Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal CTS, Masalah Saraf yang Dialami selama Bekerja dari Rumah

Reporter

image-gnews
Ilustrasi bekerja dari rumah. (Shutterstock)
Ilustrasi bekerja dari rumah. (Shutterstock)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian menunjukkan kebanyakan orang yang bekerja dari rumah selama pandemi COVID-19 cenderung menghabiskan waktu lebih lama dan ini berkontribusi mengembangkan beberapa risiko kesehatan seperti obesitas, stres, kecemasan, sakit tubuh, sakit kepala dan lainnya. Ada pula masalah kesehatan lain yang juga mengintai tanpa disadari, yakni sindrom lorong karpal atau carpal tunnel syndrome (CTS).

CTS selalu menjadi masalah pada orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan gerakan berulang, khususnya jari dan pergelangan tangan. Mengutip dari Boldsky, CTS adalah kondisi umum ketika saraf median, cabang saraf yang memasok sebagian besar fleksor superfisial dan dalam di lengan bawah, otot tenar, dan lumbrikal, terkompresi saat melewati tangan.

Sisi telapak tangan ini disebut lorong karpal. Ini adalah saraf median yang mempengaruhi kemampuan untuk merasakan jari telunjuk, ibu jari, jari tengah, dan bagian dari jari manis, serta memasok impuls yang kemudian diteruskan ke ibu jari. CTS menyebabkan rasa sakit, mati rasa, dan kesemutan di tangan dan lengan, dapat terjadi pada satu tangan atau kedua tangan.

Dalam kebanyakan kasus, CTS bisa memburuk dari waktu ke waktu dan dapat menyebabkan kerusakan saraf serta memperburuk gejala seperti imobilitas. Kondisi ini disebabkan oleh tekanan pada saraf median, yang disebabkan oleh pembengkakan dan peradangan. Beberapa penyebab atau kondisi paling umum yang berhubungan dengan CTS adalah tekanan darah tinggi, retensi cairan dari kehamilan atau menopause, disfungsi tiroid, diabetes, fraktur atau trauma pada pergelangan tangan, serta gangguan autoimun.

Selain itu, aktivitas yang membutuhkan gerakan tangan berulang-ulang seperti mengetik, bermain piano, serta faktor keturunan juga bisa menjadi penyebab CTS. Beberapa gejala atau tanda awal dari CTS adalah terlalu lemas untuk digerakkan, sulit memegang sesuatu, nyeri dan sensasi terbakar yang menjalar ke lengan, kesemutan, mati rasa, nyeri pada ibu jari dan tiga jari pertama tangan.

Wanita memiliki risiko tiga kali lebih besar terkena CTS dibandingkan pria. Kebanyakan orang yang terkena CTS juga memiliki rentang usia antara 30-60 tahun. Penyakit ini pun sangat dipengaruhi gaya hidup dan kebiasaan tertentu, seperti merokok, kurang gerak, serta kelebihan berat badan.

Penderita diabetes, tekanan darah tinggi, dan radang sendi juga memiliki risiko yang besar terhadap CTS. Selain itu, pekerjaan yang membutuhkan gerakan pergelangan tangan berulang seperti konstruksi, manufaktur, dan pekerjaan yang membutuhkan pekerjaan mengetik juga meningkatkan risiko.

Untuk mendiagnosis CTS memang diperlukan pemeriksaan secara medis oleh dokter berupa tes fisik dan beberapa tes lain. Pemeriksaan fisik terdiri dari evaluasi rinci tangan, pergelangan tangan, bahu, dan leher untuk memeriksa penyebab lain dari tekanan saraf. Sensasi pada jari dan kekuatan otot di tangan juga akan diperiksa. Tes diagnostik seperti studi konduksi saraf akan membantu dokter mengukur kecepatan konduksi impuls saraf.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perawatan medis yang diberikan untuk kondisi ini tergantung pada tingkat keparahan gejala dan tingkat nyeri. Beberapa yang paling banyak disarankan adalah yoga, akupunktur, hingga terapi.

CTS disebabkan oleh kompresi saraf di pergelangan tangan, jadi cara terbaik untuk mencegah adalah dengan menghindari tekanan pada pembuluh darah. Ada beberapa tips yang dapat membantu mengurangi risiko CTS, di antaranya adalah:

-Saat bekerja di rumah, perhatikanlah postur tangan dan hindari aktivitas yang terlalu membebani pergelangan tangan.

-Perhatikan penggunaan monitor komputer, kursi, papan ketik, dan tetikus, atau peralatan dan perkakas lain. Ambil istirahat 10-15 menit setiap jam dari pekerjaan untuk membungkuk atau meregangkan tubuh. Regangkan tangan dan pergelangan tangan sesering mungkin setiap 20-60 menit.

Latihan untuk tangan: Kepalkan tangan, lepaskan jari-jari dan kibaskan. Regangkan jari sejauh mungkin. Ulangi 5-10 kali.

