TEMPO.CO, Jakarta - Menjalankan perusahaan rintisan atau startup tentu saja tidak mudah. Ada banyak tantangan yang perlu dilalui perusahaan ini. Founder and Executive Director Bullyid App dari Indonesia Agita Pasaribu mengatakan mengelola sebuah perusahaan rintisan tantangannya tidak hanya soal masalah finansial. “Sebenarnya yang paling utama kalau dari kita adalah masalah finance, jadi finance manajemen. Tapi tantangan lainnya juga ada business development strategy,” kata Agita dalam acara konferensi pers virtual Program Young Social Entrepreneurs (YSE) Global ke 12 yang Diselenggarakan oleh Singapore International Foundation pada 2 September 2021.
Agita Pasaribu adalah salah satu peserta YSE 2021. Ia pun bersyukur bisa mendapatkan banyak masukan ketika bergabung dalam program YSE 2021. “Dari YSE memang memberikan kami bukan hanya sekedar teori- teori saja, jadi kami benar benar diberikan mentor yang di mix-matching sesuai dengan kapasitas dari mentornya dan apa yang kita lakukan,” lanjutnya.
Agita Pasaribu juga merasa sangat bangga bisa bergabung dalam program YSE Global. Ia tahu bahwa timnya akan memiliki akses ke jaringan yang merupakan para penggerak dan penggebrak (mover & shaker)’. “Orang-orang yang memiliki koneksi yang tepat untuk membantu Bullyid App mendapatkan daya tarik dan menjadi sorotan. Sangat menggembirakan mengetahui bahwa ada pemuda lain seperti saya di luar sana yang ingin membuat dampak positif di komunitas mereka. Semua tim benar-benar menginspirasi, dan saya merasa sangat terhormat dapat terpilih untuk maju ke rangkaian YSE Global 2021 berikutnya,” katanya.
Wakil perusahaan rintisan asal Indonesia lain Komerce, Intan Maulida Lazuardini pun mengatakan salah satu kesulitannya adalah karena masih pandemi. Karena ada banyak industri yg berguguran, dan industri kami itu, tentang manusia. “Tantangannya itu bagaimana kami mempertahankan industri kami tetap berjalan,” katanya.
Ia pun senang ketika mengikuti YSE ini ia bisa didampingi para mentor dalam mengembangkan bisnisnya. “Jadi kami melakukan seperti evaluasi bisnis, terus kami periksa langkah selanjutnya, gimana baiknya, sudah tepat atau belum, dapet masukan juga dari mentornya,” kata Intan.
Intan sempat ragu apa hal yang perlu dilakukannya untuk mengembangkan bisnis. Akhirnya ia pun lega setelah mendapatkan banyak masukan. “Jadi kami lebih yakin dengan langkah yang kami tempuh,” katanya.
Lima belas tim usaha sosial, yang terdiri dari 32 peserta dari tujuh negara, telah terpilih untuk mengikuti tahap akhir program Young Social Entrepreneurs (YSE) Global 2021 yang diadakan oleh Singapore International Foundation (SIF). Program YSE Global, yang kini memasuki tahun ke-12, bertujuan untuk menginspirasi, membekali, dan memungkinkan kaum muda dari seluruh dunia untuk memulai atau mengembangkan usaha sosial mereka di Singapura dan negara-negara lainnya.
Peserta mempelajari keterampilan baru yang memberdayakan mereka untuk membentuk dan memperkuat model bisnis sambil membangun jaringan profesional untuk potensi kolaborasi dan pertumbuhan berkelanjutan. Tim yang maju ke tahap selanjutnya dipilih dari 41 tim, terdiri dari 92 peserta dari 16 negara yang mengikuti YSE Global 2021 – Workshop, serangkaian webinar dan klinik bisnis virtual yang dirancang oleh SIF untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam menjalankan bisnis yang baik secara sosial.
Tahun ini, workshop diadakan pada 23 Juli hingga 20 Agustus 2021. Tahun ini adalah kali kedua program ini dilakukan sepenuhnya secara online. Peserta mempresentasikan rencana bisnis mereka kepada panel juri pada hari terakhir workshop dan dinilai berdasarkan potensi dampak sosial yang signifikan, serta kesanggupan akan keberlanjutan dan skalabilitas model bisnis.
Ide-ide bisnis yang mereka berikan merupakan usaha untuk berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang ditentukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, seperti mengatasi perubahan iklim, mempromosikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan merata untuk semua, serta memanfaatkan teknologi untuk memberdayakan masyarakat yang rentan
Meskipun ini dilaksanakan secara online, program ini dapat berjalan dengan baik dan Sarah berharap program YSE dapat bermanfaat serta karya dari para peserta memberikan dampak sosial yang baik bagi masyarakat.
Sebagai perwakilan Singapore International Foundation, Sarah Ismail menjelaskan bahwa peserta yang telah bergabung dalam program YSE akan diberikan berbagai pelatihan untuk mengelola bisnis, seperti strategi bisnis yang tepat dan cara pengaturan keuangan yang baik. “Dalam pelatihan terdapat beberapa sesi, meliputi sesi bagaimana mengembangkan bisnis, keuangan dan model strategi, dan bagaimana start up memberikan dampak sosial,” kata Sarah.
Baca: Mengapa Diplomasi Publik Berperan Penting dalam Membentuk Perdamaian?