TEMPO.CO, Jakarta - Alzheimer ditemukan pertama kali oleh Alois Alzheimer pada tahun 1906. Dilansir dari jurnal NurseLine (2019), alzheimer disebabkan oleh penimbunan plak beta-amyloid di otak.
Penimbunan tersebut diperkirakan terjadi selama 15 hingga 20 tahun sebelum didiagnosis alzheimer. Dalam rentang waktu tersebut, kerusakan kognitif turut berkembang.
Kurang tidur menjadi hal yang berkontribusi terhadap penurunan fungsi kognitif setelah pertambahan usia. Hasil studi menyatakan bahwa lansia yang mengidap alzheimer memiliki rata-rata durasit 6,6 jam atau kurang dari 8 jam setiap hari.
Dilansir dari laman Alzheimer's Disease International, penyakit ini mempengaruhi kemampuan orang dalam mengingat, berbicara, berpikir, dan membuat keputusan. Gejala penyakit ini dimulai dengan hilangnya ingatan, perubahan suasana hati, dan atau kesulitan menemukan penggunaan kata yang tepat untuk suatu objek.
Ketika penyakit alzheimer makin berkembang, orang akan melupakan nama, wajah, maupun peristiwa. Ia bahkan kesulitan memahami perkataan orang, kebingungan dalam mengendarai mobil dan menangani uang, serta mengalami perubahan suasana hati seperti menangis tanpa alasan yang jelas.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca: Cegah Alzheimer Tingkatkan Kesehatan Otak dengan Cara Berikut