Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Yang Dipikirkan Pria Saat Menjadi Korban Pelecehan Seksual

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
ilustrasi pelecehan seksual (pixabay.com)
ilustrasi pelecehan seksual (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Publik dikejutkan dengan kabar dugaan pelecehan seksual di Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI. Korban dan pelaku kasus tersebut semuanya laki-laki. Setelah pelecehan terjadi beberapa waktu, baru sekarang korban berani mengungkap semuanya.

Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban atau LPSK, Livia Istania DF Iskandar mengatakan, terjadi kondisi yang sama-sama sulit ketika laki-laki maupun perempuan menjadi korban pelecehan seksual atau kekerasan seksual karena konstruksi sosial. Menurut dia, selama ini masyarakat menganggap pria adalah sosok yang kuat dan perempuan lemah.

"Jadi, ekspektasi di masyarakat bahwa laki-laki tidak menjadi korban," kata Livia seperti dikutip dari Antara, Jumat 3 September 2021. Sementara korban pelecehan atau kekerasan seksual perempuan juga sulit karena kerap disalahkan.

Lantaran konstruksi sosial yang menstigma lelaki harus kuat, pencari nafkah, dan pelindung keluarga, maka pria yang menjadi korban pelecehan seksual tidak percaya kalau dia tertindas. "Laki-laki juga sangat sulit untuk bisa melaporkan dan mendapat validasi atas peristiwa yang dialaminya," kata Livia.

Konstruksi sosial itu mengakibatkan beban psikologis seorang pria yang menjadi korban pelecehan seksual menjadi berlapis. Penyintas juga sulit terlepas dari dari situasi 'beracun'. Semua ini akan mempengaruhi kondisi fisik dan psikis korban karena dia memikul tanggung jawab yang besar, baik kepada diri sendiri, istri, anak, dan keluarga besar.

Livia menjelaskan, bullying dan pelecehan seksual sama-sama mengakibatkan seseorang merasa tidak berdaya dan kehilangan rasa percaya diri. Dampaknya bisa membekas selama bertahun-tahun dan sangat negatif. Data LPSK menunjukkan sangat jarang laki-laki penyintas kekerasan seksual yang melapor, entah yang terjadi pada lingkup keluarga, sekolah, perguruan tinggi, tempat ibadah, hingga tempat kerja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Saya belum pernah mendampingi laki-laki dewasa yang menjadi korban kekerasan seksual," katanya. Meski begitu, pernah ada pria dewasa yang melaporkan pelecehan seksual yang dia alami ketika masih anak-anak. Artinya, Livia melanjutkan, butuh waktu lama hingga penyintas berani membuka kasusnya, berkonsultasi kepada profesional, dan memulihkan diri.

Livia mengaku punya klien yang baru sanggup menceritakan kekerasan seksual yang dia alami setelah 20 sampai 30 tahun kemudian. Selain karena konstruksi sosial tadi, mengungkap bullying atau kekerasan seksual ini sama seperti membuka luka lama dan berpotensi membuka trauma berikutnya.

"Bayangkan berapa kali penyintas harus mengulang cerita trauma yang sama," katanya. Dimulai dari saat bercerita kepada keluarga atau teman dekat, melapor ke polisi, belum lagi saat diminta keterangan kembali. "Saya sangat menghargai keberanian para penyintas yang mau melaporkan dan mencari keadilan walaupun jalannya berliku."

Sebab itu, Livia menambahkan, para penyintas bullying dan pelecehan seksual ini perlu memiliki supporrt system yang mumpuni. Jangan sampai kemudian penyintas merasa membenci diri sendiri, kemudian diam, dan menanggung trauma sendirian.

Baca juga:
Kasus KPI: Berapa Tahun Penjara Ancaman Hukuman Pidana Pelaku Pelecehan Seksual?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


New York Times Meragukan Artikelnya Sendiri Soal Kisah Perkosaan Hamas

23 jam lalu

Pemandangan dari udara menunjukkan kerusakan yang terjadi setelah infiltrasi massal oleh kelompok bersenjata Hamas dari Jalur Gaza, di Kibbutz Beeri di Israel selatan, 11 Oktober 2023. REUTERS/ Ilan Rosenberg
New York Times Meragukan Artikelnya Sendiri Soal Kisah Perkosaan Hamas

Video baru New York Times soal tentara Israel membantah dugaan perkosaan yang dilakukan Hamas terhadap perempuan selama serangan 7 Oktober


Gejala Stroke pada Perempuan dan Faktor Pemicu Serangan

2 hari lalu

Ilustrasi stroke.saga.co.uk
Gejala Stroke pada Perempuan dan Faktor Pemicu Serangan

Secara umum, gejala stroke bisa berupa wajah yang turun, satu lengan lemah, dan bicara cadel. Bagaimana dengan perempuan?


