TEMPO.CO, Jakarta - Ketika pandemi Covid-19, penjualan hand sanitizer meningkat drastis dan membuat produk tersebut laku di pasaran—terutama di awal pandemi. Benda ini digunakan apabila sedang bersentuhan dengan orang lain atau memegang benda yang diragukan kesterilannya.
Untuk hand sanitizer memiliki 2 jenis yang sering dijumpai di pasaran. Pertama, hand sanitaizer spray atau liquid. Seperti namanya, hand sanitizer jenis ini berbentuk cair dan cenderung seperti air. Jenis ini mampu membersihkan kuman lebih cepat dibandingkan dengan jenis gel. Selain itu, Disinfektan jenis ini diketahui mampu bekerja dalam waktu kurang dari 15 detik. Keunggulan lainnya dari jenis hand sanitizer ini mudah kering ketika disemprotkan ke tangan atau permukaan benda lainnya.
Selanjutnya, hand sanitizer yang juga banyak digunakan yaitu yang memiliki tekstur seperti gel. Jika hand sanitizer lebih mudah kering, jenis ini memiliki waktu lebih lama untuk kering di kulit dibandingkan jenis cair. Namun hand sanitizer yang berbentuk gel ini sangat baik untuk menjaga kebersihkan tangan. Hal tersebut dikarenakan kemampuannya yang menyerap lama, membuat tangan lebih lama terlindungi.
Bentuk-bentuk yang berbeda ini dibuat larena memiliki bahan-bahan baku yang berbeda. Berdasarkan kanal resmi produsen hand sanitizer, Fortified menjelaskan bahwa banyak produsen yang membuat produk ini dengan bahan dasar seperti paraben. Paraben merupakan zat kimia yang digunakan sebagai pengawet dalam produk kosmetik dan farmasi. Tujuan dari penambahannya adalah untuk membantu mencegah timbulnya jamur dan bakteri serta menjaga kualitas produk.
Namun, tidak sedikit hand sanitizer yang dibuat dengan bahan dasar gliserin yang berasal dari sumber tumbuhan alami. Manfaat utama senyawa ini adalah sebagai pelembap untuk kulit. Senyawa ini membuat kulit menyerap air dari udara, hal ini dapat mengurangi kekeringan dan bercak kusam pada kulit. Selain itu, gliserin juga dapat menyembuhkan kulit kering, kasar, dan iritasi.
Cairan pembersih tangan juga dibuat dengan bahan seperti methanol hingga alkohol. Oleh sebab itu tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi pembersih tangan yang dibuat dengan metanol atau etanol dapat menyebabkan sakit kepala, penglihatan kabur, mual, muntah, sakit perut, kehilangan koordinasi dan penurunan tingkat kesadaran. Keracunan metanol juga dapat menyebabkan asidosis metabolik, kejang, kebutaan dan kematian, kata mereka.
Produk lainnya yang mengandung metanol, formaldehida dan asam format, seperti hand sanitizer ini menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai asidosis metabolik, akumulasi asam berbahaya dalam aliran darah, yang beracun bagi organ dan jaringan dalam tubuh yang menyebabkan kejang, gagal ginjal, kebutaan, tekanan darah rendah, dan aritmia jantung yang fatal.
GERIN RIO PRANATA
Baca: 5 Remaja di Berau Tewas Konsumsi Oplosan Miras dan Hand Sanitizer, Ini Bahayanya