TEMPO.CO, Jakarta - Memiliki motivasi untuk terus mencapai target dalam pekerjaan itu bagus. Selain bertanggung jawab, target kerja kadang bisa mendatangkan bonus ekstra seperti uang atau hadiah dari atasan. Namun, tak bisa dipungkiri, beberapa pekerjaan bisa menguras tenaga dan terkesan melelahkan.
Akibat terlalu lama berada di bawah tekanan, stres dan depresi pun bisa datang. Kadar stres yang cukup tinggi dalam bekerja ternyata bisa menyebabkan masalah kesehatan yang disebut dengan burnout syndrome. Apa itu?
Burnout syndrome adalah kondisi stres berlebih yang berhubungan dengan pekerjaan. Kondisi ini ditandai dengan kelelahan secara fisik dan emosional akibat ekspektasi dan kenyataan karyawan di posisinya tidak berjalan sesuai yang dibayangkan. Jika terus berlanjut, kondisi yang tak nyaman tersebut akan membuat kita kehilangan minat bekerja. Bahkan, kadang tak punya lagi motivasi melakukan tugas dan tanggung jawab secara utuh.
Akhirnya, produktivitas kerja pun menurun secara drastis. Melansir Mayo Clinic, burnout syndrome terjadi karena depresi. Depresi muncul karena kita sudah kehilangan energi saat bekerja. Energi yang terkuras habis itu disebabkan oleh beban kerja yang berlebihan. Misalnya, tak ada orang bisa membantu pekerjaan.
Selain itu, burnout syndrome juga bisa terjadi karena tugas dan tanggung jawab berlebih yang diberikan kepada pekerja. Jika kondisi tersebut terus dibiarkan, kehidupan pribadi juga bisa terganggu. Parahnya, kita menjadi rentan terkena penyakit fisik. Beberapa penyebab munculnya burnout syndrome atau job burnout ini adalah:
-Tidak mampu mengontrol apa yang terjadi dan yang mempengaruhi pekerjaan.
-Bayangan tentang pekerjaan yang tidak jelas.
-Dinamika tempat kerja yang buruk, seperti perundungan di kantor.
-Jenis pekerjaan yang monoton atau bahkan terlalu dinamis.
-Tidak ada dukungan sosial karena pekerjaan mungkin terlalu mengisolasi diri dari orang lain atau kehidupan pribadi.
-Kehidupan pekerjaan tidak seimbang, sehingga tidak memiliki waktu untuk hal selain pekerjaan.
Burnout syndrome tak serta-merta hadir dalam sekejap. Penyakit psikologis ini muncul secara bertahap akibat sering stres. Secara umum, ada tiga ciri yang bisa dijadikan patokan jika mengalami gejala burnout syndrome:
-Stres mempengaruhi kondisi fisik dan rentan sakit.
-Kondisi emosional tidak stabil.
-Kebiasaan yang berubah drastis.
Cara mengatasi dan mencegah masalah psikologis burnout syndrome:
-Lihat batas kemampuan dalam bekerja.
-Ungkapkan keluh kesah kepada orang yang dipercaya.
-Batasi diri dari hal negatif atau beracun.
-Sering relaksasi atau olahraga.
-Tidur cukup.
Baca juga: 5 Tips Supaya Fokus dan Nyaman Selama Bekerja dan Belajar di Rumah