TEMPO.CO, Jakarta - Data Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI menunjukkan sebanya 1.249 anak mengidap diabetes melitus tipe satu selama periode 2017-2019. Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI, Aman Bhakti Pulungan mengatakan, angka tersebut belum termasuk anak yang tidak terdiagnosis dan pasien dengan hasil diagnosis yang salah. Artinya, angka pasti prevalensi diabetes melitus tipe satu pada anak-anak diperkirakan lebih tinggi.
"Penanganan diabetes tipe satu harus komprehensif. Dan salah satu masalah yang dihadapi adalah data," kata Aman dalam acara peluncuran program Changing Diabetes in Children di Indonesia pada Senin, 30 Agustus 2021. Menurut dia, masih banyak anak yang meninggal akibat diabetes tipe satu karena kurangnya pengetahuan, tidak mendapatkan layanan kesehatan khusus, dan belum memiliki peralatan untuk memantau diabetes, serta obat-obatannya.
Dalam program Changing Diabetes in Children di Indonesia, Aman menjelaskan, nantinya akan ada sistem registrasi diabetes tipe satu pada anak melalui aplikasi. Di dalam aplikasi tersebut juga terdapat informasi untuk mengedukasi anak dan keluarganya, rekomendasi pengobatan, sampai monitoring. Seperti diketahui, penyakit diabetes memiliki implikasi yang besar terhadap kesehatan karena kerap 'menyerang' organ tertentu.
Penderita diabetes rentan mengalami gangguan kesehatan lanjutan, di antaranya masalah pada sistem peredaran darah dan kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi, serangan jantung; masalah penglihatan, yakni glaukoma, diabetik retinopati, edema makula, dan katarak; masalah pada lambung; gangguan ginjal; persoalan kesuburan; dan banyak lagi hingga berakibat kematian.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, program Changing Diabetes in Children di Indonesia adalah kerja bareng pemerintah dan swasta dalam mencegah dan mengendalikan kasus diabetes, terutama pada anak-anak. "Saya mendorong seluruh pihak, swasta, komunitas, dan media untuk berpartisipasi mengatasi berbagai masalah kesehatan," katanya.
Di Indonesia, diabetes melitus tipe satu termasuk penyakit kronis yang belum ada obatnya. Dalam tempo sepuluh tahun terakhir, prevalensi diabetes melitus tipe 1 di Tanah Air meningkat tujuh kali lipat, dari 3,88 per 100 juta penduduk pada 2000 menjadi 28,19 per 100 juta penduduk pada 2010. Adapun jumlah anak pengidap diabetes melitus tipe 1 di Indonesia dengan ketoasidosis diabetik (KAD) sebanyak 71 persen pada tahun 2017. Persentase ini meningkat dari tahun sebelumnya, yakni 63 persen.
Steering Committee Changing Diabetes in Children, Cem Ozenc menargetkan program tersebut mampu menjangkau 100 ribu anak dan remaja pengidap diabetes melitus tipe satu di seluruh dunia pada 2030. Program ini, menurut dia, telah menjangkau 16 negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia, Changing Diabetes in Children akan menyasar 3.000 anak dan remaja.
Sebagai langkah awal, Oznec menjelaskan, program ini menambah fasilitas kesehatan di 20 klinik dan melatih seribu tenaga kesehatan untuk menangani dan merawat anak dan remaja pengidap diabetes tipe satu. "Ini merupakan komitmen Novo Nordisk dan tanggung jawab sosial untuk memastikan anak-anak kita dapat menjalani hidup dengan lebih baik," katanya.
LAURENSIA FAYOLA
Baca juga:
Benarkah Diabetes Dapat Menyebabkan Kehilangan Ingatan?