TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 tak kunjung usai hingga saat ini. Berbagai macam upaya pun telah dilakukan untuk menangani pandemi tersebut. Salah satu wacana penanggulangan pandemi yang santer diberitakan sejak awal pandemi adalah herd immunity atau kekebalan komunitas. Dilansir dari who.int, salah satu cara untuk mencapai herd immunity adalah vaksinasi. Lantas, bagaimana cara vaksinasi bisa mewujudkan herd immunity?
Herd immunity dapat terjadi apabila sekelompok orang atau komunitas mempunyai kekebalan tubuh terhadap infeksi virus tertentu. Dilansir dari who.int, herd immunity dapat dicapai melalui dua hal, yakni kekebalan tubuh yang diakibatkan oleh infeksi sebelumnya dan vaksinasi. Guna menangani pandemi Covid-19, World Health Organization (WHO) menggunakan jalur vaksinasi untuk mencapai herd immunity.
Menurut WHO, jalur vaksinasi dipilih karena lebih rasional dan tidak menimbulkan kerugian. Upaya mencapai herd immunity dengan cara membiarkan sekelompok orang atau populasi terinfeksi terlebih dahulu akan menimbulkan kasus dan korban yang tidak seharusnya terjadi. Sementara itu, pemberian vaksin yang terjamin keamanan dan efektivitasnya tidak akan menimbulkan korban jiwa.
Adapun, kedua jalur untuk mencapai herd immunity sebenarnya memiliki tujuan yang sama, yakni memunculkan kekebalan suatu populasi terhadap jenis virus tertentu. Jalur pertama, yakni membiarkan populasi terinfeksi terlebih dahulu, memanfaatkan sistem kekebalan alami di dalam tubuh manusia.
Dilansir dari jhsph.edu, sistem kekebalan tubuh manusia akan mampu menyesuaikan dengan jenis virus tertentu. Akibatnya, setelah suatu virus menginfeksi tubuh, sistem kekebalan akan mampu mengenali dan menciptakan mekanisme perlawanan yang sesuai dengan virus. Meskipun demikian, tidak semua tubuh memiliki sistem kekebalan yang sedemikian kuat. Dalam beberapa kasus, setelah terinfeksi virus, beberapa orang justru mengalami gejala berat bahkan meninggal.
Hal yang berbeda terjadi dengan vaksinasi. Apabila memaparkan suatu populasi dengan virus memanfaatkan sistem kekebalan tubuh bawaan, vaksinasi menggunakan virus yang telah didegradasi kemampuannya. Dilansir dari cdc.gov, vaksin mengandung virus yang sama seperti yang menyebabkan suatu penyakit.
Namun, virus di dalam vaksin tersebut telah diperlemah atau bahkan dimatikan sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi tubuh. Dengan masuknya virus tersebut ke dalam tubuh, sistem kekebalan akan mampu mengenali dan menumbuhkan sistem kekebalan terhadap virus tersebut.
Dengan demikian, vaksinasi menjadi pilihan yang lebih baik untuk mencapai herd immunity dibandingkan menginfeksi suatu populasi. Adapun, vaksinasi juga harus mencapai target tertentu untuk mencapai herd immunity. Dilansir dari muhealth.org, sebanyak 80 hingga 90 persen populasi harus divaksinasi untuk bisa mencapai herd immunity. Hingga kini, jumlah populasi yang telah divaksin belum mencapai target tersebut. Karena itu, para ahli terus menggalakkan vaksinasi kepada masyarakat.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca: Epidemiolog UGM: Herd Immunity di Indonesia Sulit Terjadi