TEMPO.CO, Jakarta - Agar daya tahan tetap terjaga saat pandemi, tubuh kita memerlukan beberapa vitamin, salah satunya yakni vitamin D. Vitamin ini penting bagi tubuh untuk penyerapan kalsium dan memelihara kesehatan tulang.
Vitamin D memiliki beberapa senyawa kimia yang berbeda. Dua senyawa yang paling umum adalah vitamin D2 dan D3. Meskipun sama-sama vitamin D, vitamin D2 dan D3 memiliki sejumlah perbedaan.
Melansir dari laman Insider, Sabtu, 24 Juli 2021, vitamin D2 dan D3 berasal dari sumber yang berbeda. Vitamin D2 bersumber dari produk nabati dan makanan yang diperkaya. Sementara vitamin D3 bersumber dari produk-produk hewani. Saat kulit kita terkena sinar matahari, vitamin D3 juga bisa diproduksi secara alami.
Makanan yang dapat menjadi sumber vitamin D2 antara lain jamur shitake, susu dan sereal yang diperkaya. Sementara makanan sumber vitamin D3 adalah ikan berminyak, minyak ikan, hati, kuning telur, mentega, dan suplemen diet. Sekitar 10 persen vitamin D yang ada dalam tubuh kita berasal dari makanan yang kita konsumsi sebagai D2 dan 90 persen yang lain diproduksi di dalam tubuh kita sendiri sebagai D3.
Perbedaan lainnya yakni tubuh kita dapat memecah vitamin D2 lebih cepat daripada vitamin D3. Oleh karena itu, vitamin D3 bertahan lebih lama dalam tubuh dan lebih efektif untuk meningkatkan kadar vitamin D dalam darah. Hal ini telah dibuktikan dalam sebagian besar penelitian yang pernah dilakukan.
Jika ingin mengonsumsi suplemen untuk meningkatkan kadar vitamin D, maka suplemen Vitamin D3 adalah pilihan yang lebih baik. Akan tetapi perlu diingat pula bahwa konsumsi suplemen harus hati-hati agar tidak berlebihan. Kelebihan vitamin D dapat mendatangkan sejumlah kerugian seperti mual, muntah, masalah ginjal, penumpukan kalsium di pembuluh darah, hingga depresi.
SITI NUR RAHMAWATI
