TEMPO.CO, Jakarta - Pembelajaran jarak jauh (PPJ) diberlakukan selama pandemi Covid-19. Anak-anak pun terpaksa menatap layar gawai atau laptop selama berjam-jam dan merusak mata.
Menurut Asosiasi Optometri Amerika, rabun jauh atau mata minus menimpa lebih dari 40 persen orang dewasa di Amerika Serikat. Lebih buruk lagi, AOA menyatakan jumlah ini telah meningkat sebesar 25 persen dalam 40 tahun terakhir, dengan anak-anak usia 3 tahun sebagai pasien termuda.
Sayangnya, kebanyakan orang tua tidak sepenuhnya memahami mata minus (miopia) atau hal-hal yang bisa dilakukan untuk membantu memperlambat kemungkinan rabun jauh atau miopia pada anak. Berikut enam gejala rabun jauh atau minus mata pada anak-anak yang perlu diwaspadai, seperti dilansir dari Jarvis Vision Centre.
Memegang benda dekat ke wajah
Salah satu cara termudah untuk mengetahui apakah anak mengalami kesulitan melihat objek dari kejauhan, yaitu jika mereka secara rutin memegang objek di dekat wajah untuk melihatnya. Selain itu, anak yang terlalu dekat menatap layar televisi atau gawai adalah petunjuk lain mereka mungkin mengalami kesulitan dengan penglihatan jarak jauh.
Sakit kepala
Jika anak sering mengeluh sakit kepala, perhatikan seberapa sering mengalami gejala ini. Beberapa sakit kepala mungkin disebabkan oleh alergi atau perubahan tekanan barometrik (tekanan atmosfer). Tetapi jika mengalami lebih dari sekali sakit kepala dalam seminggu, segera lakukan konsultasi dengan dokter.
Menyipitkan mata
Saat mata kesulitan untuk fokus, terkadang kita menyipitkan mata untuk memperbaiki penglihatan. Hal ini terbukti ampuh karena dengan menyipitkan mata menyebabkan perubahan kecil dalam ketegangan otot mata dan dapat memberikan kejelasan sesaat bagi pasien miopia ringan.
Menutup satu mata untuk membaca Menutup satu mata merupakan cara lain untuk mengatasi penglihatan yang kabur. Cara alami ini dapat membantu mengatasi perbedaan penglihatan dan memberi penghilatan yang lebih jelas.
Menggosok mata
Anak-anak yang tidak merasa nyaman dengan matanya akan secara otomatis menggosok-gosok mata. Gejala ini paling sering menjadi tanda ada kesalahan dengan mata anak. Selain itu, menggosok mata karena gatal juga dapat terjadi karena mata tegang akibat terlalu lama menatap layar.
Mata berair
Mata berair adalah gejala lain yang dapat disebabkan oleh iritasi akibat alergi. Apabila gejala terus menerus dan berlebihan, bisa jadi ini tanda miopia. Jika anak menunjukkan gejala-gejala tersebut, periksakan penglihatannya. Miopia tidak hilang dengan sendirinya dan dapat memburuk jika tidak diobati. Terlebih sekarang ini banyak anak-anak usia balita sudah menggunakan ponsel pintar dalam keseharian.
Baca juga: Ingin Donor Mata? Simak Syarat-Syaratnya