TEMPO.CO, Jakarta - Kamar mandi dikenal sebagai salah satu tempat di rumah yang rawan penyebaran penyakit. Sikat gigi dan spons mandi menjadi sumber penyakit di dalam kamar mandi. Jika tidak diganti secara berkala, barang itu akan membuat penggunanya mengalami gangguan kesehatan.
Spons adalah alat mandi untuk eksfoliasi yang biasa digosokkan ke kulit saat mandi. Karena lingkungan kamar mandi yang hangat dan basah, sikat gigi dan spons lama akan mudah dipenuhi dengan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi kulit. Dilansir dari Womensweekly, berikut hal yang harus diwaspadai jika jarang mengganti sikat gigi dan spons.
Baca Juga:
Sikat gigi
Menurut dokter kulit Low Chai Ling dari The Sloane Clinic, penelitian telah menemukan rata-rata sikat gigi mengandung sekitar 10 juta kuman. Ada juga persentase tinggi bakteri berbahaya yang dapat membuat sakit, seperti staphylococci, streptococci, E. coli dan candida.
Partikel dan kuman terbawa udara dan menempel ke sikat gigi. Anda tidak dapat melihat penumpukan kuman tetapi bulu yang rusak dan patah cenderung menyimpan bakteri ini. Ganti sikat gigi setiap 3-4 bulan. Bulu sikat yang rontok atau rusak tidak akan membersihkan gigi secara efektif.
Spons
Spons juga perlu diganti secara teratur. Alat mandi tersebut mungkin penuh dengan jamur dan bakteri. Organisme jahat dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat di celah-celah. Lalu, organisme tersebut dapat menyebar ke kulit, menyebabkan ruam serta infeksi kulit lain.
Setelah menggunakan spons, peras untuk menghilangkan kelebihan air, lalu gantung di tempat yang berventilasi baik hingga kering. Ingat, bahan sintetis seperti spons jaring lebih cepat kering daripada spons alami. Ganti spons setiap 3-4 minggu. Lalu pada jenis spons jaring, ganti setiap delapan minggu sekali.
Baca juga: Jaga Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Cara Simpel Berikut