Perludem: Keterlibatan Caleg Perempuan dalam Gugatan PHPU Masih Minim

2 hari lalu

Seorang partisipan menulis harapannya di papan harapan setelah mengikuti jalan sehat caleg perempuan ketika pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Kawasan Bundaran HI Jakartau (30/3). Kegiatan jalan santai serta deklarasi caleg perempuan untuk pemilu 2014 itu mengajak masyarakat untuk memilih caleg perempuan yang membela hak-hak perempuan dan anak.Tempo/Dian Triyuli Handoko
Perludem: Keterlibatan Caleg Perempuan dalam Gugatan PHPU Masih Minim

Perludem menemukan adanya tingkat yang amat rendah dalam persoalan keterwakilan perempuan dalan pengajuan gugatan PHPU ini.


Perempuan di Gaza Melahirkan Tanpa Air

3 hari lalu

Perempuan Palestina menggending kedua anaknya saat keluarga mereka tinggal di sekolah PBB di Gaza (3/9). AP/Khalil Hamra
Perempuan di Gaza Melahirkan Tanpa Air

UN Women melaporkan situasi terkini bagi perempuan di Gaza yang kekurangan makanan dan air, serta dampaknya bagi kehidupan mereka.


9 Negara Teraman untuk Solo Traveling Perempuan dari Srilanka hingga Selandia Baru

5 hari lalu

Sigiriya, Matale, Sri Lanka. Unsplash.com/Dating Scout
9 Negara Teraman untuk Solo Traveling Perempuan dari Srilanka hingga Selandia Baru

Beberapa negara dikenal relatif aman dan mudah dijelajahi bagi perempuan yang mencari petualangan dengan solo traveling


Jung Joon Young Bebas Penjara 5 Tahun, Berikut Kilas Balik Kasus yang Menyeretnya

7 hari lalu

Jung Joon Young. Soompi.com
Jung Joon Young Bebas Penjara 5 Tahun, Berikut Kilas Balik Kasus yang Menyeretnya

Penyanyi K-Pop Jung Joon Young yang dihukum 5 tahun penjara telah bebas. Apa kasus yang menjeratnya?


Proses Diversi Kasus Bullying di Binus School Serpong Gagal, Keluarga Korban Pilih Dilanjutkan ke Proses Hukum

8 hari lalu

Suasana di depan sekolah internasional Binus School Serpong pasca viralnya berita  perundungan di antara siswanya di Tangerang, Banten, Rabu, 21 Februari 2024. Pihak sekolah memastikan seluruh siswa yang terlibat kasus perundungan oleh geng pelajar Binus sudah dikeluarkan dari sekolah. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Proses Diversi Kasus Bullying di Binus School Serpong Gagal, Keluarga Korban Pilih Dilanjutkan ke Proses Hukum

Keluarga anak korban bullying geng pelajar Binus School Serpong enggan berdamai. Mereka tetap akan melanjutkan kasus ke proses hukum.


Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

9 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.


Parlemen Gambia Atur Hukuman untuk Pelaku Mutilasi Alat Kelamin Perempuan

9 hari lalu

ilustrasi Sunat
Parlemen Gambia Atur Hukuman untuk Pelaku Mutilasi Alat Kelamin Perempuan

Anggota parlemen Gambia berencana melakukan sebuah pemungutan suara untuk sebuah proposal yang akan melarang mutilasi alat kelamin perempuan


9 Jenis Defisiensi Nutrisi yang Rentan Terjadi pada Perempuan

10 hari lalu

Ilustrasi nyeri haid. shutterstock.com
9 Jenis Defisiensi Nutrisi yang Rentan Terjadi pada Perempuan

Perempuan dapat lebih berisiko terhadap defisiensi nutrisi tertentu karena kebutuhan biologis dan tahapan hidup mereka.