TEMPO.CO, Jakarta - Setiap orang tua memiliki pola pengasuhan yang berbeda kepada anaknya. Salah satu pola asuh yang diterapkan oleh orang tua adalah helicopter parenting.
Helicopter parenting merupakan sebutan untuk orang tua yang memperhatikan segala aspek kehidupan sang anak secara berlebihan.
Dilansir dari laman Very Well Family, helicopter parenting adalah orang tua yang sangat memperhatikan kegiatan sehari-hari anak. Hal ini dilakukan sebagai upaya melindungi anak dari rasa sakit dan kecewa dan membantu anak agar menjadi orang sukses di masa depan. Media popular juga memakai istilah helicopter parenting untuk menggambarkan orang tua yang terlalu protektif terhadap anak-anaknya.
“Orang tua yang menerapkan helicopter parenting selalu berputar-putar di atas anak-anak mereka dan menjadi terlalu terlibat dalam kehidupan sang anak,” tulis Amy Morin, seorang pakar psikologi, seperti yang dikutip Tempo dari laman Very Well Family, Rabu, 8 September 2021.
Istilah helicopter parenting pertama kali dimuat pada buku “Between Parent & Teenager” yang terbit pada tahun 1969. Di dalam buku tersebut, remaja yang ditampilkan melaporkan bahwa ibunya terus mengawasinya seperti helicopter. Sejak itu, istilah helicopter parenting digunakan oleh akademisi untuk menyebut orang tua yang mengawasi anaknya secara berlebihan.
Jika dilihat karakteristiknya, helicopter parenting memiliki kecenderungan terlalu terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka. Keterlibatan ini sampai pada tahap di mana anak sulit memilih kegiatan dan minat karena telah dipilihkan dan diatur oleh orang tua.
Helicopter parenting akan mencoba mengatur jadwal anak-anak mereka dari tahap akademik sampai kegiatan non-akademik seperti seni dan olahraga dengan tujuan sang anak dapat memiliki prestasi. Terkadang, helicopter parenting juga mencoba mengatur pertemanan dan status sosial sang anak.
Anak yang diasuh dengan pola asuh helicopter parenting cenderung dapat memiliki masalah saat dewasa. Masalah ini mencakup masalah kesehatan, sulit mengatur emosi, bergantung pada obat-obatan, kesulitan mengatur diri sendiri, dan selalu merasa berhak akan kemudahan.
Walau begitu, menjadi helicopter parenting tidak selamanya buruk. Helicopter parenting juga memiliki kelebihan, antara lain helicopter parenting cenderung sadar akan potensi anak mereka. Selain itu, mereka juga akan berusaha membantu dan mendukung jika anak mengalami kesulitan. Mereka akan memastikan jalan yang dialui anak mereka mulus dan tidak ada kesulitan yang perlu dihadapi.
MAGHVIRA ARZAQ KARIMA
Baca juga: Kenali 4 Tanda Over-Parenting dan Dampaknya Terhadap Anak