TEMPO.CO, Jakarta - Kasus baru kanker prostat diperkirakan bertambah 24 per tahun di Inggris. Spesialis urologi Dr. Agus Rizal menyampaikan satu dari delapan laki-laki didiagnosis kanker prostat selama masa hidupnya berdasarkan sumber Prostate Cancer UK (lembaga penelitian kanker).
"Kanker prostat merupakan kasus kedua terbanyak di dunia untuk kanker padat (solid cancer). Oleh karena itu, salah satu yang meng-endorse diadakannya bulan kesadaran kanker prostat sedunia adalah Urology Care Foundation. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran terhadap risiko terjadinya kanker prostat dan dampak jika menderita kanker prostat,” ujarnya lewat keterangan tertulis .
Ada beberapa faktor risiko yang memicu terjadinya kanker prostat, termasuk usia. Sebagian besar kanker prostat, mungkin lebih dari 99 persen, ditemukan pada yang berusia di atas 50 tahun. Ras dan etnis juga berpengaruh, etnis kulit hitam memiliki risiko lebih tinggi menderita kanker prostat sedangkan etnis Asia berisiko lebih rendah, riwayat keluarga yang pernah terkena kanker prostat, perubahan gen.
Tak hanya itu, pola makan rendah serat dan tinggi lemak dianggap meningkatkan risiko kanker prostat dan kebiasaan merokok memicu hampir semua kanker karena bahan kimia dalam asap rokok memasuki aliran darah. Selain itu, gejala dan tanda-tanda kanker prostat perlu diketahui juga, antara lain sering buang air kecil, pancaran urin makin lemah, darah dalam urin, rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil, dan keinginan untuk sering buang air kecil di malam hari.
Dengan adanya gejala dan tanda-tanda tersebut, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai penyakit itu. Dimulai dari tahap wawancara riwayat penyakit yang dirasakan, meraba lubang pelepasan, pemeriksaan antigen spesifik prostat, tahap skrining, tahap konfirmasi dengan biopsi prostat, dan pemeriksaan pencitraan.
Tahap skrining kanker prostat pada pria berusia di atas 50 tahun, terutama dengan keluhan gangguan berkemih dan di atas 45 tahun dengan riwayat keluarga. Prof. dr. Chaidir A. Mochtar menyampaikan penanganan kanker prostat, terapi, dan operasi harus dilakukan. Penanganan kanker prostat dengan pengawasan aktif melakukan pemeriksaan Prostate-Specific Antigen (PSA) selama enam bulan, colok lubang pelepasan (12 bulan), dan pemeriksaan radiologi atau pemeriksaan lain sesuai kebutuhan.
Ada juga pilihan penanganan kanker prostat untuk stadium awal dengan melakukan pengawasan aktif, stadium pertengahan lanjut dengan terapi radiasi, operasi, terapi hormonal lini pertama, stadium lanjut dengan terapi hormonal lini kedua, kemoterapi, terapi dalam tahap penelitian, radiofarmaka, dan PARP Inhibitor Imunoterapi. Chaidir berpesan kepada yang memiliki gejala atau tanda-tanda tersebut untuk segera melakukan pemeriksaan agar bisa mengetahui penyakit dan penanganannya.
“Sebaiknya, bila terdiagnosis kanker prostat, konsultasi terlebih dulu dengan dokter spesialis urologi atau konsultan urologi terdekat untuk menentukan pilihan penanganan kanker prostat yang paling sesuai,” katanya.
Baca juga: Pola Makan Sehat dan Sering Berhubungan Seks, Kunci Cegah Kanker Prostat