Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasangan Anda Bisa Jadi Mengidap Peter Pan Syndrome Jika Enggan Komitmen

Reporter

image-gnews
Ilustrasi cinta semu. shutterstock.com
Ilustrasi cinta semu. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sindrom Peter Pan atau Peter Pan syndrome merupakan kondisi psikologis di mana seorang pria dewasa bersikap seperti anak-anak. Ciri-ciri pengidap sindrom ini umumnya cenderung hanya ingin bersenang-senang, enggan melakukan komitmen jangka panjang seperti pernikahan.

Penggunaan istilah Sindrom Peter Pan pertama kali dikemukakan oleh seorang psikolog, Dan Kiley. Dia menulis buku berjudul The Peter Pan Syndrome: A Men Who Have Never Grown Up (Sindrom Peter Pan: Seorang Pria yang Tidak Pernah Tumbuh Dewasa).

Sindrom ini merupakan gambaran kondisi psikologi seorang pria dewasa yang tidak bisa menerima tanggung jawab, atau tidak siap melakukan komitmen. Biasanya terjadi pada pria berusia 20 tahun ke atas.

Menurut Ahmad Gimmy, seorang psikolog klinis di Universitas Padjajaran Bandung, Sindrom Peter Pan bukan termasuk ke dalam golongan penyakit mental (psikopatologi). Dia mengatakan, istilah ini hanya digunakan orang awam untuk memudahkan penggambaran karakter seseorang yang tidak bisa bertindak dewasa sesuai usianya.

Sindrom ini dapat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua yang salah. Oran gtua yang terlalu protektif, membuat anak tidak bisa belajar mandiri dalam menghadapi masalah. Dilansir dari laman canal.ugr.es, Humbelina Robles Ortega, seorang profesor psikologi di Universitas Granada, Spanyol memberikan peringatan, bahwa pola asuh yang terlalu protektif bisa mengakibatkan anak mengalami sindrom Peter Pan. 

Terbiasa dimanjakan sejak kecil membuat seseorang tidak bisa move on dari masa kanak-kanan dan remaja yang dirasa sangat menyenangkan. Sehingga mereka ingin terus berada di masa itu, di mana semua hal ditangani oleh orangtua dan dia bisa bersenang-senang sepuasnya. 

Hal senada diungkapkan oleh Pustika Rucita, B.A., MPsi, seorang psikolog klinis dari Tiga Generasi. Dia menyatakan, faktor utama terjadinya sindrom ini ialah pola pengasuhan orangtua yang tidak tepat. Bahkan trauma atau kejadian buruk di masa lalu juga bisa menjadi pemicu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rucita juga mengatakan, pola asuh orangtua yang cenderung otoriter, terlalu memanjakan atau permisif yang membuat sindrom ini menjangkiti anak laki-laki saat ia berusia dewasa. Rucita juga menambahkan, selain pola asuh terlalu protektif, orang tua  otoriter, yang selalu mengatur setiap hal kecil dalam hidup anak, akan membuat anak tidak bisa mandiri. Hal ini menyebabkan anak tumbuh dalam ketakutan, tidak memiliki rasa percaya diri, selalu merasa ragu pada kemampuannya sendiri.

Baik anak yang terlalu dimanjakan, atau dibesarkan secara otoriter, keduanya sama-sama kesulitan untuk belajar memikul tanggung jawab. Anak selalu dimanja, akan berpikir dia bisa mendapatkan apapun yang inginkan tanpa perlu bekerja keras. Sedangkan anak yang dibesarkan oleh orangtua yang terlalu mengatur, tidak akan bisa berjuang meraih keinginannya sendiri.

Jadilah orang tua lebih tegas, tidak memanjakan anak secara berlebihan. Selain itu,  beri juga anak kebebasan untuk melakukan beberapa hal sesuai kemampuannya. Anak yang memiliki Peter Pan syndrome kelak akan mengalami masalah di tempat kerja dan pergaulan sosial saat dewasa. Karena itu, kita sebagai orang tua harus memastikan bahwa hal tersebut tidak terjadi. 

