Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pentingnya Bergerak 3 Menit per Jam, Cegah Penyakit Kronis

Reporter

image-gnews
Ilustrasi duduk (pixabay.com)
Ilustrasi duduk (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Duduk bekerja selama berjam-jam dapat merusak kesehatan metabolisme dan penyebabkan penyakit kronis. Kebiasaan ini juga memicu kenaikan kadar gula darah dan kolesterol, bahkan pada orang yang tampaknya sehat.

Sebuah penelitian praktis meskipun kecil menunjukkan berdiri dan bergerak setiap 30 menit selama sekitar tiga menit dapat mengurangi dampak kesehatan dari terlalu banyak duduk. Dilansir dari Channel News Asia, studi ini menemukan menaiki beberapa anak tangga, melakukan jumping jacks atau squat, atau bahkan melakukan 15 langkah selama istirahat dalam durasi pendek ini dapat mengontrol gula darah di antara pekerja kantoran tanpa mengganggu alur kerja.

Tetapi penelitian, yang melibatkan 16 pekerja paruh baya yang berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2 juga menunjukkan istirahat dua kali dalam satu jam selama tiga menit ini kemungkinan menggambarkan durasi minimal untuk melakukan gerakan guna melindungi kesehatan metabolisme. Sementara 15 langkah setiap satu jam mungkin merupakan awal yang baik, tetapi kegiatan itu seharusnya bukan satu-satunya aktivitas yang diambil untuk mengurangi lama duduk.

Bagi kebanyakan orang, duduk tidak hanya biasa tetapi konstan. Menurut studi epidemiologi, orang dewasa di Amerika Serikat biasanya duduk sekitar 6,5 jam sehari tanpa disela berdiri atau berjalan.

Kebiasaan duduk dalam waktu lama ini kemungkinan semakin sering dialami banyak orang selama pandemi Covid-19. Data awal menunjukkan banyak orang sekarang lebih tidak aktif daripada 2019, terutama jika memiliki anak dan pekerjaan. Duduk tanpa henti seperti itu menekan kesehatan metabolisme.

"Setiap jam bangun yang dihabiskan dalam posisi tidak bergerak (duduk atau berbaring) meningkatkan risiko sindrom metabolik dan diabetes tipe 2," ungkap studi tersebut.

Studi baru yang diterbitkan Agustus 2020 di The American Journal of Physiology: Endocrinology and Metabolism ini dilakukan para peneliti di Institut Karolinska di Stockholm, Swedia. Mereka memutuskan untuk melihat apa yang akan terjadi jika pekerja kantoran setuju untuk membagi waktu duduk selama tiga minggu di tempat kerja.

Mereka mulai dengan merekrut 16 pria dan wanita paruh baya di Stockholm dengan pekerjaan di meja dan riwayat obesitas, menempatkan mereka pada risiko tinggi masalah metabolisme seperti diabetes. Peneliti memeriksa kesehatan metabolisme para sukarelawan saat ini dan meminta mereka untuk memakai monitor aktivitas selama seminggu untuk mendapatkan angka dasar.

Kemudian, setengah dari sukarelawan melanjutkan kehidupan normal sebagai kontrol dan sisanya mengunduh aplikasi ponsel yang mengingatkan setiap 30 menit selama hari kerja untuk bangun dan aktif selama tiga menit. Mereka berjalan menyusuri aula, menaiki tangga, berbaris di tempat, berjongkok, melompat, atau berkeliaran dengan cara apa pun yang dianggap nyaman, dapat ditoleransi, dan tidak terlalu mengganggu atau menghibur rekan kerja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tetapi, mereka harus mengambil minimal 15 langkah sebelum aplikasi merekam gerakan sebagai jeda aktivitas. Eksperimen berlanjut selama tiga minggu, setelah itu semua orang kembali ke lab untuk putaran tes metabolisme lain. Para peneliti menemukan hasil kedua kelompok agak berbeda.

Kelompok banyak duduk menunjukkan masalah berkelanjutan dengan resistensi insulin, kontrol gula darah. dan kadar kolesterol. Tetapi, sukarelawan lain, yang berdiri dan bergerak saat bekerja, menunjukkan kadar gula darah puasa yang lebih rendah di pagi hari, yang berarti tubuh dapat mengontrol gula darah dengan lebih baik di malam hari, yang merupakan indikator penting kesehatan metabolisme.

Gula darah juga stabil di siang hari, dengan lonjakan dan penurunan yang lebih sedikit daripada kelompok kontrol, dan jumlah kolesterol HDL yang bermanfaat dalam aliran darah meningkat. Perbaikan ini sedikit, tetapi mungkin berarti dari waktu ke waktu dan akan berpengaruh pada tingkat keparahan risiko diabetes tipe 2.

Menariknya, manfaat yang ditimbulkan juga bergantung pada seberapa sering dan seberapa ketat pekerja mematuhi peringatan aplikasi. Mereka yang bangun secara teratur dan paling aktif umumnya mengelola 75 langkah atau lebih selama tiga menit, meningkatkan metabolisme paling banyak. Lainnya, yang melakukan lebih sedikit langkah atau sering mengabaikan peringatan aplikasi, kurang mendapat manfaat. Tetapi kesehatan metabolisme mereka agak membaik, kata Erik Naslund, profesor di Institut Karolinska, yang mengawasi studi baru tersebut.

