Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perlunya Deteksi Dini Kanker Paru untuk Memperbesar Harapan Hidup

Reporter

image-gnews
Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Selain merokok, kanker paru juga bisa tercetus melalui pola hidup tak sehat, seperti pola tinggi daging merah (daging dalam kondisi kering dan matang karena mengandung nitrosamin), sering mengonsumsi suplemen mengandung betakaroten dalam jumlah banyak, dan meminum air dengan kandungan arsen. Pakar kesehatan menyarankan orang-orang, khususnya perokok melakukan deteksi dini melalui skrining paru untuk mengurangi risiko meregang nyawa akibat kanker paru.

Spesialis patologi anatomi RS Dharmais, dr. Evlina Suzanna, Sp.PA., menuturkan waktu skrining saat ini tak lagi didasarkan pada usia tetapi lamanya orang terpapar asap rokok dan polutan di sekitar. Pemeriksaan yang bisa dijalani mulai dari foto toraks untuk mendeteksi tumor atau kanker pada paru dengan hasil dua dimensi, PET Scan, yakni menggunakan cairan glukosa yang mengandung zat radioaktif dan MRI untuk melihat penyebaran kanker. Saat ini, orang juga bisa meminta dilakukannya CT scan dosis rendah untuk mendeteksi tumor atau kanker dengan hasil tiga dimensi, mulai usia 20 atau 25 tahun.

Bagi perokok, spesialis penyakit dalam subspesialisasi hematologi-onkologi medik di RSCM, Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, menyarankan CT scan tahunan, khususnya yang merokok 20 bungkus per tahun dan telah berhenti merokok 15 tahun terakhir.

"Selama 15 tahun merokok saja masih harus dilakukan CT scan dosis rendah, dilihat lamanya dia merokok," katanya.

Penetapan atau diagnosis kanker paru ditentukan ahli patologi anatomik melalui pemeriksaan sampel jaringan yang diambil melalui biopsi jarum atau dengan biopsi terbuka ke organ paru. Ahli patologi akan menetapkan diagnosis kanker paru, yaitu menetapkan jenis dan derajat keganasan. Setelah diagnosis ditegakkan maka tim multidisiplin akan menetapkan stadium dan rencana penanganan ataupun pengobatan.

Ikhwan mengatakan semakin dini kanker ditemukan maka peluang harapan juga semakin tinggi. Sebanyak 57 persen pasien kanker paru stadium awal diketahui masih hidup dalam 5 tahun. Sementara itu, hanya 5,2 persen pasien stadium lanjut yang hidup dalam 5 tahun. Dari sisi gejala, kanker paru bisa ditandai dengan rasa tidak enak di dada, batuk, sesak, batuk darah. Bila tumor sudah menyebar ke dada maka bisa menimbulkan nyeri dada, susah menelan, suara serak, sesak, muka dan tangan bengkak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Bila benjolan semakin besar ada di paru, baru orang merasa gejala tidak enak dada, batuk dan bisa menyebabkan batuk darah karena kanker sudah menyebabkan robekan pada pembuluh darah di paru," tutur Ikhwan.

Sementara apabila tumor sudah menyebar ke luar dada, maka orang bisa mengalami nyeri tulang, patah tulang, kebingungan, perubahan kepribadian, kelumpuhan, sakit kepala, pembesaran kelenjar getah bening, kejang, mual, muntah, lemah dan penurunan berat badan.

Beberapa penyakit pun diketahui menempatkan orang pada risiko lebih tinggi terkena kanker paru seperti PPOK, asma (1,8 kali lebih tinggi), dan tuberkulosis (1,5 kali setelah 20 tahun). Oleh sebab itu, jauhi merokok, makan banyak buah dan sayur, melakukan aktivitas fisik, minimalkan paparan zat karsinogen karena lebih baik mencegah daripada mengobati.

Baca juga: Stop Merokok, Kunci Mencegah Kanker Paru

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemudik Musiman Lebaran Harap Perhatikan, Nekat Merokok di Dalam Kereta Api Bakal Diturunkan Paksa

1 hari lalu

Kepadatan penumpang di Stasiun Tugu Yogyakarta pada H+1 lebaran atau Selasa, 3 Mei 2022. Dok. PT KAI Daop 6 Yogyakarta
Pemudik Musiman Lebaran Harap Perhatikan, Nekat Merokok di Dalam Kereta Api Bakal Diturunkan Paksa

Sejak Januari hingga Maret 2024 setidaknya sudah ada 11 penumpang Kereta Api yang diturunkan paksa karena kedapatan merokok di dalam kereta.


