TEMPO.CO, Jakarta - Ada sejumlah penyakit infeksi selain COVID-19 yang tingkat kasusnya masih tinggi dan perlu diwaspadai, terutama menjelang musim hujan. Apa saja?
"Jelang musim hujan ada penyakit infeksi seperti demam berdarah yang jumlah kasusnya banyak dan tingkat kematiannya masih tinggi sekali," ujar Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M. Faqih.
Selain demam berdarah, Daeng menyebut penyakit infeksi seperti tuberkulosis atau TBC dan HIV juga memiliki tingkat kasus yang tinggi di Indonesia, bahkan jumlah kasusnya menduduki ranking lima besar di dunia.
"Ini belum termasuk beberapa penyakit yang sudah kita coba eradikasi, seperti polio. Namun di beberapa wilayah kasusnya masih tetap muncul ke permukaan," jelas Daeng.
Tingginya jumlah kasus penyakit infeksi di Indonesia seperti mematahkan pernyataan para pakar penyakit infeksi telah mengalami banyak penurunan dan banyak kasus mengarah pada penyakit gaya hidup. Penyakit gaya hidup adalah jenis penyakit tidak menular yang umumnya disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik, makan tidak sehat, konsumsi alkohol berlebihan, narkoba, dan merokok.
"Tapi, kenyataannya penyakit infeksi ini masih banyak, tidak hilang juga, malah bertambah penyakit akibat pandemi corona. Ini harus diperhatikan oleh masyarakat supaya lebih waspada," jelas Daeng.
Daeng mengatakan pandemi membuat permasalahan kesehatan di Indonesia saat ini semakin rumit dan tatanannya pun semakin besar, baik penyakit infeksi maupun gaya hidup. Kendati demikian, Daeng mengingatkan ada empat hal yang harus dijaga supaya tidak mudah sakit, apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang.
"Yang pertama adalah perilaku, kemudian lingkungan, lalu daya tahan tubuh, dan terakhir pelayanan kesehatan," ujar Daeng.
Dari keempat hal tersebut, ia menekankan pentingnya faktor perilaku dan lingkungan untuk mengatasi masalah kesehatan. "Perilaku bersih sehat seperti mandi, cuci tangan adalah bagian dari perilaku untuk jaga diri tetap bersih. Maka, kalau tubuh bersih kuman tidak akan mudah masuk ke tubuh. Kalau kita tinggalkan kebersihan diri maka akan bahaya sekali karena kuman, bakteri, dan virus jadi gampang masuk," papar Daeng.
Dalam menjaga kebersihan tubuh, Daeng menyarankan penggunaan sabun antiseptik yang bisa digunakan untuk membantu mengurangi mikroorganisme jahat yang mengganggu kesehatan.
"Yang kedua adalah faktor lingkungan, dengan mensanitasi dan disinfeksi lingkungan rumah, lingkungan kerja, bahkan lingkungan belanja, supaya virus-virus itu tidak bertebaran," ujar Daeng.
Ia menambahkan lingkungan rumah harus dibersihkan karena sering terjadi
klaster keluarga. "Yang harus sering dibersihkan adalah barang-barang atau apapun yang sering disentuh keluarga dan anak-anak, seperti pintu, mebel, gawai juga. Jangan lupa secara rutin dilakukan pembersihan," jelasnya.
Selain itu, ia mengingatkan untuk terus menerapkan protokol kesehatan 3M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, dan menjauhi kerumunan.
Baca juga: Sembilan Fakta Mengejutkan di Balik Leukemia