Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kurang Vitamin B12, Cek Tandanya pada Tubuh

Reporter

image-gnews
Ilustrasi konsumsi vitamin. Shutterstock.com
Ilustrasi konsumsi vitamin. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ada delapan jenis vitamin B, salah satunya B12. Vitamin B12 membantu tubuh memproduksi sel darah merah, memproses vitamin B9 (asam folat), mengubah makanan menjadi sumber energi, serta menjaga sistem saraf dan imunitas tubuh tetap sehat.

Vitamin B12 juga merupakan salah satu penyusun tubuh karena mendukung sistem saraf dan membantu pembentukan DNA. Kekurangan vitamin B12 yang berkepanjangan dapat memicu masalah kesehatan seperti disfungsi sensorik. Hilangnya penciuman mungkin merupakan tanda kadar vitamin B12 rendah, menurut sebuah penelitian.

Melansir Express, studi yang diterbitkan dalam International Forum of Allergy and Rhinology berusaha menyelidiki hubungan antara disfungsi penciuman dan kadar B12 yang rendah. Olfactory dysfunction (OD) atau disfungsi penciuman didefinisikan sebagai berkurangnya atau terdistorsinya kemampuan mencium selama mengendus (penciuman ortonasal) atau makan (penciuman retronasal).

Penelitian melibatkan 39 pasien dengan kadar vitamin B12 rendah dan 34 kontrol. Semua peserta menjalani pemeriksaan otorhinolaryngological (praktik medis yang melibatkan telinga, hidung, dan tenggorokan) dan tes laboratorium. Mereka menggunakan tes Sniffin' Stick untuk menganalisis fungsi penciuman.

Kedua kelompok dalam penelitian ini dibandingkan untuk hasil tes bau. Korelasi hasil uji penciuman dengan data demografi dan laboratorium diselidiki pada kelompok yang kekurangan vitamin B12. Pada kelompok yang kekurangan vitamin B12, hilangnya penciuman terlihat jelas pada 56,4 persen pasien tetapi tidak ada subjek dalam kelompok kontrol yang mengalami disfungsi penciuman. Dalam penelitian ini, peneliti menunjukkan untuk pertama kali bahwa disfungsi penciuman dapat terjadi pada pasien dengan defisiensi vitamin B12.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Terlepas dari korelasi negatif usia dengan skor identifikasi bau, tidak ada parameter lain yang dipelajari yang menunjukkan korelasi dengan disfungsi penciuman,” catat para peneliti.

Sementara itu, gejala kekurangan B12 lain termasuk kelelahan ekstrem, kurang energi, sesak napas, lemah, sakit kepala, kulit pucat, detak jantung dapat dirasakan (palpitasi), mendengar suara yang berasal dari dalam tubuh bukan dari sumber luar (tinnitus), serta kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan.

Perawatan untuk yang kekurangan vitamin B12 tergantung pada apa penyebab kondisi tersebut. Biasanya, orang dapat dengan mudah diobati dengan suntikan atau tablet untuk menggantikan vitamin yang hilang. Untuk mencegah kekurangan vitamin B12, sangat dianjurkan untuk mengonsumsi menu makanan yang kaya vitamin B12, seperti unggas, daging, makanan laut, produk olahan susu, dan telur.

Baca juga: Macam Suplemen yang Baik buat Kesehatan Otak

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

1 hari lalu

Ilustrasi demensia/Alzheimer. Wisegeek.com
Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.


Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

5 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

13 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

19 hari lalu

Penampakan gerhana bulan sebagian atau Parsial di langit Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan parsial terjadi saat posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan gelap) Bumi sehingga saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.


Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

27 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

Seperti situs Gunung Padang, ada banyak laporan penelitian yang pernah dicabut dari jurnal ilmiah internasional. Cek asal negaranya yang terbanyak.


Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

28 hari lalu

Menhir situs megalitik Gunung Padang yang sudah terlilit akar di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

Pencabutan artikel Gunung Padang pada 18 Maret 2024 didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

28 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

28 hari lalu

Ilustrasi-Ketika kanker ovarium masih dalam tahap awal, yaitu ketika kanker masih terbatas pada ovarium, ada kemungkinan besar untuk berhasil diobati, kata seorang spesialis onkologi. (ANTARA/Shutterstock/mi_viri)
Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

Kanker ovarium stadium awal biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun, yang dapat menyebabkan diagnosis tidak terjawab.


26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

29 hari lalu

Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas otak yang tidak normal.


Manfaat Vitamin E buat Kulit tapi Perhatikan Kadarnya

29 hari lalu

Ilustrasi kacang-kacangan. Unsplash/Peter Feghali
Manfaat Vitamin E buat Kulit tapi Perhatikan Kadarnya

Salah satu manfaat vitamin E adalah menjaga kelembapan kulit. Namun penting untuk memperhatikan kadarnya agar tidak berdampak negatif pada kulit.