TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah melalui Badan Pengawas Obat, dan Minuman (BPOM) akhirnya merilis izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) kepada dua produk vaksin, yakni Vaksin Johnson & Johnson dan CanSino.
Kepala BPOM, Penny K. Lukito, menyatakan penerbitan EUA dilakukan bersama Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) setelah melalui penilaian terhadap data mutu vaksin menggunakan pedoman internasional yang berlaku.
”BPOM resmi menerbitkan EUA untuk produk vaksin COVID-19 terbaru, yakni Vaksin Johnson & Johnson dan Vaksin CanSino,” Ujar Penny dilansir dari Tempo.co pada 7 September 2021.
Dilansir dari laman resmi World Health Organization (WHO), Vaksin Johnson & Johnson atau yang juga dikenal dengan Vaksin Janssen Ad26.CoV2 memiliki tingkat kemanjuran terhadap infeksi SARS CoV-2 gejala sedang dan berat mencapai 66,9 persen dengan subjek orang berusia 18 tahun ke atas.
Vaksin ini telah melalui peninjauan oleh European Medicines Agency (EMA) dan Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat. Vaksin J&J ini dikembangkan di Leiden, Belanda.
Dilansir dari laman ema.europa.eu, vaksin COVID-19 Janssen bekerja dengan mempersiapkan tubuh untuk menciptakan antinbodi terhadap COVID-19 melalui virus adenovirus yang telah dimodifikasi. Secara sederhana, proses bekerjanya yaitu dengan mendorong gen dalam tubuh menciptakan protein terhadap virus SARS-Cov-2, penyebab COVID-19.
Efeknya, tubuh untuk menghasilkan antibodi dan mengaktifkan sel T (sel darah putih) sebagai pertahanan tubuh melawan virus COVID-19. Pengguna vaksin ini tidak perlu khawatir mengenai virus adenovirus ini, sebab sifat virus ini tidak menyebabkan penyakit dan tidak mampu bereproduksi.
Sementara vaksin Convidecia (Ad5-nCoV) merupakan vaksin produksi CanSino di China. Vaksin ini memiliki tingkat efektifitas untuk melindungi tubuh dari gejala COVID-19 sebesar 63,3 persen. Kemudian, kemampuan perlindungan atas COVID-19 gejala berat mencapai 90.1 persen.
Dikutip dari laman precisionvaccasination.com, vaksin ini diklaim sebagai vaksin vektor virus rekombinasi baru dengan menggunakan virus adenovirus tipe 5.
Secara sederhana, jenis vaksin ini bekerja dengan mengirimkan materi genetik untuk menghasilkan protein lonjakan untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2. Kemudian sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibody yang akan mengenali protein lonjakan tersebut dan melawan virus corona.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca juga: BPOM Terbitkan Izin Penggunaan Vaksin Johnson & Johnson yang Cukup Sekali