TEMPO.CO, Jakarta - Diagnosis diri atau self diagnose merupakan istilah yang diapakai ketika seseorang memperkirakan penyakit yang sedang dialami berdasarkan informasi gejala yang diperoleh. Self diagnose tidak hanya terjadi ketika seseorang merasa sedang terkena sakit fisik, tapi juga saat untuk mengecek kesehatan mental.
Lalu, apakah dianjurkan untuk melakukan self diagnose untuk mendeteksi penyakit mental?
Jawabannya adalah tergantung bagiamana orang tersebut mengolah informasi yang didapatkannya. Sering dijumpai, orang-orang langsung memvonis dirinya memiliki penyakit mental jika gejala yang dirasakannya mirip dengan informasi yang ia temui.
Mengutip artikel di laman resmi Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung, gejala-gejala mengenai penyakit mental tidak sederhana dan membutuhkan saran dari ahli. Sembarangan melakukan diagnosis diri terkait penyakiut mental bisa berbahaya dan berakibat fatal.
Sebagai contoh penyakit tumor otak dapat menyebabkan perubahan tingkah laku, psikosis, atau depresi. Jika seseorang hanya melakukan self diagnose maka akan membahayakan kondisi tumor pada otak karena tidak mendapatkan penanganan yang tepat.
Oleh karena itu, diagnoisis diri atau self diagnose sah-sah saja dilakukan, tetapi jangan sampai terpaku dengan hasil pemeriksaan sendiri. Saran medis dari dokter maupun ahli kesehatan mental yang mengerti permasalahan tersebut tetap dibutuhkan.
EIBEN HEIZIER
Baca juga:
3 Tahapan Dasar Self Healing untuk Mengatasi Masalah Kesehatan Mental