Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kiat Jaga Kesehatan Mental Generasi Sandwich

Reporter

image-gnews
Ilustrasi keluarga besar. shutterstock.com
Ilustrasi keluarga besar. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Generasi sandwich adalah istilah yang merujuk pada orang yang terjepit di antara tuntutan merawat orang tua yang telah lanjut usia dan anak-anak yang masih bergantung padanya, baik secara fisik, mental-emosional, maupun finansial. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh dua orang pekerja sosial, Dorothy Miller dan Elaine Broody, pada 1981 untuk menggambarkan pelaku rawat (caregiver) yang terjepit di antara dua generasi.

Sebagai pelaku rawat, orang yang berada di generasi sandwich umumnya dituntut untuk memberikan dukungan fisik, mental-emosional, dan finansial baik bagi anak-anaknya dan juga orang tuanya yang telah lanjut usia. Secara umum, karakteristik generasi sandwich biasanya adalah pria dan wanita berusia 30 tahun ke atas yang telah menikah dan bekerja. Generasi ini menanggung beban dan tanggung jawab dalam memberikan perawatan dan layanan, seperti transportasi, pengaturan makan, perawatan kesehatan, dan urusan rumah tangga lain, baik bagi anak-anak maupun orang tua.

Survei di Amerika Serikat tahun 2007 menunjukkan generasi sandwich yang terdiri dari usia 35-54 tahun mengalami tingkat stres lebih tinggi karena dituntut untuk menyeimbangkan peran dalam perawatan anak dan juga orang tua. Hampir 40 persen wanita generasi sandwich melaporkan tingkat stres yang ekstrem. Stres ini tidak hanya mempengaruhi relasi personal terhadap pasangan, anak, dan keluarga namun juga kesejahteraan diri sendiri.

Menurut dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ, spesialis kedokteran jiwa RS. Pondok Indah, generasi sandwich yang menjadi pelaku rawat bagi dua generasi ini lebih rentan mengalami berbagai masalah kesehatan mental, seperti burnout (kelelahan fisik dan mental), gangguan tidur (banyak tidur atau kurang tidur), perasaan bersalah, khawatir terus-menerus, hilang minat terhadap aktivitas yang sebelumnya disenangi, kecemasan, dan depresi.

"Pada akhirnya, kondisi mental tersebut juga bisa mempengaruhi kesehatan fisik, seperti kadar hormon stres yang lebih tinggi, lebih sering izin sakit dari pekerjaan kantor karena terinfeksi penyakit menular, respons imunitas yang lebih rendah terhadap influenza, penyembuhan luka yang lebih lambat, tingkat obesitas lebih tinggi, dan risiko penurunan kesehatan mental yang lebih tinggi," ujar Zulfia.

Tantangan menjadi bagian dari generasi sandwich di masa pandemi COVID-19 semakin meningkat karena kebutuhan untuk merawat kesehatan anak dan orang tua agar terlindungi dari infeksi COVID-19 juga semakin besar. Pada saat yang bersamaan, individu tersebut juga harus tetap menjaga imunitas diri agar tidak terinfeksi.

Karenanya, penting sekali bagi generasi sandwich untuk mempelajari cara menjaga kesehatan, baik fisik maupun mental, serta menyeimbangkan berbagai peran. Peran rangkap generasi sandwich memiliki dampak negatif, baik dari aspek fisik, psikologis, emosional, dan beban finansial.

Penelitian Evans dkk. pada 2016 menunjukkan wanita generasi sandwich perlu memiliki strategi untuk dapat menyeimbangkan peran sebagai ibu, perawat lansia, dan pekerja. Zulfia mengatakan ada enam strategi untuk menyeimbangkan peran tersebut, yaitu menjaga kesehatan dan kesejahteraan, menekan perfeksionisme, mengelola waktu dan energi, melepaskan tanggung jawab, memelihara hubungan sosial dan timbal balik.

