Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Usia 60 Tahun ke Atas, Waspadai 5 Penyakit Ini

Reporter

image-gnews
Ilustrasi warga lanjut usia (Lansia) dan kesehatan jasmani. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi warga lanjut usia (Lansia) dan kesehatan jasmani. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bertambahnya usia diikuti fungsi organ tubuh yang mengalami penurunan. Inilah yang membuat para lansia lebih rentan terhadap berbagai macam penyakit. Menurut Dewan Nasional Penuaan, 80 persen orang dewasa di atas usia pensiun memiliki satu kondisi kesehatan kronis dan 68 persen memiliki lebih dari satu kondisi kesehatan kronis.

Lima kondisi kesehatan paling umum dijumpai pada yang berusia lebih dari 65 tahun di Medicare. Inilah lima penyakit yang paling umum dijumpai, cara merawat dan menghindarinya jika memungkinkan, dilansir dari Eat This.

Diabetes
Ketika mengidap diabetes, tubuh menjadi tidak mampu memproses gula darah dan mengangkutnya ke sel-sel tubuh untuk energi. Kadar gula darah yang meningkat secara kronis dapat merusak lapisan pembuluh darah, yang menyebabkan penyakit jantung, stroke, dan kebutaan.

Menurut NCOA, 27 persen lansia dirawat karena diabetes dan awal 2021, Forum Ekonomi Dunia menggambarkan diabetes sebagai epidemi sunyi, mencatatnya membunuh tiga kali lebih banyak daripada Covid-19 pada tahun 2020. Untuk menghindarinya, makan lebih sedikit gula dan makanan olahan. Sebagai ganti, lebih banyak makan buah dan sayuran, berolahraga secara teratur, dan menjaga berat badan dalam kisaran sehat.

Penyakit jantung
Penyakit jantung atau kardiovaskular menjadi penyumbang terbesar kematian di seluruh dunia. Sebanyak 29 persen lansia dirawat karena penyakit jantung iskemik, di mana plak menumpuk di dinding arteri, menyempitkannya, dan meningkatkan kemungkinan serangan jantung atau stroke.

Menurut Asosiasi Jantung Amerika, untuk mencegah penyakit jantung pada usia berapa pun, penting untuk mengonsumsi makanan yang sehat, melakukan setidaknya 150 menit olahraga intensitas sedang setiap minggu, dan mengetahui tanda-tanda peringatan serangan jantung atau stroke. Setelah usia 60 tahun, pertahankan berat badan dan mintalah tes indeks pergelangan kaki-brakialis ke dokter, yang dapat mendeteksi penumpukan plak di arteri di kaki.

Radang sendi
Radang sendi merupakan peradangan yang terjadi pada satu atau beberapa sendi sehingga menyebabkan kaku dan sulit digerakkan. Ini dapat dialami oleh semua usia, termasuk anak-anak dan remaja. Namun kondisi ini paling umum ditemui pada orang yang berusia di atas 65 tahun. Hampir sepertiga lansia menderita nyeri sendi dan pembengkakan yang disebabkan oleh arthritis. Menurut CDC, berolahraga secara teratur dapat membantu seperti berjalan dan berenang, serta menjaga berat badan yang sehat dan seimbang. Kelebihan berat badan dapat memberi tekanan tambahan pada persendian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kolesterol tinggi
Hampir setengah dari lansia memiliki kolesterol tinggi, penumpukan lemak dalam darah yang dapat menyebabkan penyumbatan di arteri, dan menyebabkan serangan jantung atau stroke. Para ahli menyarankan agar kolesterol diperiksa setiap lima tahun tetapi lansia mungkin perlu melakukan pengecekan lebih sering. Tingkat kolesterol total harus kurang dari 200 miligram per desiliter (mg/dL), dengan LDL atau kolesterol jahat kurang dari 100 mg/dL dan tingkat HDL atau kolesterol baik 60 mg/dL atau lebih tinggi.

Untuk menjaga kadarnya tetap sehat, pilih makanan rendah lemak jenuh dan lemak trans, berolahraga hampir setiap hari dalam seminggu, dan pertahankan berat badan dalam kisaran yang ideal. Jika kolesterol jahat tinggi, itu belum tentu karena pola makan. Dokter mungkin menyarankan minum obat untuk menjaga kesehatan jantung.

Tekanan darah tinggi
Hipertensi terjadi ketika tekanan darah berada di atas 140/90 milimeter merkuri (mmHG). Saat ini, lebih dari 70 persen laki-laki di atas usia 55 tahun secara teknis memiliki tekanan darah tinggi, menurut Harvard Medical School. Seiring waktu, tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah, sangat meningkatkan risiko stroke, serangan jantung, dan demensia.

Untuk menurunkan risiko, periksakan tekanan darah secara teratur dan ikuti saran dokter tentang cara menjaganya dalam kisaran yang sehat. Penting juga untuk makan makanan yang menyehatkan jantung, mempertahankan berat badan yang optimal, dan tetap aktif.

Baca juga: Tak Cuma Covid-19, Antisipasi Juga Penyakit Infeksi Berikut

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

12 menit lalu

Ilustrasi wanita menggunakan penutup mata saat tidur. Foto: Freepik.com/senivpetro
Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Pola tidur yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

12 jam lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

15 jam lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

Penderita diabetes tipe 2 mengalami masalah gangguan tidur karena ketidakstabilan kadar gula darah dan gejala terkait diabetes.


Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

1 hari lalu

Bawang merah. ANTARA/Oky Lukmansyah
Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?


Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

2 hari lalu

Ilustrasi demensia/Alzheimer. Wisegeek.com
Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.


10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

3 hari lalu

Ilustrasi makanan manis seperti cupcakes. Unsplash.com/Viktor Forgacs
10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.


10 Gejala Diabetes yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Haus

3 hari lalu

Gejala diabetes pada anak di antaranya adalah sering haus dan sering pipis. Kenali gejala lainnya agar mendapatkan penanganan yang tepat. Foto: Canva
10 Gejala Diabetes yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Haus

Diabetes adalah salah satu penyakit mematikan. Ketahui beberapa gejala diabetes yang perlu diwaspadai. Mulai dari sering harus hingga kesemutan.


Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

3 hari lalu

Ilustrasi anak-anak di saat cuaca panas. shutterstock.com
Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.


Panduan Makan Sehat setelah Lebaran agar Gula Darah Stabil

4 hari lalu

Ilustrasi kue kering. ANTARA/Feny Selly
Panduan Makan Sehat setelah Lebaran agar Gula Darah Stabil

Berikut panduan porsi makan yang sehat untuk menjaga gula darah tetap stabil seusai Lebaran dari dokter penyakit dalam.


Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

4 hari lalu

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.