TEMPO.CO, Jakarta - Marah merupakan mekanisme bertahan hidup bagi setiap mahkluk hidup dengan cara menyerang mahkluk lain yang menjadi penganggu atau pengancamnya. Dilansir dari laman uin-malang.ac.id, berbeda dengan hewan yang umumnya marah akibat ancaman bersifat fisik, penyebab marah pada manusia sangat beragam. Misalnya harga diri, harapan, dan adanya perasaan permusuhan.
Meskipun marah merupakan mekanisme alami, tetapi kita perlu mengontrol emosi marah. Dilansir dari laman bpsdm.pu.go.id, emosi yang berlebihan, terutama amarah bersifat destruktif atau merugikan seperti merusak kesehatan, menghancurkan hubungan dengan pasangan, membahayakan pekerjaan, dan dapat membuat kita stress yang berujung pada depresi. Dampak negatif ini perlu diantisipasi, salah satunya melalui manajemen amarah.
Manajemen marah meliputi latihan bagaimana mengenali tanda-tanda ketika amarah datang dan bagaimana kita belajar mengendalikannya melalui tindakan-tindakan yang positif. Berikut cara dan tahapan untuk melatih manajemen marah:
1. Atur pernapasan
Ketika perasaan marah muncul, cobalah ambil napas dan tahan selama 5 detik. Hal ini agar aliran oksigen ke otak lebih lancar dan pikiran dapat terbuka secara dingin untuk menanggapi suatu masalah.
2. Pikirkan apa yang akan diucapkan
Pepatah mengatakan bahwa lidah itu tidak bertulang. Karena itu, ia bahkan sampai ‘dipagari’ oleh gigi dan bibir karena lidah begitu tajam. Karena itu, ketika tanda-tanda marah datang, coba untuk pikirkan sejenak sebelum Anda meluapkannya dalam perkataan. Apalagi, ketika marah, pikiran otomatis kacau. Pikirkan apa dampaknya terhadap orang yang menjadi lawan bicara Anda. jangan sampai menyakiti perasaannya yang akan membuat Anda menyesal kemudian.
3. Hindari apa yang dapat membuat Anda tidak nyaman
Penyebab marah pada manusia sangat kompleks. Bisa saja mood Anda menjadi jelek karena seseorang yang tidak Anda sukai. Karena itu, ada baiknya Anda menghindari atau meminimalisisir kontak dengan orang ini agar mood Anda tetap terjaga. Tetapi, coba untuk tetap tersenyum sewajarnya apabila bertemu agar tidak terjadi permusuhan.
4. Ubah cara pandang
Mengubah cara pandang memang tidak mudah dan butuh waktu yang relatif lama. Cobalah untuk bergaul dengan banyak orang agar tahu bahwa ada banyak perspektif di dunia ini dengan saling berbagi pengalaman. Dari beragam perspektif ini Anda dapat mengambil pembelajaran yang dapat membuat Anda menjadi lebih terbuka. Dengan begini, Anda menjadi tidak mudah terprovokasi.
5. Bersahabat dengan diri sendiri
Membahagiakan diri sendiri adalah hal yang positif. Ketika Anda berpikir positif, maka secara otomatis Anda juga memiliki mood yang baik sehingga tidak mudah marah. Meskipun hal-hal yang dapat membuat Anda marah tidak dapat Anda kontrol, tetapi Anda dapat mengubah seberapa besar hal-hal tersebut mempengaruhi Anda. Hal ini dimulai dari diri sendiri.
NAUFAL RIDHWAN ALY
Baca: Marah Jangan Dipendam, Kendalikan dan Salurkan dengan Cara yang Tepat