Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Miokarditis, Efek Samping Vaksin Pfizer yang Perlu Anda Tahu

Reporter

image-gnews
ilustrasi jantung (pixabay.com)
ilustrasi jantung (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini, miokarditis muncul sebagai efek samping pada orang yang baru saja disuntik vaksin Pfizer hingga meninggal dunia. Miokarditis adalah peradangan yang terjadi pada otot jantung (miokardium). Peradangan ini dapat mengurangi kemampuan jantung untuk memompa dan menyebabkan irama jantung yang cepat atau tidak normal, yang dikenal dengan aritmia.

Miokarditis ringan lebih mudah disembuhkan, baik dengan atau tanpa perawatan. Namun, jika sudah parah, ini dapat melemahkan jantung sehingga seluruh tubuh tidak mendapatkan cukup darah. Gumpalan dapat terbentuk di jantung sehingga dapat menyebabkan stroke atau serangan jantung.

Apabila berada pada tahap awal miokarditis, Anda mungkin memiliki gejala ringan seperti nyeri dada, detak jantung yang cepat atau tidak teratur, atau sesak napas. Beberapa orang dengan miokarditis stadium awal tidak memiliki gejala apapun.

Tanda dan gejala miokarditis bervariasi, tergantung pada penyebab penyakit. Tanda dan gejala miokarditis yang umum meliputi sakit dada, detak jantung cepat atau abnormal (aritmia), sesak napas saat istirahat atau beraktivitas, penumpukan cairan dengan pembengkakan kaki dan pergelangan kaki, serta kelelahan. Penyebab potensial miokarditis, melansir Mayo Clinic, meliputi:

Virus
Banyak virus yang umumnya terkait dengan miokarditis, termasuk yang menyebabkan flu biasa (adenovirus), Covid-19, hepatitis B dan C, parvovirus, yang menyebabkan ruam ringan, biasanya pada anak-anak (penyakit kelima), dan virus herpes simpleks. Infeksi saluran cerna (ekovirus), mononukleosis (virus Epstein-Barr), dan campak Jerman (rubella) juga dapat menyebabkan miokarditis. Ini juga umum pada orang dengan HIV, virus yang menyebabkan AIDS.

Bakteri
Bakteri yang dapat menyebabkan miokarditis termasuk staphylococcus, streptococcus, bakteri yang menyebabkan difteri, dan bakteri tick-borne yang bertanggung jawab pada penyakit Lyme.

Parasit
Di antaranya adalah parasit seperti Trypanosoma cruzi dan toksoplasma, termasuk beberapa yang ditularkan oleh serangga dan dapat menyebabkan kondisi yang disebut penyakit Chagas. Penyakit Chagas jauh lebih umum di Amerika Tengah dan Selatan daripada Amerika Serikat, tetapi dapat terjadi pada pelancong dan imigran dari bagian dunia itu.

Jamur
Infeksi jamur seperti candida, jamur seperti aspergillus, dan jamur lain seperti histoplasma, yang sering ditemukan pada kotoran burung, terkadang dapat menyebabkan miokarditis, terutama pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Selain itu, miokarditis dapat terjadi akibat reaksi terhadap obat-obatan atau narkoba yang dapat menyebabkan reaksi alergi atau toksik, bahan kimia atau radiasi, atau penyakit lain termasuk lupus, granulomatosis Wegener, arteritis sel raksasa, dan arteritis Takayasu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tidak ada pencegahan khusus untuk miokarditis. Namun, mengambil langkah-langkah ini dapat membantu mencegah infeksi, seperti:
-Hindari orang yang berpenyakit virus seperti flu, sampai mereka sembuh. Jika Anda sakit dengan gejala infeksi virus, cobalah untuk tidak menularkan ke orang lain.

-Jaga kebersihan dengan baik. Mencuci tangan secara teratur dapat membantu mencegah penyebaran penyakit.

-Hindari perilaku berisiko. Untuk mengurangi kemungkinan terkena infeksi miokard terkait HIV, lakukan seks yang aman dan jangan menggunakan obat-obatan terlarang.

-Minimalkan paparan kutu. Jika menghabiskan waktu di daerah yang dipenuhi kutu, kenakan kemeja lengan panjang dan celana panjang untuk menutupi sebanyak mungkin kulit. Oleskan pengusir kutu atau serangga yang mengandung DEET.

-Vaksinasi
Vaksinasi seperti yang direkomendasikan, termasuk yang melindungi dari Covid-19, rubella, influenza, penyakit yang dapat menyebabkan miokarditis.

Hubungi dokter jika memiliki gejala miokarditis, terutama nyeri dada dan sesak napas. Gejala miokarditis bisa menyerupai serangan jantung. Dapatkan bantuan medis darurat jika mengalami nyeri dada yang tidak dapat dijelaskan dan sesak napas. Jika pernah mengalami infeksi, perhatikan gejala miokarditis dan beritahu dokter jika terjadi.

Baca juga: Simak, Ini Efikasi dan Keamanan Vaksin Pfizer di Indonesia

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

1 hari lalu

Ilustrasi demensia/Alzheimer. Wisegeek.com
Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.


Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

6 hari lalu

Ilustrasi wanita diet. Freepik.com/Schantalao
Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?


7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

7 hari lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

11 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

13 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

Penelitian baru-baru ini menemukan gejala penyakit jantung yang biasanya terjadi di pagi hari. Berikut penjelasannya.


Olahraga, Cara Ampuh Cegah Varises. Simak Saran Dokter Jantung

17 hari lalu

Varises. Usaveinclinics.com
Olahraga, Cara Ampuh Cegah Varises. Simak Saran Dokter Jantung

Olahraga merupakan cara ampuh mencegah varises karena dapat melancarkan sirkulasi darah dari kaki ke jantung. Ini jenis yang dianjurkan.


Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

18 hari lalu

Flu Singapura.
Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.


Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

20 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil. shutterstock.com
Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih diimbau rutin cek kesehatan mulai dari gula darah, tekanan darah, hingga jantung karena risiko lebih tinggi.


Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

21 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

Kasus DBD di Indonesia meningkat hingga Maret 2024, kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Perhatikan tips antisipasi dari demam berdarah.


Bahaya Hipoglikemia Berulang, Stroke hingga Gangguan Jantung

23 hari lalu

Ilustrasi tes gula darah penderita diabetes (pixabay.com)
Bahaya Hipoglikemia Berulang, Stroke hingga Gangguan Jantung

Hipoglikemia jangan sampai terjadi secara berulang karena tidak baik bagi kesehatan otak dan jantung.