Naslund menyarankan agar pekerja mengunduh aplikasi atau atur alarm di komputer atau ponsel untuk mengingatkan agar bangun setiap setengah jam. Berjalanlah selama beberapa menit atau melakukan joging di tempat.

“Pergi ke kamar mandi atau minum kopi juga diperhitungkan," kata Naslund. “Secara umum, penting untuk memperkenalkan lebih banyak aktivitas fisik ke dalam hidup kita.”

Baca juga: Mengenali Perbedaan Hepatitis A, B, C, D, dan E

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Makan Almond Mentah Sebelum Makan Dapat Membantu Kurangi Lonjakan Glukosa, Ini Penjelasannya

2 hari lalu

Kacang Almond. Foto: sheknows.com
Makan Almond Mentah Sebelum Makan Dapat Membantu Kurangi Lonjakan Glukosa, Ini Penjelasannya

Almond memiliki kandungan seng dan magnesium tinggi yang dapat merangsang reseptor tirosin kinase di jaringan adiposa sehingga meningkatkan sensitivitas insulin.


7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

3 hari lalu

Ilustrasi Semangka
7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

Semangka menjadi buah yang pas sebagai pilihan di bulan Ramadhan. Pada kondisi tubuh yang mengalami dehidrasi, buah ini menjaga kesehatan dan keseimbangan nutrisi.


Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

5 hari lalu

Puluhan massa dari organisasi CISDI bersama dengan Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melakukan aksi demo mendukung diberlakukannya cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) di kawasan Patung Kuda, Monas,  Jakarta, Rabu 18 Oktober 2023. Studi meta analisis pada 2021 dan 2023 mengestimasi setiap konsumsi 250 mililiter MBDK akan meningkatkan risiko obesitas sebesar 12 persen, risiko diabetes tipe 2 sebesar 27 persen, dan risiko hipertensi sebesar 10 persen (Meng et al, 2021; Qin et al, 2021; Li et al, 2023). Mengadaptasi temuan World Bank (2020), penerapan cukai diprediksi meningkatkan harga dan mendorong reformulasi produk industri menjadi rendah gula sehingga menurunkan konsumsi MBDK. Penurunan konsumsi MBDK akan berkontribusi terhadap berkurangnya tingkat obesitas dan penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke, hingga penyakit jantung koroner. TEMPO/Subekti.
Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

Bappenas mengklaim penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan akan menekan penyakit diabetes, jantung dan stroke di masyarakat.


Dokter Sarankan Penderita Diabetes Bawa Alat Cek Gula Darah saat Mudik Lebaran

5 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Dokter Sarankan Penderita Diabetes Bawa Alat Cek Gula Darah saat Mudik Lebaran

Penderita diabetes yang ingin mudik Lebaran disarankan membawa alat cek gula darah mandiri untuk mencegah perubahan gejala.


Hindari Gula Darah Naik, Jangan Langsung Tidur setelah Sahur

5 hari lalu

Ilustrasi Sahur. Shutterstock
Hindari Gula Darah Naik, Jangan Langsung Tidur setelah Sahur

Langsung tidur setelah sahur dapat berpotensi kenaikan gula darah di tubuh. Simak penjelasan spesialis penyakit dalam berikut.


Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

5 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

Tingginya tingkat kolesterol biasanya dibarengi dengan gejala yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya.


Guru Besar FKUI Sebut Kaitan Puasa Ramadan dan Upaya Mencegah Glaukoma

7 hari lalu

Visualisasi orang dengan glaukoma/JEC
Guru Besar FKUI Sebut Kaitan Puasa Ramadan dan Upaya Mencegah Glaukoma

Pakar sebut Puasa Ramadan jadi momen tepat menghindari glaukoma dengan mengurangi makanan manis pemicu diabetes.


Pentingnya Pasien Diabetes Cek Gula Darah Mandiri saat Puasa Ramadan

9 hari lalu

Ilustrasi tes gula darah penderita diabetes (pixabay.com)
Pentingnya Pasien Diabetes Cek Gula Darah Mandiri saat Puasa Ramadan

Penderita diabetes perlu mengecek gula darah secara mandiri saat berpuasa karena perubahan pola hidup selama Ramadan dapat mempengaruhi gula darah.


Nia Ramadhani Masuk UGD karena Cantengan, Ini Penyebab dan Bahaya Kuku Kaki Cantengan

9 hari lalu

Nia Ramadhani/Foto: Instagram/Nia Ramadhani
Nia Ramadhani Masuk UGD karena Cantengan, Ini Penyebab dan Bahaya Kuku Kaki Cantengan

Kuku jempol kaki kiri Nia Ramadhani harus dicabut karena alami cantengan. Apa penyebab dan bahaya kuku kaki cantengan?


5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

10 hari lalu

Ilustrasi kelapa muda (Pixabay.com)
5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

Tidak hanya segar, air kelapa hijau juga memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi kesehatan tubuh.