TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang merasa kesepian di masa pandemi Covid-19 akibat adanya peraturan untuk tetap berada di rumah dan menjaga jarak apabila keluar rumah. Ini berarti memutus banyak interaksi sosial sehari-hari.
Melansir dari Everydayhealth.com, pada survei nasional yang dilakukan oleh Universitas Harvard dan Universitas Carolina Utara melaporkan sekitar 27 persen responden mengatakan mereka merasa sangat kesepian. Kemudian, survei lain mengatakan dari 2.000 orang yang menerima perawatan di Mayo Clinic ditemukan, khususnya wanita, merasa adanya peningkatan perasaan kesepian selama pandemi. Hal ini disampaikan berdasarkan laporan Ilmu Sosial dan Kedokteran pada April 2021.
Namun, tidak sedikit orang juga menemukan cara baru untuk memerangi kesepian berkat teknologi dan informasi yang tersedia, seperti Zoom, yang memudahkan kita tetap bisa berinteraksi dengan orang lain walaupun secara virtual. Psikolog mengatakan ada beberapa pelajaran penting tentang kesepian yang dapat diambil dan membantu kita mengatasi kesepian dengan lebih baik di masa setelah pandemi.
Asosiasi Psikolog Amerika mendefinisikan kesepian sebagai ketidaknyamanan kognitif atau kegelisahan menjadi atau menganggap diri merasa sendirian. Hal ini dapat memiliki konsekuensi yang signifikan pada kesehatan emosional seseorang. Melansir dari everydayhealth.com, berikut pelajaran penting yang dapat diambil dengan adanya pandemi Covid-19.
Keadaan hanya sebatas pikiran
Hampir seluruh orang di dunia menghabiskan waktu satu tahun lebih ini dengan kesendirian dan kesepian. Hal ini bukan situasi melainkan keadaan pikiran. Ketua Yayasan Seni dan Penyembuhan, Dr. Noble, mempromosikan seni sebagai jalan untuk kesehatan dan kebahagiaan.
Kesepian dapat membantu menyayangi diri sendiri
Menjadi diri sendiri dapat menumbuhkan penilaian terhadap diri. Kesepian kerap kali merupakan tanda ada sesuatu yang hilang dari hidup seseorang. Belajar menjadi nyaman sendirian merupakan keterampilan yang membutuhkan kerja keras.
“Bahaya dari terlalu banyak waktu sendirian adalah beberapa orang menghabiskannya dengan merendahkan dirinya,” kata Bowin, seorang psikolog.
Dapat terjalin koneksi yang kuat
Teknologi digital telah lama menjadi kebutuhan pokok dari kehidupan dan selama pandemi menjadi kebutuhan yang sangat utama. Mulai dari aktivitas bisnis hingga janji temu perawatan medis tetap dapat dimungkinkan walaupun secara virtual. Hal ini dapat menggantikan interaksi tatap muka dan menjadi alat yang berguna untuk tetap terhubung dengan mereka yang lebih sulit berkumpul secara langsung.
Seni mampu melawan kesepian
Terapi musik menjadi salah satu seni yang dapat membantu mengatasi perasaan depresi dan kecemasan. Penelitian menunjukkan bentuk lain dari terapi seni dapat membantu mengembalikan suasana hati, memerangi kesusahan, harga diri, dan mengatasi permasalahan.
Koneksi konsistensi
Orang yang senang menjadwalkan suatu hal secara teratur terkadang terdengar kaku. Namun, hal ini dapat mengejar ketinggalan dan membantu mengurangi kesepian. Jika Anda merasa kesepian hari ini tetapi telah merencanakan jadwal untuk hari esok, itu dapat mengurangi perasaan negatif. Pilihlah waktu dan jadwal untuk berinteraksi secara virtual, jalan-jalan, atau pertemuan dengan teman atau keluarga secara virtual.
Baca juga: Persiapan Melahirkan Aman di Masa Pandemi Covid-19