TEMPO.CO, Jakarta - Pernikahan di usia muda seringkali diwarnai dengan beragam risiko dan tantangan. Karenanya, pasangan yang memutuskan untuk nikah muda harus memiliki kesiapan dari segi fisik maupun psikologis.
Ada beberapa tanda yang dapat membantu seseorang menilai kesiapannya untuk menikah di usia muda. Menurut konselor Sheryl Paul, sebagaimana dilansir dari laman mindbodygreen, berikut adalah lima tanda yang menunjukkan bahwa seseorang sudah siap menikah meski baru berusia 20-an:
Memahami perbedaan antara cinta sejati dan tergila-gila
Cinta sejati dan perasaan tergila-gila tidaklah sama. Ketika tergila-gila, seseorang cenderung mengharapkan pasangannya sempurna dan dapat merasakan cinta sepanjang waktu. Kenyataannya, cinta sejati dibarengi dengan penerimaan terhadap ketidaksempurnaan orang lain. Jika anda berada pada fase tergila-gila, tandanya anda belum siap menikah.
Siap berduka karena mengakhiri masa lajang
Baca Juga:
Ketika memutuskan untuk menikah, seseorang harus siap untuk menutup kemungkinan bagi pasangan lain. Pada usia berapa pun, berkomitmen pada satu orang seumur hidup merupakan hal yang sulit. Salah satu tanda bahwa anda siap menikah adalah mampu meluangkan waktu untuk mengakui dan berduka bahwa anda harus mengucapkan selamat tinggal pada suatu tahap kehidupan.
Alasan untuk menikah bukan untuk merasa aman, berhasil, ataupun bebas
Sebuah pernikahan tidak dimaksudkan untuk memberi jawaban atas semua masalah yang anda hadapi. Pernikahan juga bukan jalan keluar untuk menjauh dari orang tua atau untuk melewati batasan agama tentang seks. Pernikahan adalah sebuah komitmen besar. Pernikahan yang sehat mengaruskan dua orang yang sehat dan utuh berkumpul untuk belajar dan menumbuhkan kapasitas mereka untuk memberi dan menerima cinta. Sebelum menikah, pastikan bahwa anda merasa utuh dan lengkap, dengan atau tanpa pasangan.
Memiliki cara yang sehat untuk menangani konflik
Pertengkaran dalam sebuah hubungan adalah hal yang wajar. Sebelum menikah, pastikan diri sendiri dan pasangan selalu menghormati satu sama lain sehingga dapat mencapai kompromi yang sehat. Tidak peduli seberapa besar cinta yang dirasakan, kurangnya komunikasi tetap bisa merusak suatu hubungan.
Selaras dalam nilai-nilai inti
Untuk memiliki pernikahan yang sehat, seseorang dan pasangan harus memiliki pandangan yang sama mengenai agama, anak, uang, dan waktu bersama keluarga. Bagi orang yang memutuskan nikah muda dengan pasangan yang tidak seiman maka perlu tahu bagaimana cara menangani masalah yang terkait nilai-nilai ini di masa depan.
SITI NUR RAHMAWATI
Baca juga: