TEMPO.CO, Jakarta - Vaksin dosis ketiga atau sering disebut vaksin booster menjadi pembicaraan hangat ketika bocor informasi soal beberapa pejabat yang menyerobot antrian. Pasalnya, vaksin booster untuk saat ini hanya diperuntukkan oleh tenaga kesehatan selaku garda terdepan penanganan COVID-19.
Internis Konsultan Reumatologi (Rheumatologist) dari Siloam Hospital Lippo Village, Sandra Langow, mengatakan masyarakat umum perlu membedakan antara booster dan additional dose vaksin. Melalui akun Instagramnya, @sandrasinthya, ia menjelaskan jika booster dose adalah pemberian vaksin tambahan pada seseorang yang sudah divaksinasi lengkap sebelumnya dengan alasan adanya penurunan proteksi vaksin seiring berjalannya waktu. Sedangkan additional dose (dosis tambahan) adalah pemberian dosis ketiga kepada kelompok imunokompromais.
“Karena kelompok ini dianggap tidak mampu membentuk proteksi yang cukup sesudah vaksinasi secara lengkap,” katanya seperti dikutip Senin, 6 September 2021.
Imunokopromais sendiri adalah kondisi dimana seseorang memiliki sistem imun yang lemah. Penyebabnya secara umum ada dua, yaitu akibat memiliki penyakit yang menurunkan daya tahan tubuh seperti HIV, kanker, dan autoimun. Serta penggunaan obat-obatan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh seperti obat anti kanker, radiasi, dan obat autoimun. Akibatnya, mereka tidak memiliki kemampuan melawan infeksi, mudah sakit, dan rawan jika terkena infeksi.
WHO sendiri belum menganjurkan booster dose untuk saat ini mengingat masih terbatasnya jumlah vaksin dan banyak negara yang belum mendapatkan vaksinasi. Bagi mereka yang tidak termasuk imunokompromais dan sudah mendapatkan vaksin secara lengkap, kata Sandra, dosis penguat belum dibutuhkan. Hal ini merujuk pada rekomendasi dari CDC dan FDA.
Baca Juga:
Lalu, siapa yang kelak membutuhkan dosis tambahan?
- Orang dengan status imunokompromais
- Golongan imunokompromais, rentan terkena infeksi, termasuk infeksi COVID-19.
- Mereka yang menjalani transplanasi organ dan penyandang imunokompromais lainnya. Booster dosedapat membantu meningkatkan produksi antibodi yang protektif. FDA juga sudah mengevaluasi pemberian Moderna dosis ke-3 pada kalangan ini.
Dilansir dari laman cdc.gov, Booster dose sendiri diberikan sesudah 8 bulan vaksinasi lengkap. Sedangkan dosis tambahan sesudah 1 bulan pascavaksinasi lengkap. Karena itu, bagi masyarakat yang tidak memiliki gejala seperti yang disebutkan, maka sebaiknya menahan hasrat untuk mendapatkan vaksin dosis ketiga covid-19 karena masih banyak pihak yang lebih membutuhkan.
NAUFAL RIDHWAN ALY
Baca juga:
Ini Video tentang Vaksin Booster Pejabat, yang Dihapus dari Channel Sekretariat