-Saat duduk di tempat kerja, jangan membungkuk ke depan. Duduklah tegak dengan bahu didorong ke belakang dengan nyaman. Siku harus diperpanjang, tidak ditekuk. Jarak dan ketinggian layar komputer harus nyaman sehingga tidak tegang atau condong ke depan. Beristirahatlah secara teratur untuk melakukan beberapa peregangan dasar dari bahu ke bawah.

Baca juga: Kelamaan WFH Bisa Bikin Cedera? Kenali Prinsip Ergonomi Bekerja dari Rumah

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Psikiater Ungkap Pemicu Gen Z Rentan Alami Gangguan Mental

1 hari lalu

Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com
Psikiater Ungkap Pemicu Gen Z Rentan Alami Gangguan Mental

Gen Z merupakan kaum yang rentan terkena gangguan mental yang dipengaruhi banyak hal, termasuk pola asuh, lingkungan, dan kemajuan zaman.


Ketahui Batasan Diri untuk Jaga Kesehatan Mental saat Bekerja

2 hari lalu

ilustrasi stres (pixabay.com)
Ketahui Batasan Diri untuk Jaga Kesehatan Mental saat Bekerja

Mengetahui batasan atau kemampuan diri terkait beban pekerjaan yang ditanggung bisa membantu menjaga kesehatan mental selama bekerja.


Saran Psikiater untuk Hindari Stres karena Pekerjaan

2 hari lalu

Ilustrasi wanita bekerja dalam kondisi cemas. Foto: Unsplash.com/Icons8 Team
Saran Psikiater untuk Hindari Stres karena Pekerjaan

Psikiater menjelaskan kerja tanpa batas waktu memiliki risiko terhadap kesehatan fisik dan mental akibat kelelahan, termasuk stres.


PT Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA, Penempatan Karawang

4 hari lalu

PT Honda Prospect Motor memperluas jaringan dengan membuka dealer baru di Makassar, 16 Oktober 2017. Dealer ini sudah dilengkapi dengan fasilitas 3S. Dok. HPM.
PT Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA, Penempatan Karawang

PT Honda Prospect Motor membuka lowongan kerja untuk lulusan SMA sederajat. Adapun posisi yang dibutuhkan adalah Cleaning Service dan akan ditempatkan di Karawang.


Tips Redakan Rasa Tak Bahagia di Tempat Kerja

7 hari lalu

Ilustrasi wanita lelah bekerja. Freepik.com
Tips Redakan Rasa Tak Bahagia di Tempat Kerja

Meski banyak tantangan dan berat, tetap ada cara untuk lebih bahagia di tempat kerja. Berikut beberapa tipsnya.


Neurolog Ungkap 3 Tipe Penyebab Gangguan Saraf di Wajah Trigeminal Neuralgia

7 hari lalu

Ilustrasi gangguan syaraf di wajah. Freepik
Neurolog Ungkap 3 Tipe Penyebab Gangguan Saraf di Wajah Trigeminal Neuralgia

Masyarakat diminta mewaspadai trigeminal neuralgia bila kerap merasakan nyeri di wajah. Dokter saraf menyebut tiga tipe penyebabnya.


25 Situs untuk Cari Kerja Freelance Indonesia dan Luar Negeri

17 hari lalu

Pekerjaan freelance saat ini banyak diminati oleh anak muda. Simak apa itu freelance dan contoh freelance yang banyak dicari saat ini. Foto: Canva
25 Situs untuk Cari Kerja Freelance Indonesia dan Luar Negeri

Berikut beberapa situs khusus pencarian lowongan pekerjaan freelance bebas biaya admin hingga menyediakan pelatihan keterampilan.


Perbedaan Demensia dan Alzheimer

19 hari lalu

Ilustrasi demensia. Shutterstock
Perbedaan Demensia dan Alzheimer

Semua orang dengan Alzheimer mengalami demensia, tetapi tidak semua demensia disebabkan oleh Alzheimer.


Soroti Masalah Ketenagakerjaan, Jokowi: Terlalu Sedikit Pekerjaan untuk Terlalu Banyak Orang

24 hari lalu

Presiden Jokowi memberikan arahan saat hadir dalam Kongres ISEI XXII di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Kamis, 19 September 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Soroti Masalah Ketenagakerjaan, Jokowi: Terlalu Sedikit Pekerjaan untuk Terlalu Banyak Orang

Jokowi mengatakan bahwa ke depan, peluang kerja akan lebih sedikit dibanding jumlah tenaga kerja yang membutuhkan.


Mengenal Skiatika, Nyeri Menjalar di Satu Bagian Kaki

25 hari lalu

Pelari asal Jamaika, Usian Bolt menahan sakit pada kakinya setelah ditabrak oleh juru kamera saat merayakan kemenangannya pada lomba lari 200 meter putra di ajang IAAF World Championships di Stadion Nasional Beijing, Cina, 27 Agustus 2015. REUTERS
Mengenal Skiatika, Nyeri Menjalar di Satu Bagian Kaki

Skiatika adalah nyeri yang menjalar dari satu bagian kaki ke panggul. Biasa terjadi akibat cedera atau iritasi pada saraf skiatik di tubuh.