TEMPO.CO, Jakarta - Tahukah Anda bahwa September diperingati sebagai bulan pencegahan bunuh diri? Bunuh diri masuk dalam 20 besar penyebab kematian di dunia. Bunuh diri masih menjadi masalah global.
Dikutip dari laman instagram dr Sandra Langow SpPD-KR, Internis Konsultan Reumatologi dari Siloam Hospital Lippo Village menyebutkan bahwa terdapat 800.000 kasus bunuh diri setiap tahun, artinya terdapat 1 kasus bunuh diri setiap 40 detik.
Bunuh diri tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan diawali oleh pemikiran bunuh diri, percobaan bunuh diri, dan kejadian bunuh diri. Penyebabnya dapat bermacam-macam. Misalnya gangguan psikiatrik, faktor genetik, pengaruh biokemikal dan neurokemikal, tipe kepribadian, dan kejadian-kejadian dalam hidup.
Dokter Sandra juga menyebutkan bahwa penyandang autoimun, yaitu kondisi dimana sistem kekebalan tubuh menyerang tubuhnya sendiri, juga berisiko untuk melakukan bunuh diri.
Hal ini didasari oleh beberapa data, seperti survei terhadap 1.512 orang dimana 32% orang dengan nyeri kronik pernah memiliki keinginan untuk bunuh diri, 52% pasien dengan nyeri kronik akan mengalami depresi, 40% pasien Lupus juga pernah mengalami masa depresi. Penelitian di Britain pada tahun 2017 juga menunjukkan 30% pasien Rematik Autoimun akan mengalami depresi dalam 5 tahun.
Data tersebut menunjukkan bahwa depresi merupakan salah satu penyebab bunuh diri. Dokter Sandra menyebutkan bahwa depresi dapat dikenali melalui gejala-gejala. Misalnya tidak ingin melakukan aktivitas yang disukai, merasa tidak ada harapan, menangis, sulit tidur atau terlalu banyak tidur, perubahan nafsu makan, rasa menyesal atau tidak berharga, gangguan memori dan konsentrasi, kelelahan yang berlebih dan pikiran mau mati dan bunuh diri.
Gejala-gejala ini dapat diatasi salah satunya melalui dukungan dari keluarga. Misalnya jangan menyalahkan jika ada yang tampak sedih, tapi coba hiburlah, kenali gejala-gejala depresi pada orang terdekat dan jika perlu minta pertolongan pada profesional, beri dukungan dan semangat, dan ajak untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan.
Tanda-tanda bunuh sendiri dapat dilihat dan diidentifikasi, seperti mondar-mandir di ruangan, meremas-remas tangan, mengucapkan selamat tinggal pada orang terdekat yang menandakan perasaan putus asa, cemas berlebih, gangguan konsentrasi dan isolasi diri. Bisa juga diidentifikasi jika orang tersebut sering mengungkapkan penyesalan hidup dan membicarakan tentang bunuh diri.
Bagi Anda yang saat ini memiliki keinginan untuk bunuh diri, merasa bahwa hidup sangat menderita, coba pikirkan orang-orang yang masih peduli dengan Anda, pikirkan hal-hal positif yang pernah Anda lakukan. Dan ingat, bahwa setiap masalah pasti memiliki jalan keluar. Coba komunikasi dengan orang yang Anda percaya, dan lakukan kegiatan yang Anda sukai.
NAUFAL RIDHWAN ALY
Baca juga: Mahasiswa ITB Ditemukan Tewas di Kos, Polisi Duga Bunuh Diri