TEMPO.CO, Jakarta - Kadar gula darah yang tidak normal selalu jadi permasalahan kesehatan. Terlalu tinggi salah, begitupun sebaliknya. Kondisi gula darah rendah di bawah normal disebut dengan hipoglikema. Yakni kondisi ketika kadar gula di dalam darah berada di bawah normal.
Lengkapnya, hipoglikema adalah komplikasi akut pada pengidap diabetes dan umumnya berkaitan dengan penggunaan obat dari golongan sulfonilurea berupa glibenclamide, gliklazida, glimepiride, glipizide, dan tolbutamide atau insulin.
Artinya resiko terpapar gangguan ini bisa dipicu oleh efek obat-obatan yang dikonsumsi oleh penderita diabetes, maupun pengobatan yang dijalani. Selain itu, hipoglikema juga bisa menyerang pasien tanpa riwayat penyakit diabetes.
Pada dasarnya gula darah atau glukosa berperan sebagai sumber energi bagi tubuh. Berasal dari hasil produksi oleh hati, glukosa pula bisa didapatkan dari makanan yang mengandung karbohidrat, seperti nasi, roti, kentang, atau susu.
Kondisi hipoglikema dapat menyebabkan tubuh cepat lemas sebab kekurangan energi untuk beraktivitas. Gejalanya ada yang ringan hingga serius, bahkan dapat muncul secara tiba-tiba dan bervariasi tiap penderita. Seperti penurunan kesadaran, kejang, kesemutan, mudah pusing, gemetar atau tremor, pucat, keringat dingin, dan jantung berdebar. Pastinya, jika mengalami gejala tersebut sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut
Kondisi hipoglikema atau kurang kadar gula darah akan semakin memburuk, jika tidak langsung ditangani. Apalagi jika penderita tidak menyadari kadar gula darahnya turun. Parahnya, akibat hipoglikemia bisa berujung mengganggu penglihatan, tampak berperilaku tidak normal hingga berujung kerusakan permanen pada bagian otak.
RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION