Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Beberapa Artis Mengaku OCD, Apa itu Obsessive Compulsive Disorder?

Reporter

image-gnews
Prilly Latuconsina. Foto: Instagram/@prillylatuconsina96
Prilly Latuconsina. Foto: Instagram/@prillylatuconsina96
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di Indonesia, artis Rina Nose, Prilly Latuconsina sampai penyanyi Ari Lasso terang-terangan menyebut dirinya pengidap Obsessive Compulsive Disorder (OCD), yaitu gangguan yang membuat sesorang mengalami perilaku obsesif dan komplusif yang sulit disingkirkan.

"Aku itu, OCD atau Obsessive Compulsive Disorder. Misalnya lagi make-up nih, terus tiba-tiba melihat sepatuku posisinya miring sedikit itu pasti langsung dibenarkan. Kalau enggak, aku pasti merasa tidak tenang," kata Prilly Latuconsina. 

Sedangkan Rina Nose, "Ya, saya OCD (Obsessive Compulsive Disorder) yang merupakan gangguan mental yang mengharuskan saya memastikan segala sesuatu secara berulang-ulang, dan jika tidak dilakukan maka saya akan merasa cemas!" kata dia.

Namun, bagaimana cara mengenali gangguan ini secara umum? Yayasan OCD Internasional dalam situs resmi iocdf.org menjelaskan bahwa, gangguan OCD termasuk gangguan kesehatan mental yang dapat mempengaruhi orang-orang dari segala usia dan lapisan masyarakat, dan menyebabkan penderitanya terjebak dalam siklus obsesi dan kompulsi .

Obsesi adalah pikiran, gambaran, atau dorongan yang tidak diinginkan dan mengganggu, sehingga memicu perasaan tak enak yang menyusahkan diri sendiri. Sementara kompulsi, yaitu perilaku yang dilakukan individu untuk coba menyingkirkan atau mengurangi keresahan akibat obsesi.

Berdasar Rethink Mental Ilnes pada laman www.rethink.org, pikiran-pikiran obsesif yang dialami pasien OCD sama sekali tidak diinginkan dan tidak dapat dikendalikan. Pikiran-pikiran tersebut dapat membuat pasien OCD merasa tertekan, cemas, atau bersalah. Contoh umum pikiran obsesional pasien OCD meliputi:

1. Khawatir makanan mungkin terkontaminasi benda, kuman, maupun zat asing.
2. Khawatir sesuatu yang buruk akan terjadi apabila benda tidak tersusun rapi dan simetris.
3. Khawatir diri sendiri maupun orang lain dalam bahaya.
4. Pikiran-pikiran atau gambaran yang menganggu secara seksual.
5. Terus menerus memikirkan hubungan dengan pasangan, baik masalah seksualitas, prasangka pasangan tidak setia, dan kandasnya hubungan dengan tiba-tiba.

Sedang itu, American Psychiatric Association di laman psychiatry.org mendefinisikan perilaku komplusif sebagai tindakan yang dilakukan pasien OCD untuk mengurangi kecemasan akibat obsesi yang ada dalam pikirannya, misalnya berulang kali mencuci tangan karena berpikir tangannya terkontaminasi atau akan terkontaminasi kuman. Dalam kasus yang paling parah, pengulangan ritual yang konstan dapat membuang waktu dan menganggu rutinitas normal penderita OCD. Ciri khas umum perilaku komplusif pasien OCD meliputi:

1. Mencuci tangan, mandi, menyikat gigi, atau ke toilet secara berlebihan.
2. Membersihkan benda-benda rumah tangga berulang kali.
3. Mengatur sesuatu dengan cara tertentu.
4. Berulang kali memeriksa kunci, sakelar, atau peralatan lain.
5. Terus menerus mencari persetujuan atau kepastian.
6. Penghitungan berulang ke angka tertentu.

Untuk mengelola perilaku OCD, Help Guide di situsnya helpguide.org menyarankan agar pasien OCD mengenali pemicu pikiran obsesif dan komplusif, kemudian buat catat daftar pemicu dan strategi yang dilakukan untuk meredakannya. Selain itu, pasien OCD perlu menahan diri untuk tidak berperilaku secara berulang.

DELFI ANA HARAHAP

Baca: Idap OCD, Rina Nose Mudah Cemas di Tempat Kotor dan Berantakan

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

1 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah


Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

1 hari lalu

Ilustrasi anak pemalu. thrivingnow.com
Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial


Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

2 hari lalu

Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.


Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

6 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

6 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


Film Temurun Angkat Kisah tentang Misteri Tradisi Penerus Perusahaan Keluarga

7 hari lalu

Film Temurun yang dibintangi Yasamin Jasem dan Bryan Domani. Dok. Sinemaku Pictures
Film Temurun Angkat Kisah tentang Misteri Tradisi Penerus Perusahaan Keluarga

Film Temurun menampilkan Yasamin Jasem dan Bryan Domani sebagai pemeran utama, sementara Umay Shahab dan Prilly Latuconsina menjadi produsernya.


Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

9 hari lalu

Ilustrasi wanita lelah bekerja. Freepik.com
Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

Jika karyawan mengalami burnout, bukan hanya ia sendiri yang harus mencari solusi mengatasinya. Atasan juga perlu memperhatikan hal ini.


Kak Seto Minta Game Mengandung Kekerasan dan Konten Negatif Diberantas

11 hari lalu

Ilustrasi anak main game. Shutterstock.com
Kak Seto Minta Game Mengandung Kekerasan dan Konten Negatif Diberantas

Kak Seto mengatakan game atau permainan dengan kekerasan dan konten negatif mesti dibersihkan karena berdampak buruk pada anak.


Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

11 hari lalu

Ilustrasi lansia. Mirror.co.uk
Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

Banyak warga senior yang merasa kesepian setelah masa pensiun sehingga mempengaruhi kesehatan mental dan fisik. Apa yang perlu dilakukan?


Prilly Latuconsina Soal Gunakan Gas 3 Kg, Pembelian Gas Melon Harus dengan KTP

12 hari lalu

Prilly Latuconsina mengunggah fotonya saat sedang masak untuk Lebaran, Selasa 9 April 2024. Foto: Instagram
Prilly Latuconsina Soal Gunakan Gas 3 Kg, Pembelian Gas Melon Harus dengan KTP

Prilly Latuconsina menggunakan gas 3 kg disorot warganet. Untuk dapatkan gas melon itu harus disertai KTP.