TEMPO.CO, Jakarta - Hiperglikemia merupakan istilah kondisi kadar gula darah tinggi, yakni melebihi batas normal. Umumnya, kondisi ini dialami oleh pengidap diabetes melitus. Saat tubuh tidak dapat menggunakan hormon insulin dengan baik, maka kadar gula darah akan meningkat. Sehingga perlu untuk terus memperhatikan kadar gula dalam darah.
Tak bisa dianggap sepele, gula darah bisa terus semakin tinggi dan memicu resiko komplikasi diabetes yang harus mendapatkan perawatan darurat, seperti ketoasidosis diabetik, sindrom hiperglikemi hiperosmolar (HHS), dan koma diabetik. Bahkan dalam jangka panjang, hiperglikemia yang diabaikan dapat berujung menyebabkan komplikasi yang bisa merusak mata, ginjal, saraf, bahkan jantung, hingga resiko terjadinya penyakit jantung koroner dan penyakit pembuluh darah lainnya.
Hiperglikemia dapat dialami oleh siapa saja, namun resiko paling besar bisa menyerang seseorang dengan kondisi berikut, seperti punya riwayat diabetes tipe 2 dalam keluarga, berat badan yang berlebih, tekanan darah tinggi (hipertensi), penderita kadar kolesterol tinggi, juga memiliki riwayat diabetes gestasional.
Sejatinya, kondisi hiperglikemia tidak selalu berhubungan dengan diabetes. Dengan kata lain, kondisi naiknya kadar gula darah normal juga bisa terjadi pada orang-orang yang mengalami gangguan fungsi pankreas ataupun kelenjar tiroid.
Selain itu, gangguan ini berisiko menyerang mereka yang minim mengonsumsi air putih, biasa minum minuman alkohol, bersoda atau minuman aneka rasa saat perut kosong. Penyebab lainnya khusus penderita diabetes adalah menjalani pola hidup yang kurang sehat, penggunaan obat-obatan yang berlebihan, stres, serta menyalahi pengobatan diabetes sesuai yang dianjurkan dokter.
Ada baiknya melakukan perobatan alami jika sudah tahu terkena penyakit hiperglikemia. Makanan seperti berikut bisa menurunkan kadar gula darah. Mulai dari meminum campuran susu hangat dengan kayu manis dan madu. Kombinasi ketiga bahan tersebut dapat membantu menstabilkan gula darah dan mencegah efek Somogyi, yang ditandai dengan lonjakan gula darah pada pagi hari. Hal ini dibenarkan oleh Jewel Sheehan, MD, residen di bidang pediatri dan anestesi di Universitas Standford, Amerika Serikat (AS) kepada Everyday Health.
Selanjutnya, menurut studi di Jepang yang dipublikasikan di jurnal medis, meminum enam cangkir teh hijau sehari beresiko 33 persen lebih kecil terkena diabetes tipe 2, artinya khasiat teh hijau bisa membantu sistem metabolisme berfungsi lebih baik pada penderita diabetes.
Selain minuman, sayur pare juga bisa jadi obat alami mengurangi kadar gula darah. Dibalik pahitnya rasa pare, terkandung zat antidiabetes, yaitu charantin, yang dapat menurunkan gula darah. Tak hanya itu, kandungan lektin pada pare juga bisa mengurangi konsentrasi glukosa, kinerjanya mirip dengan efek insulin di otak, berupa reaksi yang terjadi pada jaringan perifer dan menekan nafsu makan, seperti yang disebutkan oleh dr. Alberta Jesslyn Gunardi, BMedSc(Hons).
RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION