TEMPO.CO, Jakarta - Duduk bekerja selama berjam-jam dapat merusak kesehatan metabolisme dan penyebabkan penyakit kronis. Kebiasaan ini juga memicu kenaikan kadar gula darah dan kolesterol, bahkan pada orang yang tampaknya sehat.
Sebuah penelitian praktis meskipun kecil menunjukkan berdiri dan bergerak setiap 30 menit selama sekitar tiga menit dapat mengurangi dampak kesehatan dari terlalu banyak duduk. Dilansir dari Channel News Asia, studi ini menemukan menaiki beberapa anak tangga, melakukan jumping jacks atau squat, atau bahkan melakukan 15 langkah selama istirahat dalam durasi pendek ini dapat mengontrol gula darah di antara pekerja kantoran tanpa mengganggu alur kerja.
Tetapi penelitian, yang melibatkan 16 pekerja paruh baya yang berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2 juga menunjukkan istirahat dua kali dalam satu jam selama tiga menit ini kemungkinan menggambarkan durasi minimal untuk melakukan gerakan guna melindungi kesehatan metabolisme. Sementara 15 langkah setiap satu jam mungkin merupakan awal yang baik, tetapi kegiatan itu seharusnya bukan satu-satunya aktivitas yang diambil untuk mengurangi lama duduk.
Bagi kebanyakan orang, duduk tidak hanya biasa tetapi konstan. Menurut studi epidemiologi, orang dewasa di Amerika Serikat biasanya duduk sekitar 6,5 jam sehari tanpa disela berdiri atau berjalan.
Kebiasaan duduk dalam waktu lama ini kemungkinan semakin sering dialami banyak orang selama pandemi Covid-19. Data awal menunjukkan banyak orang sekarang lebih tidak aktif daripada 2019, terutama jika memiliki anak dan pekerjaan. Duduk tanpa henti seperti itu menekan kesehatan metabolisme.
"Setiap jam bangun yang dihabiskan dalam posisi tidak bergerak (duduk atau berbaring) meningkatkan risiko sindrom metabolik dan diabetes tipe 2," ungkap studi tersebut.
Studi baru yang diterbitkan Agustus 2020 di The American Journal of Physiology: Endocrinology and Metabolism ini dilakukan para peneliti di Institut Karolinska di Stockholm, Swedia. Mereka memutuskan untuk melihat apa yang akan terjadi jika pekerja kantoran setuju untuk membagi waktu duduk selama tiga minggu di tempat kerja.
Mereka mulai dengan merekrut 16 pria dan wanita paruh baya di Stockholm dengan pekerjaan di meja dan riwayat obesitas, menempatkan mereka pada risiko tinggi masalah metabolisme seperti diabetes. Peneliti memeriksa kesehatan metabolisme para sukarelawan saat ini dan meminta mereka untuk memakai monitor aktivitas selama seminggu untuk mendapatkan angka dasar.
Kemudian, setengah dari sukarelawan melanjutkan kehidupan normal sebagai kontrol dan sisanya mengunduh aplikasi ponsel yang mengingatkan setiap 30 menit selama hari kerja untuk bangun dan aktif selama tiga menit. Mereka berjalan menyusuri aula, menaiki tangga, berbaris di tempat, berjongkok, melompat, atau berkeliaran dengan cara apa pun yang dianggap nyaman, dapat ditoleransi, dan tidak terlalu mengganggu atau menghibur rekan kerja.
Tetapi, mereka harus mengambil minimal 15 langkah sebelum aplikasi merekam gerakan sebagai jeda aktivitas. Eksperimen berlanjut selama tiga minggu, setelah itu semua orang kembali ke lab untuk putaran tes metabolisme lain. Para peneliti menemukan hasil kedua kelompok agak berbeda.
Kelompok banyak duduk menunjukkan masalah berkelanjutan dengan resistensi insulin, kontrol gula darah. dan kadar kolesterol. Tetapi, sukarelawan lain, yang berdiri dan bergerak saat bekerja, menunjukkan kadar gula darah puasa yang lebih rendah di pagi hari, yang berarti tubuh dapat mengontrol gula darah dengan lebih baik di malam hari, yang merupakan indikator penting kesehatan metabolisme.
Gula darah juga stabil di siang hari, dengan lonjakan dan penurunan yang lebih sedikit daripada kelompok kontrol, dan jumlah kolesterol HDL yang bermanfaat dalam aliran darah meningkat. Perbaikan ini sedikit, tetapi mungkin berarti dari waktu ke waktu dan akan berpengaruh pada tingkat keparahan risiko diabetes tipe 2.
Menariknya, manfaat yang ditimbulkan juga bergantung pada seberapa sering dan seberapa ketat pekerja mematuhi peringatan aplikasi. Mereka yang bangun secara teratur dan paling aktif umumnya mengelola 75 langkah atau lebih selama tiga menit, meningkatkan metabolisme paling banyak. Lainnya, yang melakukan lebih sedikit langkah atau sering mengabaikan peringatan aplikasi, kurang mendapat manfaat. Tetapi kesehatan metabolisme mereka agak membaik, kata Erik Naslund, profesor di Institut Karolinska, yang mengawasi studi baru tersebut.
Naslund menyarankan agar pekerja mengunduh aplikasi atau atur alarm di komputer atau ponsel untuk mengingatkan agar bangun setiap setengah jam. Berjalanlah selama beberapa menit atau melakukan joging di tempat.
“Pergi ke kamar mandi atau minum kopi juga diperhitungkan," kata Naslund. “Secara umum, penting untuk memperkenalkan lebih banyak aktivitas fisik ke dalam hidup kita.”