TEMPO.CO, Jakarta - Pada 13 Agustus 2021, Indonesia menerima hibah 8 juta dosis vaksin Moderna melalui Covax Facility. Kini, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber, vaksin tersebut telah didistribusikan ke berbagai daerah dengan tingkat penularan tinggi. Adapun target vaksinasi Moderna mencakup tiga kelompok, yakni tenaga kesehatan, ibu hamil, dan masyarakat umum yang belum divaksin sama sekali.
Pemberian vaksin Moderna pun memantik pertanyaan terkait efektivitas vaksin ini. Beberapa riset yang dilakukan oleh lembaga kesehatan menemukan bahwa vaksin Moderna memiliki efektivitas yang tidak kalah kuat dengan berbagai vaksin Covid-19 lainnya. Karena itu, dalam beberapa uji klinis, vaksin Moderna dapat digunakan untuk penanganan pandemi.
Studi dari World Health Organization (WHO) menemukan bahwa efektivitas vaksin Moderna dalam menangkal Covid-19 adalah 94,1 persen. Adapun tingkat efektivitas tersebut didapat setelah dilakukan pengujian berskala besar. Tingkat efektivitas tersebut berada di atas batas rekomendasi WHO, yakni 50 persen.
Selain itu, dilansir dari yalemedicine.org, vaksin Moderna juga terbukti lebih efektif melawan Covid-19 dibanding vaksin Pfizer. Perusahaan yang memproduksi vaksin Pfizer mengungkapkan bahwa vaksin mereka memiliki efektivitas sebanyak 91,3 persen dalam menghadapi Covid-19. Sementara itu, pengujian yang dilakukan oleh produsen vaksin Moderna menemukan bahwa vaksin mereka 94,1 persen efektif dalam menangani Covid-19.
Beberapa riset juga menemukan bahwa vaksin Moderna efektif dalam menangani berbagai jenis mutasi virus SARS-CoV-2. Dilansir dari modernatx.com, vaksin Moderna efektif terhadap varian delta, kappa, alpha, dan beta. Namun, khusus varian delta, vaksin Moderna efektivitasnya dua kali lebih lemah dibanding varian virus lainnya. Karena sama-sama menggunakan teknologi mRNA, efektivitas vaksin Moderna terhadap varian delta diperkirakan sama dengan vaksin Pfizer. Namun, beberapa studi lanjut perlu dilakukan untuk mengukur efektivitas vaksin Moderna.
Selain efektivitas, beberapa pengujian juga melaporkan adanya efek samping yang timbul setelah vaksinasi Moderna. Dilansir dari fda.gov, Food and Drug Administration memberikan label berbahaya pada vaksin Moderna. Pemberian label tersebut dilatarbelakangi oleh ditemukannya beberapa kasus radang jantung pada orang berusia muda yang telah divaksin Moderna. Adapun kasus tersebut hanya terjadi dalam skala kecil, yakni pada 12,6 per satu juta vaksinasi.
NAOMY A. NUGRAHENI