Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mahasiswa Universitas Brawijaya Buat Pakan Ikan Koi Premium Harga Murah

image-gnews
Pakan ikan koi bernama Koiku buatan lima mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Dok. Tim Koiku
Pakan ikan koi bernama Koiku buatan lima mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Dok. Tim Koiku
Iklan

TEMPO.CO, Malang - Lima mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya membuat pakan atau pelet ikan koi bermutu premium dengan harga murah.

Mereka terdiri atas empat mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan, yaitu Yesica Wulanda Eka Pratiwi, Grisella Angelita Gandapriana, Roofi Cahyaningtyas, Imroatus Sholihatil Fajriyah, dan Muhammad Lutfi Ardiansyah dari prodi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Mereka dibimbing dosen Muhammad Fakhri.

Produk pelet ikan buatan mereka bernama Koiku. Pakan ini tersedia dalam dua varian, yaitu untuk pertumbuhan (growth) dan warna (color). Produk Koiku diajukan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PMK-K) dan didanai Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

“Kami mendapat pendanaan pada Juni 2021 dan sampai sekarang masih berproduksi dan berjualan. Tetapi skalanya masih kecil-kecilan," kata Yesica, juru bicara Tim Koiku, kepada Tempo, Sabtu siang, 4 September 2021. Menurut Yesica, komposisi nutrisi Koiku ditujukan mengoptimalkan pertumbuhan, kelulushidupan, dan kecerahan warna ikan koi.

Dalam ilmu perikanan, istilah kelulushidupan sama dengan berapa banyak ikan yang masih hidup setelah dipanen. Formulasi Koiku berbahan baku utama ekstrak bunga marigold alias bunga tahi ayam. Bunga bernama ilmiah Tagetes ini memiliki nama lain kenikir, gumitir, atau gemitir.

Lima mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya membuat pakan atau pelet ikan koi. Dok. Tim Koiku

Ada pula kandungan tepung maggot yang dibuat dari larva lalat tentara hitam atau black soldier fly. Lalat tentara hitam merupakan salah satu jenis lalat yang banyak ditemukan di tempat-tempat sampah organik. Lalat bernama ilmiah Hermetia illucens, ini berperan sebagai organisme pembusuk.

Tepung maggot berfungsi sebagai sumber protein yang berkadar minimal 42 persen. Bunga kenikir sebagai sumber astaxanthin, jenis karotenaid atau pigmen yang sering dikaitkan dengan sayuran. Dalam Koiku, bunga kenikir membantu meningkatkan kecerahan warna ikan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bahan pendukung lainnya adalah bungkil kedelai, dedak gandum atau wheat pollard, minyak ikan, tepung jagung gluten atau corn gluten meal (CGM), antioksidan, spirulina, vitamin, mineral, probiotik, tepung kepala udang, dan tepung terigu. Yesica menjelaskan, komponen bunga gumitir hanya ada pada Koiku varian warna dan tepung maggot ada di varian pertumbuhan.

Kendati beda varian, secara umum formulasi Koiku sama-sama tersusun dari bakteri baik atau probiotik untuk mencegah ikan koi penyakitan. Dengan demikian, ujar Yesica, Koiku jadi pakan ikan yang ramah lingkungan karena menghasilkan kadar amonia yang rendah. Kadar amonia yang tinggi bisa menurunkan kualitas air kolam serta dapat merusak insang yang menyebabkan ikan koi kesulitan bernapas dan berujung kematian.

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya membuat pakan atau pelet ikan koi. Dok. Tim Koiku

Itulah pembeda utama antara Koiku dengan pakan ikan koi pabrikan. Pelet ikan koi pabrikan umumnya menghasilkan amonia berkadar tinggi. Sebab itu, tak heran banyak kolam berair keruh dan banyak ikan koi berumur pendek alias cepat mati. "Pakan pabrikan biasanya tidak mengandung probiotik. Tapi Koiku mengandung probiotik yang lebih dari dari satu jenis bakteri," kata mahasiswa semester V ini.

Yesica memastikan semua bahan baku Koiku bermutu tinggi dan harga terjangkau. Produk Koiku sudah diuji di depan sejumlah dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya sebagai panelis, mahasiswa, dan laboratorium sehingga Koiku layak dikonsumsi ikan koi. Pengetesan kualitasnya mencakup uji fisika dan proksimat.

Koiku dikemas dalam plastik klip atau ziplock berbobot 500 gram. Pakan ikan koi ini dijual melalui lokapasar serta akun media sosial Instagram dan Facebook milik Yesica dan kawan-kawan. Harga Koiku Rp 60 ribu per bungkus untuk varian pertumbuhan dan Rp 65 ribu untuk varian warna.

Baca juga:
5 Manfaat yang Diperoleh dengan Memelihara Ikan Koi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Manfaat Konsumsi Ikan Sarden dan Teri bagi Kesehatan

3 hari lalu

Ikan sarden. Pixabay.com/Dana Tentis
Manfaat Konsumsi Ikan Sarden dan Teri bagi Kesehatan

Mengganti daging merah dengan ikan seperti ikan sarden, herring, hingga ikan teri dapat mencegah 750 ribu kematian setiap tahun pada 2050.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

9 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Universitas Brawijaya Terima 3.662 Mahasiswa Baru, Ini Progam Studi Paling Diminati

20 hari lalu

Kampus Universitas Brawijaya di Malang, Jawa Timur, Senin, 24 November 2014. [TEMPO/STR/Aris Novia Hidayat; ANH2014112508]
Universitas Brawijaya Terima 3.662 Mahasiswa Baru, Ini Progam Studi Paling Diminati

Universitas Brawijaya menerima 3.662 mahasiswa baru dari total 31.368 pendaftar lewat jalur SNBP.


Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

28 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait pemberian tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 untuk aparatur sipil negara (ASN) di Jakarta, Jumat 15 Maret 2024. Pemerintah menganggarkan  sebesar Rp48,7 triliun untuk pembayaran THR dan Rp50,8 triliun untuk gaji ke-13 ASN pada 2024 atau total tersebut naik Rp18 triliun dibandingkan anggaran pada 2023. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.


Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

28 hari lalu

Permintaan Ikan Meningkat Selama Ramadan dan Lebaran, KKP: Harganya Terjangkau dan Stabil
Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.


KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

28 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

29 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.


Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

29 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

30 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


4 Ikan Beracun yang Berbahaya jika Dikonsumsi

36 hari lalu

Ikan buntal. telegraph.co.uk
4 Ikan Beracun yang Berbahaya jika Dikonsumsi

Tak semua ikan bisa dimakan lantaran ada berbagai ikan yang mengandung racun dan mengakibatkan fatal bagi siapa pun yang mengonsumsinya.