah. Dalam beberapa minggu pertama pascapemulihan, makanlah makanan yang ringan dan mengenyangkan serta lebih mudah dicerna.
Jika gejalanya terus mengganggu atau menjadi masalah kronis, konsultasikan dengan dokter. Dalam beberapa kasus, tes darah mungkin juga dimita untuk meniadakan risiko komplikasi lebih lanjut.
Apa yang menyebabkan gejala gangguan pencernaan? Banyak gejala Covid-19 yang tersisa terkait dengan tingkat keparahan infeksi dan faktor risiko. Beberapa gejala juga merupakan hasil dari peradangan yang tersisa di dalam tubuh. Adapun, gejala gastrointestinal yang berkepanjangan tidak hanya kemungkinan gejala yang bertahan lebih tinggi dengan jenis infeksi yang dialami tetapi juga komplikasi Covid-19 yang umum, hipoksia.
Hipoksia mengacu pada suatu kondisi ketika tingkat kejenuhan tubuh turun di bawah normal dan membatasi aliran darah beroksigen ke organ vital. Efek mendalam dari hipoksia dirasakan pada organ pernapasan, menyebabkan gejala seperti sesak napas, nyeri dada, dan kesulitan bernapas. Namun, seperti yang disarankan oleh banyak ahli, hipoksia juga dapat berdampak pada saluran pencernaan dan menyebabkan gejala seperti kegelisahan, refluks asam, dan penyakit pencernaan.
Penurunan saturasi oksigen darah merupakan gejala yang erat kaitannya dengan pneumonia berat dan juga relatif terkait dengan gejala sisa gastrointestinal. Gejala gastrointestinal dan pencernaan juga dapat disebabkan oleh konsumsi jangka panjang dari beberapa obat yang digunakan untuk pengobatan Covid-19. Obat-obatan tertentu yang diberikan selama Covid-19 juga dapat memiliki efek samping pada kesehatan ginjal dan muncul dalam bentuk gejala gastrointestinal.
Karena peradangan, beberapa enzim hati juga dapat meningkat karena pembengkakan sel-sel hati ketika produksi insulin rendah. Ini juga dapat menyebabkan masalah yang berkaitan dengan pencernaan, kehilangan nafsu makan, dan komplikasi terkait lainnya.
#CuciTangan #JagaJarak #PakaiMasker #DiamdiRumah
Baca juga: Masa Covid-19 Paling Menular Menurut Pakar