Strategi menyeimbangkan peran bagi generasi sandwich amat diperlukan untuk menjaga agar tingkat stres dapat ditekan. Bagaimana caranya? Meminta bantuan, karena selama ini tidak jarang generasi sandwich yang mengerjakan banyak hal sendiri. Carilah bantuan untuk mengerjakan beberapa tugas rumah tangga, pengaturan pengurusan anak dan orang tua, dan sebagainya. Meminta bantuan bukanlah sebuah tanda kelemahan namun kekuatan dalam hal mengelola tugas yang perlu dikerjakan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka juga perlu meluangkan waktu untuk sendiri. Kesibukan menjalankan peran mengurus dua generasi kadang membuat wanita generasi sandwich tidak memiliki waktu untuk diri sendiri. Ambil waktu khusus untuk melakukan hal bagi diri, misalnya mengerjakan hobi atau sekadar bersantai dan memanjakan diri.

Kemudian, adakanlah pertemuan keluarga. Pertemuan keluarga dapat menjadi suatu wadah untuk saling mencurahkan isi hati serta memberi dukungan satu sama lain. Pertemuan keluarga juga dapat digunakan untuk mendiskusikan berbagai masalah yang dihadapi dan bersama fokus mencari solusi. Hal ini juga dapat meningkatkan kedekatan antaranggota keluarga dan memperkuat dukungan sosial bagi generasi sandwich.

Menurut penelitian Kusumaningrum (2018), semakin tinggi persepsi dukungan sosial, maka semakin rendah beban pengasuhan yang dirasakan oleh generasi sandwich. Pada kondisi pandemi ini, pertemuan keluarga dapat dilakukan melalui daring. Hal ini tidak mengurangi rasa keintiman yang ada di tengah keluarga.

Pertahankanlah komunikasi yang baik dalam lingkungan. Saat lelah dan stres, pola komunikasi dapat sangat terpengaruh dan cenderung mengarah pada pola komunikasi yang lebih emosional. Ketika pola komunikasi diwarnai ketidaknyamanan dan konflik, tingkat stres cenderung meningkat. Pelajarilah cara komunikasi yang asertif dan baik untuk tetap menjaga suasana tenang dan nyaman dalam menjalankan peran sebagai generasi sandwich.

Untuk menekan stres, generasi sandwich kadang juga perlu melepaskan kendali. Sesekali, lepaskan kendali terhadap segala sesuatu. Perfeksionisme dapat menghasilkan stres yang lebih tinggi. Pelajari cara untuk tidak selalu mengatur semua hal di kehidupan. Lakukan delegasi atau menyerahkan tugas tertentu pada orang lain.

Terakhir, tentu saja nikmati momen yang ada dengan baik. Upayakan untuk dapat menikmati momen yang dimiliki saat ini. Nikmati peran dalam merawat anak dan melihat pertumbuhan serta perkembangan anak serta nikmati peran dalam merawat orang tua sebagai wujud kasih sayang dan bakti.

Buatlah setiap momen menjadi berharga di kehidupan Anda dan keluarga. Apabila berbagai cara meredakan stres di atas telah dilakukan tetapi tetap merasa tertekan atau depresi serta tidak dapat menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari dengan baik, sebaiknya berkonsultasi dengan profesional di bidang kesehatan mental seperti psikolog klinis atau psikiater.

Baca juga: Generasi Sandwich Generasi Terjepit, Tips 5 Langkah Selamatkan Keuangan

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

1 hari lalu

Ilustrasi wanita menyikat gigi. Foto: Unsplash.com/Diana Polekhina
Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

1 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

1 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

2 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. TEMPO/Tony Hartawan
OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?


Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

3 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah


Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

3 hari lalu

Ilustrasi anak pemalu. thrivingnow.com
Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial


Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

4 hari lalu

Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.


Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

4 hari lalu

Ilustrasi keluarga memasak bersama. Freepik.com
Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

Hari Kartini merupakan momentum refleksi masih banyak persoalan terkait perempuan dan anak. Ini harapan sosiolog.


Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

5 hari lalu

Ilustrasi sakit punggung. Freepik.com/Gpointstudio
Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

Stres sebabkan sakit punggung bisa terjadi lantaran tubuh Anda mengalami reaksi kimia sebagai respons terhadap stres.


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

6 hari lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.