Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Perbedaan KIPI Berat dan Ringan, serta Cara Mengatasinya

image-gnews
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin Covid-19 yang diselenggarakan di Mbloc Space, Jakarta, Sabtu, 7 Agustus 2021. Vaksinasi Covid-19 yang bertajuk 'Creative Vaccine Nation' itu menyasar para pekerja industri kreatif, para pekerja, serta pengunjung Mbloc Space untuk mengerjar target 2 juta dosis vaksinasi per hari vaksinasi di seluruh Indonesia. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin Covid-19 yang diselenggarakan di Mbloc Space, Jakarta, Sabtu, 7 Agustus 2021. Vaksinasi Covid-19 yang bertajuk 'Creative Vaccine Nation' itu menyasar para pekerja industri kreatif, para pekerja, serta pengunjung Mbloc Space untuk mengerjar target 2 juta dosis vaksinasi per hari vaksinasi di seluruh Indonesia. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) merupakan bentuk respon tubuh ketika menerima vaksin. Efek vaksinasi yang dialami tiap orang berbeda. Umumnya, KIPI terjadi sementara waktu, bergejala ringan, serta akan hilang sendirinya tanpa pengobatan.

Mengutip laman resmi Dinas Kesehatan Klaten, dinkes.klatenkab.go.id, gejala KIPI dapat dibagi mulai dari ringan hingga berat. Gejala ringan cenderung bersifat lokal, mudah diatasi dan bisa hilang dengan sendirinya seperti demam, pusing maupun nyeri. Sementara gejala berat biasanya seperti kecacatan, syok anafilaktik dan alergi namun tidak berlangsung lama.

Melansir corona.jakarta.go.id, KIPI diklasifikasikan dalam lima kategori berdasarkan penyebabnya.

Pertama, reaksi KIPI terkait komponen vaksin yang digunakan. KIPI yang terjadi dalam kategori ini disebabkan oleh satu atau beberapa komponen yang terkandung di dalam vaksin. Komponen-komponen vaksin antara lain antigen, adjuvan, antibiotik, dan bahan pengawet (stabilizer dan preservatives).

Kedua, reaksi KIPI berdasarkan cacat mutu vaksin termasuk penggunaan alat untuk pemberian vaksin yang disediakan produsen.

Ketiga, reaksi KIPI akibat kesalahan prosedur. Cara pelarutan vaksin dan pemberian yang salah menjadi penyebab kategori ini. Contohnya jarum yang masuk ke dalam vial untuk mengambil vaksin tidak steril.

Keempat, reaksi KIPI akibat kecemasan karena takut disuntik. KIPI ini terjadi karena penerima vaksin cemas saat atau sesudah pemberian vaksin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terakhir, kejadian koinsiden. Situasi ini disebut sebagai asosiasi temporal, yaitu dua atau lebih kejadian yang terjadi bersamaan.  Contoh kejadian pertama bisa jadi berhubungan atau tidak berhubungan dengan kejadian berikutnya.

Jika mengalami reaksi KIPI ringan, seseroang yang sudah divaksin dianjurkan beristirahat dan jika dibutuhkan, meminum obat penurun panas (sesuai dosis yang dianjurkan) serta perbanyak minum air putih.

Jika terdapat rasa nyeri di tempat suntikan, tetap gerakkan dan gunakan lengan seperti biasa. Apabila perlu, kompres bagian yang nyeri dengan kain bersih yang dibasahi dengan air dingin.

Sedangkan Jika KIPI terjadi lebih dari tiga hari dan mengalami reaksi yang berat, segera menghubungi petugas kesehatan atau pada kontak yang tertera pada kartu vaksinasi, dan situs web pelaporan KIPI yang disediakan Kementerian Kesehatan di keamananvaksin.kemkes.go.id.

GERIN RIO PRANATA

Baca juga: Tips Menghindari KIPI Setelah Vaksinasi Covid-19

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

5 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

6 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

13 hari lalu

Flu Singapura.
Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.


Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

16 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

Kasus DBD di Indonesia meningkat hingga Maret 2024, kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Perhatikan tips antisipasi dari demam berdarah.


3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

22 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?


Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

23 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.


Ini Tanda-tanda Lutut Terkena Tumor Metastasis dari Kanker Paru-paru

31 hari lalu

Ilustrasi nyeri lutut. shutterstock.com
Ini Tanda-tanda Lutut Terkena Tumor Metastasis dari Kanker Paru-paru

Nyeri lutut juga dapat terjadi akibat komplikasi yang tidak biasa dari kanker paru-paru seperti sindrom neoplastik.


Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

41 hari lalu

Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan IMERI-FKUI. Kredit: FKUI
Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.


Sebabkan Nyeri pada Pergelangan Kaki, Kenali Penyebab dan Perawatan Sindrom Tarsal Tunnel

42 hari lalu

Ilustrasi wanita memijat pergelangan kaki bengkak. Freepik.com/Stefamerpik
Sebabkan Nyeri pada Pergelangan Kaki, Kenali Penyebab dan Perawatan Sindrom Tarsal Tunnel

Sindrom Tarsal Tunnel dapat menyebabkan nyeri, kesemutan, mati rasa, sensasi terbakar, atau kelemahan pada pergelangan kaki.


Pentingnya Vaksinasi untuk Memastikan Produktivitas Perusahaan

43 hari lalu

Karyawan KFC yang bertugas di gerai dan kantor mendapatkan vaksinasi Covid-19. Dok. KFC Indonesia
Pentingnya Vaksinasi untuk Memastikan Produktivitas Perusahaan

Pakar menyebut vaksinasi dapat mencegah sejumlah penyakit, antara lain influenza dan DBD, yang dapat mengganggu kinerja perusahaan.