TEMPO.CO, Jakarta - Selain meningkatkan rasa cinta Tanah Air dan konsep nasionalisme konsep, perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia atau HUT RI ke-76 lewat keluarga juga dapat mengembangkan diri dan membentuk sikap anak sejak dini meski di masa pandemi Covid-19.
“Sangat penting mengenalkan perayaan kemerdekaan kepada anak. Pengenalan itu membentuk jiwa nasionalisme untuk bisa mencintai bangsanya. Ini adalah nilai yang perlu sekali dikenalkan kepada anak- anak,”ujar psikolog anak dan remaja lulusan Universitas Indonesia, Ratih Zulhaqqi.
Pengenalan nilai nasionalisme yang ditanamkan sejak kecil lewat momen-momen yang berhubungan dengan pembentukan bangsa Indonesia pun dipastikan bisa terbawa hingga anak beranjak dewasa. Nilai nasionalisme inilah yang nantinya membuat anak akan memiliki kebanggaan dan kecintaan terhadap Indonesia sebagai tanah airnya.
Tak berhenti pada menanamkan rasa nasionalisme, penting mengenalkan Hari Kemerdekaan pada anak juga bisa mengajarkan buah hati makna dari sebuah proses atau pun perjuangan. Lewat perayaan Hari Kemerdekaan, anak-anak tidak hanya belajar mengenai kebebasan tapi juga mekanisme bertahan hidup serta pertahanan diri di masa sulit.
Anak- anak tidak hanya belajar lewat kompetisi biasa, lewat perayaan kemerdekaan di rumah yang berisikan edukasi perjuangan para pahlawan dan pendiri bangsa tentunya mereka belajar mengenai pentingnya proses dalam menjalani kehidupan.
“Perayaan Kemerdekaan itu fokusnya jadi bukan pada selebrasinya tapi memahami bagaimana manusia membentuk yang namanya mekanisme pertahanan diri sehingga anak belajar memperjuangkan apa yang perlu diperjuangkan dalam kehidupan. Nantinya anak akan memiliki jiwa pejuang dan bisa memiliki resiliensi dalam bertahan di situasi gak nyaman,” ujar psikolog yang berpraktek di klinik Kancilku itu.
Lebih lanjut, pemahaman untuk mengenal proses dan perjuangan itu terasa sangat pas dengan kondisi saat ini di masa pandemi COVID-19 yang belum juga usai. Tepat di momen ini anak bisa belajar mencari cara untuk bertahan bersama keluarganya di masa yang membuat masyarakat serba terbatas melakukan aktivitas, khususnya di luar rumah.
Pengenalan tak melulu selebrasi lewat perlombaan dan kompetisi seperti balap karung, makan kerupuk, atau panjat pinang. Orang tua bisa mengajarkan konsep kebebasan dan perjuangan kepada anak dengan cara-cara yang mudah dan tanpa memakan banyak biaya.
“Misalnya anak-anak diajarkan untuk mengemukakan pendapat di dalam rumah. Di samping itu, orang tua pun harus biasakan diri untuk mendengar apa yang dikatakan oleh anak. Dengan cara itu orang tua mengajarkan pada anak makna kebebasan untuk pikiran,” jelas Ratih.
Pada saat anak memberikan pendapat, orang tua juga tidak boleh mengecilkan pendapat anak karena usianya lebih muda. Meski demikian, bukan berarti setiap perkataan anak disetujui namun ada proses evaluasi di setiap pengambilan pendapat dalam keputusan yang harus diambil bersama dalam keluarga.
Dengan mengajarkan kebebasan berpendapat dan berpikir, orang tua juga telah turut serta mendukung dan memupuk rasa percaya diri anak. Anak yang diberi ruang sejak dini di dalam keluarga akan memiliki kepercayaan diri yang lebih baik saat beranjak dewasa.
Contoh lain yang bisa dilakukan untuk merayakan momen kemerdekaan dengan mempelajari sejarah para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan dan juga nilai-nilai moral yang bisa dipetik dari setiap sejarah itu. Cara ini bisa diterapkan kepada berbagai usia, disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan. Anak bisa mendapatkan edukasi tentang kisah berdirinya bangsa Indonesia serta bisa meneladani nilai-nilai positif dari para pahlawan.
Nilai- nilai itu juga bisa dipraktikkan di kehidupan sehari-hari, misalnya meneladani sikap berani pahlawan. Untuk anak balita, sikap berani itu bisa langsung dilakukan dengan cara berani ke WC sendiri, memilih baju sendiri, atau berkaitan dengan hal- hal yang belum pernah dilakukan anak namun sebenarnya bisa dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Manfaat Ikut Perayaan HUT RI buat Anak