NAUFAL RIDHWAN ALY 

Baca: Psikolog: Raffi Ahmad Kena Sindrom Peter Pan

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

10 jam lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.


Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

14 jam lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon
Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.


Jelang Pernikahan Anaknya, Bamsoet Gelar Pengajian dan Siraman

1 hari lalu

Jelang Pernikahan Anaknya, Bamsoet Gelar Pengajian dan Siraman

Bamsoet bersama keluarga menyelenggarakan prosesi pengajian dan siraman menggunakan adat Sunda untuk putri ke limanya, Saras Shintya Putri atau Cacha yang akan menikah dengan Avicenna Athalla Zaki Ghani Alli atau Athalla, pada Sabtu, 20 April 2024.


Saran buat Pasangan Usia Paruh Baya yang Tengah Membangun Hubungan dan Ingin Menikah

3 hari lalu

Pasangan paruh baya berjalan bergandengan di bawah pohon saat musim gugur di Sheffield Park Garden, Haywards Heath, Inggris, Senin 20 Oktober 2014. REUTERS/Luke MacGregor
Saran buat Pasangan Usia Paruh Baya yang Tengah Membangun Hubungan dan Ingin Menikah

Membangun hubungan baru di umur yang sudah tidak muda atau usia paruh baya punya tantangan unik tersendiri. Berikut hal yang perlu dipahami.


3 Ucapan Sungkeman dalam Tradisi Jawa Saat Lebaran

10 hari lalu

Reino Barack melakukan sungkem pada ibu mertuanya Wati Nurhayati saat prosesi sungkeman pada acara penikahan dengan Syahrini yang digelar di Masjid Camii, Tokyo, Jepang, 27 Ferbruari 2019.  Syahrini dan Reino Barack kompak membagikan foto lamaran, kali ini keduanya mengunggah momen sungkeman sebelum menjalani prosesi akad nikah. Instagram/@reinobarack
3 Ucapan Sungkeman dalam Tradisi Jawa Saat Lebaran

Tradisi sungkeman biasanya dilakukan oleh anak kehadapan orang tuanya saat lebaran.


Gerhana Matahari Total Dirayakan Besar-besaran di Amerika Utara

10 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
Gerhana Matahari Total Dirayakan Besar-besaran di Amerika Utara

Perayaan gerhana matahari di Amerika Utara dilakukan besar-besaran. Ada pesta pernikahan hingga pertunjukan musik.


Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

11 hari lalu

Ilustrasi Baby Sister / pengasuh anak / penjaga anak yang galak. youtube.com
Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

Psikolog menyarankan selain menitipkan pada orang yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya, perhatikan ini saat menyerahkan tugas mengasuh anak.


10 Sinyal Pasangan Serius Membangun Hubungan

12 hari lalu

Ilustrasi pasangan (pixabay.com)
10 Sinyal Pasangan Serius Membangun Hubungan

Tak perlu menunggu hubungan berjalan lama, komitmen bisa muncul jika pasangan serius menjalin hidup bersama. Berikut tandanya.


Kisah Inspiratif Office Boy yang Kini Sukses Menjadi Bos

18 hari lalu

Kosim, mantan office boy yang kini sukses menjadi bos. Dok. Nawakara
Kisah Inspiratif Office Boy yang Kini Sukses Menjadi Bos

Di mana ada tekad kuat maka di situ akan ada jalan. Dan mantan office boy bernama Kosim sudah membuktikannya dengan menjadi seorang manajer umum.


10 Takhayul Terkait Pernikahan, Masih Percaya?

19 hari lalu

Ilustrasi pasangan menikah/pernikahan. Shutterstock
10 Takhayul Terkait Pernikahan, Masih Percaya?

Selain tradisi pernikahan, pilihan tema dan nuansa yang berbeda, takhayul yang dipercaya setiap pasangan dan kerabatnya juga tak selalu sama.