Dua Orang Dekat Pangeran William Mengidap Kanker, Ini 7 Jenis Kanker Mematikan di Dunia

1 hari lalu

Pangeran William dan Kate Middleton terlihat bersama pada Senin, 11 Maret 2024 usai operasi perut yang dilakukan Putri Wales , Januari lalu. Foto: Bruce Bennet via Daily Mail.
Dua Orang Dekat Pangeran William Mengidap Kanker, Ini 7 Jenis Kanker Mematikan di Dunia

Kanker jadi penyebab kematian paling tinggi di dunia setelah jantung dan stroke, dua orang dekat Pangeran William terkena penyakit itu.


3 Fakta Kanker Karena Faktor Keturunan, Cara Mendeteksi dan Tips Mencegahnya

1 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Wikipedia
3 Fakta Kanker Karena Faktor Keturunan, Cara Mendeteksi dan Tips Mencegahnya

Ada sejumlah cara untuk mengetahui apakah Anda memiliki gen kanker yang diwariskan atau tidak.


Muncul ke Publik Pertama Kali, Raja Charles III Siap Hadiri Acara Paskah

1 hari lalu

Jenis kanker yang diidap Raja Charles belum diungkap. Sel kanker itu ditemukan saat Raja menjalani pengobatan pembesaran prostat baru-baru ini. Namun, menurut kabar, kanker yang diderita Raja Charles bukan kanker prostat. REUTERS/Toby Melville
Muncul ke Publik Pertama Kali, Raja Charles III Siap Hadiri Acara Paskah

Istana Buckingham mengkonfirmasi Raja Charles III bersama Camila akan menghadiri acara paskah pada 31 Maret 2024.


5 Pesohor Yang Mengidap Kanker Seperti Kate Middleton

2 hari lalu

Kylie Minogue. AP/Shizuo Kambayashi
5 Pesohor Yang Mengidap Kanker Seperti Kate Middleton

Kate Middleton menambah jumlah pesohor yang mengalami kanker.


Ayah dan Istri Sakit Kanker, Sejarawan Komentari Kondisi Pangeran William

2 hari lalu

Pangeran William menemani Putri Charlotte, dan Pangeran Louis menghadiri acara penyambutan bagi murid baru di Lambrook School, Berkshire, Inggris, 7 September 2022. Keluarga tersebut telah pindah ke Adelaide Cottage di Windsor Home Park, yang terletak di sebelah timur Kastil Windsor dan di wilayah Berkshire di Inggris. Jonathan Brady/Pool via REUTERS
Ayah dan Istri Sakit Kanker, Sejarawan Komentari Kondisi Pangeran William

Pangeran William mengkhawatirkan kondisi ayah, istri dan anak-anaknya, namun dia diprediksi sangat tabah.


5 Tanda Anda Harus Jalani Kolonoskopi sebelum Berumur 45 Tahun

3 hari lalu

Ilustrasi kanker usus besar. shutterstock
5 Tanda Anda Harus Jalani Kolonoskopi sebelum Berumur 45 Tahun

Dengan kenaikan kasus kanker kolorektal pada orang muda, mereka yang berusia di bawah 45 tahun pun disarankan melakukan kolonoskopi.


3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

3 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

Ada tiga gejala yang perlu diwaspadai terkait kanker ginjal. Pasalnya, kebanyakan pasien tak merasakan gejala sehingga penting mengetahui tandanya.


4 Tahun Lalu Ibunda Jokowi Berpulang, Ini Nasihat Sudjiatmi Notomiharjo untuk Putranya

4 hari lalu

Joko Widodo atau Jokowi berfoto bersama ibunya, Sudjiatmi Notomihardjo, di Jakarta Selatan, Kamis, 20 September 2012. Ibunda Presiden Jokowi, Sudjiatmi Notomihardjo, meninggal di Solo pada Rabu, 25 Maret 2020 pukul 16.45 WIB. Dok TEMPO/Dhemas Reviyanto
4 Tahun Lalu Ibunda Jokowi Berpulang, Ini Nasihat Sudjiatmi Notomiharjo untuk Putranya

Tepat 4 tahun lalu, ibu Jokowi meninggal dunia di usia yang ke-77 karena penyakit kanker


Mengenal Multiple Myeloma, Kanker Darah yang Menyerang Sel Plasma

4 hari lalu

Dr. dr. Jeffry Beta Tenggara Sp.PD-KHOM dalam edukasi bertajuk Webinar Awam Untuk Tingkatkan Kesadaran Akan Penyakit Multiple Myeloma oleh Johnson & Johnson Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia dan dihadiri oleh sekitar 80 peserta pada Sabtu 23 Maret 2024/Johnson & Johnson
Mengenal Multiple Myeloma, Kanker Darah yang Menyerang Sel Plasma

Multiple myeloma juga dikenal sebagai kanker darah terbanyak di dunia setelah leukemia.