Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyebab Sering Marah dan Cara Mengelolanya

Reporter

image-gnews
Ilustrasi wanita. Freepik.com/Tirachardz
Ilustrasi wanita. Freepik.com/Tirachardz
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ada faktor-faktor tertentu yang dapat menyebabkan rasa marah sulit diatasi. Penyebab kemarahan berbeda pada masing-masing orang. Beberapa belajar mengendalikan dan menjaga pikiran tetap tenang.

Kemarahan bisa datang dalam berbagai bentuk, bukan sekadar unjuk emosi atau kekuatan fisik. Kemarahan dapat memiliki banyak bentuk dan orang dapat memilih untuk mengekspresikan agresi dengan cara yang berbeda. Mengingat kemarahan dapat ditunjukkan untuk memenuhi tujuan yang berbeda, ada banyak bentuk kemarahan itu sendiri.

Sementara beberapa orang hanya ingin mengekspresikan diri sendiri, yang lain mungkin ingin menegaskan dominasi dan superioritas. Beberapa juga menunjukkan kemarahan untuk mengintimidasi orang atau mungkin hanya sebagai respons karena takut.

Konon, selain bersifat fisik, kemarahan juga bisa berupa verbal, mental, dan emosional. Hal ini dapat menyebabkan kekerasan fisik, seperti memukul dan mendorong, tetapi intimidasi dan pelecehan verbal juga dapat disebut sebagai kemarahan. Berikut, beberapa hal yang dapat menyebabkan kemarahan, seperti dilansir dari Times of India.

Depresi
Depresi sering menyebabkan kesedihan yang berkepanjangan dan perubahan suasana hati yang ekstrem, menyebabkan frustrasi dan kemarahan, bahkan pada hal-hal kecil. Ini mungkin tampak tidak masuk akal bagi mata asing tetapi orang yang depresi mungkin rentan terhadap ledakan emosi yang tidak terkendali.

Epilepsi
Meskipun sangat jarang, para peneliti percaya serangan epilepsi yang dikenal sebagai kejang parsial sederhana dapat mempengaruhi emosi dan menyebabkan kemarahan dan agresi.

Gangguan obsesif kompulsif (OCD)
Gangguan obsesif kompulsif (OCD) adalah jenis gangguan kecemasan yang membuat orang rentan terhadap pikiran obsesif dan perilaku kompulsif. Paling sering kebutuhan untuk menyelesaikan ritual tertentu atau mengikuti jadwal dan ketidakmampuan untuk melakukan hal itu dapat memicu frustrasi, yang menyebabkan kemarahan. Pikiran obsesif dan perilaku kompulsif juga terkadang dapat meningkatkan iritabilitas seseorang.

Gangguan bipolar
Gangguan bipolar juga dapat menyebabkan perubahan dramatis suasana hati dan kepribadian. Orang yang berurusan dengan gangguan mental ini mungkin mengalami serangan kemarahan.

Penyalahgunaan alkohol dan narkoba Menurut para ahli, minum terlalu banyak alkohol atau penyalahgunaan obat dapat menyebabkan agresi yang berlebihan. Konsumsi alkohol dan penggunaan obat-obatan yang tidak perlu dapat menghilangkan kemampuan untuk berpikir jernih dan rasional. Ini merusak kemampuan mengendalikan impuls yang mengarah ke kemarahan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tanda-tanda memiliki masalah kemarahan
Karena kemarahan emosi alami, mungkin sulit untuk mengetahui apakah Anda memiliki masalah kemarahan dan perlu mengelolanya. Yang mengatakan ada beberapa karakteristik yang menentukan dari seseorang dengan masalah kemarahan.

-Contoh iritabilitas dan frustrasi yang berulang.
-Merasa kewalahan oleh banyak emosi negatif sekaligus.
-Gejala fisik seperti tekanan darah tinggi, jantung berdebar-debar dan kesemutan di tubuh.
-Kadang-kadang kekerasan verbal dan fisik.
-Merajuk, bersikap sarkastik setiap saat dan memberikan perawatan diam-diam bisa menjadi tanda-tanda kemarahan yang halus.

Bagaimana cara tetap tenang saat terjadi gejolak?
Jika telah didiagnosis dengan kemarahan dan atau berpikir kemarahan tidak terkendali, Anda harus mencoba teknik menenangkan yang dapat membebaskan dari agresi dan frustrasi tersebut. Berikut beberapa tips mengelola kemarahan dan meredakan emosi.

-Sangat penting untuk berpikir sebelum berbicara. Jangan mengatakan atau melakukan apa pun yang akan memperburuk situasi tetapi cobalah latihan pernapasan untuk menenangkan diri. Olahraga juga dapat membantu mengelola amarah.

-Daripada mencapai kesimpulan, pikirkan solusi yang mungkin.

-Bergabunglah dengan kelas manajemen amarah yang dapat memberi berbagai tips dan trik untuk mengatasi masalah terkait kemarahan.

Baca juga: Gampang Marah karena Lapar, Ini Pemicunya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

18 jam lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

19 jam lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

1 hari lalu

Ilustrasi anak marah atau berteriak. shutterstock.com
Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

Perhatian buat orang tua, bermain gawai dalam waktu lama dapat memicu perilaku negatif seperti tantrum pada anak.


Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

3 hari lalu

Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.


Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

3 hari lalu

Ilustrasi menopause. shutterstock.com
Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

Pemilik kolesterol tinggi perlu mewaspadai gejala menopause yang kian berat, terutama risiko penyakit kardiovaskular karena ketiadaan hormon estrogen.


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

8 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

10 hari lalu

Aurelie Moeremans saat melakukan upacara melukat. Foto: Instagram.
Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

Aurelie Moeremans mengungkapkan dirinya saat ini tengah menepi dari media sosial untuk penyembuhan dari depresi yang dirasakannya.


Luapkan Amarah dengan Menulis Lalu Membuangnya

12 hari lalu

Ilustrasi anak menulis (Pixabay.com)
Luapkan Amarah dengan Menulis Lalu Membuangnya

Ada beragam cara orang meluapkan amarah. Menulis perasaan negatif dan membuangnya dianggap bisa atasi amarah.


Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

12 hari lalu

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

Selain pada mental, depresi juga bisa berdampak pada fisik dan sosial. Berikut gejala depresi pada fisik, mental, dan sosial.


Perjalanan Kim Jonghyun, Personel Grup SHINee yang Kariernya Berakhir Tragis

16 hari lalu

Sebuah potret Kim Jong-hyun, yang lebih dikenal dengan nama panggung Jonghyun SHINee, terlihat di sebuah rumah sakit di Seoul, Korea Selatan,  19 Desember 2017. Penyanyi utama dari boy band ini mati diduga bunuh diri. AP
Perjalanan Kim Jonghyun, Personel Grup SHINee yang Kariernya Berakhir Tragis

Kematian tragis Jonghyun SHINee telah memunculkan perbincangan baru di Korea Selatan tentang tekanan yang berat yang diberikan oleh industri hiburan.