TEMPO.CO, Jakarta - Aphorism atau Aforisme, disebut juga aporisma dilansir dari laman Britannica, merupakan ekspresi singkat dari prinsip atau kebenaran yang diterima secara umum dan disampaikan dalam pernyataan yang bernas, serta mudah diingat. "Sebuah pepatah ... harus meyakinkan setiap pembaca bahwa itu benar secara universal, terlepas dari keyakinan pembaca," kata penyair, W.H. Auden, seperti yang dikutip Tempo dari laman Guardian, Jumat, 21 Desember 2018.
Aporisma, secara khusus, digunakan dalam mata pelajaran yang terlambat mengembangkan prinsip atau metodologinya sendiri. Misalnya, pertanian, seni, kedokteran, yurisprudensi, dan politik.
Aporisma pertama yang digunakan adalah kata-kata seorang dokter Yunani kuno bernama Hippocrates. "Hidup ini singkat, seni panjang, kejadian tiba-tiba dan berbahaya, pengalaman menipu, dan penghakiman sulit. Juga tidak cukup bahwa dokter siap untuk melakukan apa yang perlu dilakukan olehnya, tetapi orang sakit, dan para pelayan dan semua kebutuhan lahiriah harus dipersiapkan dengan baik untuk urusan itu," kata Hippocrates yang digunakan dalam pengantar buku kedokteran.
Kumpulan aporisma abad pertengahan dirumuskan dalam syair lLtin oleh dokter Joannes de Meditano pada 1066. Sementara kumpulan aforisme lain yang juga mengenai medis dan dalam bahasa Latín adalah milik ornag Belanda, Hermann Boerhaave, yang terbit pada 1709. Aporisma-aporisma itu memberikan ringkasan singkat dari pengetahuan medis yang sangat menarik bagi mahasiswa sejarah kedokteran.
Aforis yang terkenal selain Hippocrates adalah Karl Kraus, Scopenhaur, Pascal dan Larochefoucauld, Oscar Wilde, Dorothy Parker, dan sebagainya. Termasuk juga ucapan Konfusius, Rumi, dikte Sufi, dan lainnya.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca: 11 Kata Bijak Gus Dur Selain Ungkapan Gitu Aja Kok Repot