TEMPO.CO, Jakarta - Menurut data GLOBOCAN 2020, kejadian baru kanker ginjal di Indonesia sebanyak 2.394 kejadian baru dengan 1.358 kematian (57 persen) sementara di dunia terdapat 431.288 kasus baru dengan 179.368 (41 persen) kematian. Renal Cell Carsinoma (RCC) atau karsinoma sel ginjal merupakan jenis kanker ginjal yang faktor risiko utamanya kebiasaan merokok, obesitas, dan tekanan darah tinggi.
Spesialis penyakit dalam, konsultan hematologi onkologi medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana, dr. Nadia Ayu Mulansari, Sp.PD-KHOM, menjelaskan riwayat keluarga terkena kanker ginjal, paparan di tempat kerja, seperti lingkungan dengan bahan kimia tertentu, konsumsi alkohol, dan obat penghilang rasa sakit dalam jangka waktu lama juga bisa menjadi faktor risiko kanker ini.
"Faktor risiko terkena kanker hanya 5-10 persen yang diakibatkan oleh faktor genetika, sedangkan 90-95 persen lebih disebabkan oleh faktor lingkungan. Maka jika mau sehat, berhentilah merokok dan jagalah berat badan yang ideal, jaga tekanan darah agar tidak tinggi, konsumsi makanan yang sehat seperti buah-buahan dan sayuran, dan berolah raga secara teratur," katanya dalam siaran pers Yayasan Kanker Indonesia (YKI).
Nadia mengatakan RCC adalah sel ganas yang tumbuh pada tubulus ginjal. Sebagai jenis kanker yang agresif, RCC dapat menyebar ke organ lain, seperti paru-paru, hati, dan otak, sehingga sangat penting untuk lebih peka dalam merasakan dan mengetahui tanda dan gejala sejak awal. Pada stadium dini, biasanya kanker ini tidak menimbulkan tanda atau gejala apapun dan diagnosis biasanya dicurigai berdasarkan temuan insidental, baik dengan CT, MRT, ataupun biopsi.
Namun, pada stadium lanjut pasien kemungkinan dapat merasakan gangguan seperti adanya darah dalam urin, urin berwarna kemerahan, nyeri punggung bawah di satu sisi meski tidak ada cedera, terdapat benjolan di samping atau punggung bawah, sering merasa lelah dan kehilangan selera makan, berat badan turun meski tidak diet, demam yang tidak kunjung sembuh meski tidak terdapat infeksi, serta kurangnya sel darah merah atau anemia. Dia mengingatkan untuk selalu mewaspadai jika terdapat gejala seperti feses berdarah dan segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis.
"Kebanyakan RCC didiagnosis pada usia di atas 60 tahun dan ditemukan pada stadium awal, namun tidak sedikit pasien yang didiagnosis pertama kali dan sudah berada pada stadium di mana kanker ginjal telah mestastatik atau pada stadium lanjut, sehingga memerlukan perawatan yang seksama dan tepat agar kualitas hidup pasien dapat terus terjaga," katanya.
Pengobatan RCC meliputi pembedahan seperti nefrektomi atau pengangkatan tumor dari ginjal, dilanjutkan dengan terapi sistemik. Jika kedua ginjal sudah diangkat, maka pasien perlu menjalani cuci darah seumur hidupnya. Dengan kemajuan pengobatan, kini pasien RCC dapat memanfaatkan pengobatan imunoterapi atau terapi biologis. Terapi lain meliputi terapi target, di mana pengobatan ditargetkan hanya ke sel kanker saja sehingga efek terhadap sel sehat minimal.
"Pilihan perawatan akan menyesuaikan dengan keadaan stadium RCC yang dialami pasien agar kualitas hidup dapat berlangsung baik,," tutur anggota Bidang Pelayanan Sosial YKI itu.
Baca juga: Sederet Penyebab Batu Ginjal, Waspada Jika Mengalami Gejala ini