Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kekerasan antara Anak lewat Gawai, PR buat Orang Tua

Reporter

image-gnews
Ilustrasi remaja perempuan sedang melihat gawai. (Unsplash/Luke Porter)
Ilustrasi remaja perempuan sedang melihat gawai. (Unsplash/Luke Porter)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kekerasan antaranak masih menjadi pekerjaan rumah bagi orang tua selama pandemi Covid-19. Berkurangnya interaksi secara langsung ternyata tak menjadi penghalang bagi anak-anak untuk melakukan tindak kekerasan. Kekerasan yang dilakukan caranya jauh berbeda, bahkan acapkali tak terdeteksi oleh para orang tua yang sama-sama berada di rumah.

Menurut Komisioner Komisi Perlindungan Anak (KPAI) Rita Pranawati, anak-anak usia sekolah kini melakukan kekerasan terhadap teman-teman sebaya menggunakan gawai. Bentuk kekerasan yang dilakukan bisa berupa intimidasi, perundungan, hingga pelecehan seksual yang dikirimkan atau disampaikan lewat pesan instan atau media sosial.

"[Sebanyak] 67 persen dilakukan oleh anak laki-laki. Tetapi anak perempuan juga bisa dibilang cukup tinggi. Tentunya mereka ada di usia sekolah atau memasuki masa remaja," katanya.

Rita menyebut kekerasan yang dilakukan oleh anak tak lepas dari lemahnya pengawasan orang tua dan rendahnya literasi digital. Selama pandemi Covid-19, banyak orang tua yang melepaskan begitu saja anak-anak ketika menggunakan gawai. Dengan demikian, mereka dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi yang seharusnya tak layak dikonsumsi. Mereka juga dengan mudah berkenalan dengan orang-orang yang tidak jelas asal-usulnya.

"Informasi-informasi tidak baik mereka mudah dapatkan dan pelajari. Mereka juga berinteraksi dengan orang-orang yang tidak diketahui identitasnya secara jelas. Tentunya ini berbahaya karena mereka rentan menjadi korban kekerasan atau pelecehan," tutur Rita.

Lebih lanjut, Rita menjelaskan sudah banyak kasus yang bisa dijadikan pelajaran oleh orang tua agar anak tak sembarangan menggunakan gawai, seperti anak perempuan usia belasan yang melacurkan diri setelah berkenalan dengan pria dewasa dan masih banyak lagi.

"Ada juga anak yang menggunakan identitas gurunya di media sosial kemudian menghubungi teman-teman perempuannya untuk mengancam minta foto organ vitalnya. Mereka belajar dari mana ide ini, tentu harus dipertanyakan," ungkapnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengawasan tentu saja menjadi hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi agar anak tak menjadi pelaku atau korban kekerasan secara daring. Walaupun demikian, pengawasan tersebut tidak serta merta membuat orang tua harus menjadi otoriter dalam mendidik anak.

Bagaimana pun juga anak yang dididik secara otoriter cenderung tertutup. Mereka tidak mau membagikan pengalaman atau sekadar bertanya tentang sesuatu yang tidak tahu atau pahami kepada orang tua. Tentunya, ini bukan hal yang tepat ketika bicara mengenai kekerasan secara daring melalu gawai yang sulit dideteksi tanpa ada pengakuan.

"Dalam hal pengasuhan didengarkan pendapatnya. Anak nantinya dengan sendirinya akan terbuka dan menceritakan segala sesuatunya kepada orang tua apabila orang tua demokratis," tegasnya.

Terakhir, yang paling penting adalah batasi penggunaan gawai oleh anak dan berikan pendampingan atau bekal pengetahuan dalam menggunakan gawai. Pembelajaran jarak jauh menggunakan gawai bukan berarti membuat anak bisa seenaknya menggunakan gawainya.

"Diberikan pengetahuan atau dituntun karena mereka pada dasarnya belum mengetahui apa-apa. Jangan dilepas begitu saja, anak bisa naik sepeda saja karena dituntun dan diajari, demikian juga ketika pakai gawai," jelasnya.

Baca juga: Perlunya Pembatasan Waktu Gawai buat Anak, Berapa Idealnya?

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

20 jam lalu

ilustrasi pelecehan seksual (pixabay.com)
Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.


Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

23 jam lalu

Tiga terdakwa mantan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (kiri), Sekjen Kementan RI, Kasdi Subagyono dan mantan Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan RI, Muhammad Hatta (kanan), mengikuti sidang lanjutan, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis, 17 April 2024. Sidang ini dengan agenda pemeriksaan keterangan saksi Adc. Mentan, Panji Hartanto, yang telah mendapat perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum KPK untuk ketiga terdakwa dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi terkait penyalahgunakan kekuasaan dengan memaksa memberikan sesuatu untuk proses lelang jabatan dalam pengadaan barang dan jasa serta penerimaan gratifikasi di lingkungan Kementerian Pertanian RI. TEMPO/Imam Sukamto
Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.


Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

1 hari lalu

Ilustrasi ibu berbicara dengan anak. Foto: Freepik.com/Racool_studio
Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.


Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

1 hari lalu

Ilustrasi anak marah atau berteriak. shutterstock.com
Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

Perhatian buat orang tua, bermain gawai dalam waktu lama dapat memicu perilaku negatif seperti tantrum pada anak.


OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

1 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. TEMPO/Tony Hartawan
OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?


Kekerasan Menimpa Putri Komedian Isa Bajaj, Begini Saran Surabaya Children Crisis Center pada Pemda Magetan

4 hari lalu

Komedian Isa Bajaj dan Sinyorita Esperanza menghadiri pemakaman Agung Hercules di TPU Cikutra, Bandung, Jumat, 2 Agustus 2019. Instagram/@Isabajaj
Kekerasan Menimpa Putri Komedian Isa Bajaj, Begini Saran Surabaya Children Crisis Center pada Pemda Magetan

Surabaya Children Crisis Center menyayangkan terjadinya tidak kekerasan oleh laki-laki tak dikenal terhadap putri komedian Isa Bajaj di Magetan.


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

6 hari lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.


Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

6 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon
Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.


Ditunggu Pasar, Bocoran Terbaru Xiaomi 15 Menonjolkan Kecanggihan Layar dan Kamera

6 hari lalu

Ilustrasi Logo Xiaomi. Kredit: ANTARA/REUTERS/Stringer/am.
Ditunggu Pasar, Bocoran Terbaru Xiaomi 15 Menonjolkan Kecanggihan Layar dan Kamera

Informasi fitur Xiaomi 15 bocor sedikit demi sedikit ke publik. Yang terbaru soal layar yang tersedia dalam dua versi.


Jawab Rumor Putus dengan Ajudan Prabowo, Nikita Mirzani Mengaku Jadi Korban Kekerasan

10 hari lalu

Nikita Mirzani. Foto: Instagram Nikita Mirzani.
Jawab Rumor Putus dengan Ajudan Prabowo, Nikita Mirzani Mengaku Jadi Korban Kekerasan

Menurut Nikita Mirzani, selama ini ia diam lantaran merasa takut akan mendapatkan penilaian dan tidak akan ada yang percaya.