Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

12 Langkah Menurunkan Risiko Stroke

Reporter

image-gnews
Ilustrasi stroke. bbc.com
Ilustrasi stroke. bbc.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Stroke terjadi kala pasokan darah ke otak terganggu atau terputus. Tanpa oksigen dan nutrisi yang diperlukan untuk bertahan hidup, kematian sel otak terjadi dalam beberapa menit sehingga berdampak pada fungsi otak.

Stroke perlu ditangani secepatnya karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Tindakan penanganan yang cepat dan tepat dapat meminimalkan tingkat kerusakan otak dan mencegah kemungkinan munculnya komplikasi.

Umumnya, stroke terjadi secara tiba-tiba. Namun, ada beberapa gejala stroke yang mudah dikenali, seperti keseimbangan mulai terganggu, penglihatan kabur, wajah mati rasa, tidak mampu mengangkat salah satu lengan, serta kesulitan berbicara dan memahami pembicaraan.

Ada banyak penyebab dan faktor risiko stroke. Ini termasuk faktor-faktor di luar kendali, seperti usia dan riwayat keluarga, faktor gaya hidup. Beberapa penyebab dan faktor risiko yang paling menonjol dan harus diwaspadai selain usia dan riwayat keluarga adalah obesitas, kebiasaan merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.

Salah satu dari faktor-faktor itu atau bahkan kombinasinya secara signifikan dapat meningkatkan risiko terkena stroke, juga risiko serangan jantung. Tapi, bukan berarti kita tidak bisa berbuat apa-apa. Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis stroke, yaitu:

Stroke iskemik
Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak mengalami penyempitan sehingga menyebabkan aliran darah ke otak sangat berkurang. Kondisi ini disebut juga dengan iskemia. Stroke iskemik dapat dibagi lagi ke dalam dua jenis, stroke trombotik dan stroke embolik.

Stroke hemoragik
Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan pendarahan. Pendarahan di otak dapat dipicu beberapa kondisi yang mempengaruhi pembuluh darah. Kondisi tersebut meliputi hipertensi yang tidak terkendali, melemahnya dinding pembuluh darah, dan pengobatan dengan pengencer darah. Stroke hemoragik terdiri dari dua jenis, yaitu pendarahan intraserebral dan subarachnoid.

Setiap bagian otak mengendalikan bagian tubuh yang berbeda-beda sehingga gejala stroke tergantung pada bagian otak yang terserang dan tingkat kerusakan. Itulah mengapa gejala atau tanda stroke bisa bervariasi pada setiap pengidap. Namun, umumnya stroke muncul secara tiba-tiba. Ada tiga gejala utama stroke yang mudah dikenali, yaitu:

-Salah satu sisi wajah terlihat menurun dan tidak mampu tersenyum karena mulut atau mata terkulai.

-Tidak mampu mengangkat salah satu lengan karena terasa lemas atau mati rasa.

-Tidak hanya lengan, tungkai yang satu sisi dengan lengan tersebut juga mengalami kelemahan.

-Ucapan tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara sama sekali meskipun penderita terlihat sadar.

Cara termudah untuk mengurangi risiko stroke adalah dengan menghindarinya sejak awal. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjalani hidup bebas stroke, melansir Asia One.

Berhenti merokok
Jika perokok, berhenti merokok adalah salah satu cara paling sederhana dan paling cepat untuk mengurangi risiko stroke. Asap rokok dapat menyebabkan timbunan lemak di arteri leher utama dan mengentalkan darah, meningkatkan risiko emboli dan trombosis. Nikotin dalam rokok juga secara langsung meningkatkan tekanan darah dan risiko stroke.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Turunkan berat badan
Indeks massa tubuh (BMI) tinggi sangat terkait dengan peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol. Untuk mengurangi risiko stroke, Anda harus memulai program penurunan berat badan jika BMI berada dalam kisaran kelebihan berat badan atau obesitas, 25 ke atas. Usahakan untuk menjaga BMI di bawah 25 untuk mengurangi risiko stroke.

Kurangi alkohol
Konsumsi alkohol meningkatkan tekanan darah. Mengurangi asupan alkohol akan membantu menurunkan tekanan darah dan risiko stroke.

Olahraga teratur
Selain dapat membantu menurunkan berat badan, olahraga juga dapat memperkuat dan mengkondisikan jantung untuk memompa darah lebih efisien dari waktu ke waktu, mengurangi ketegangan yang ditempatkan pada arteri sehingga menurunkan risiko stroke.

Lakukan pemeriksaan rutin
Untuk mengawasi kesehatan kardiovaskular, Anda harus memeriksakan tekanan darah dan kadar kolesterol secara teratur. Manajemen yang tepat dari tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi sangat penting untuk mengurangi risiko stroke.

Makan buah dan sayuran segar
Penelitian telah menunjukkan konsumsi buah dan sayuran dikaitkan dengan risiko stroke yang lebih rendah. Jadi, makanlah banyak buah dan sayuran segar.

Makanan berserat
Serat juga bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kesehatan kardiovaskular secara umum. Masukkan makanan seperti jelai, kacang polong, dan biji-bijian dalam pola makan secara teratur untuk menuai manfaatnya.

Kurangi garam
Konsumsi garam yang berlebihan dapat menyebabkan retensi cairan, yang menyebabkan peningkatan tekanan darah. Karena itu, Anda harus membatasi konsumsi garam antara 1.500-2.300 mg atau sekitar setengah sendok teh garam setiap hari. Perhatikan label makanan dan pilih alternatif rendah sodium untuk makanan olahan jika memungkinkan karena cenderung mengandung banyak sodium.

Kurangi makanan berlemak
Mengurangi makanan tinggi kolesterol, lemak trans, dan lemak jenuh akan membantu mengurangi risiko penumpukan timbunan lemak di dinding arteri sehingga menurunkan risiko stroke.

Minum obat penurun kolesterol
Obat penurun kolesterol seperti Statin, Simvastatin, Atorvastatin, atau Rosuvastatin membantu mengurangi kemungkinan penumpukan timbunan lemak di sepanjang dinding arteri atau trombosis dan dengan demikian membantu mengurangi risiko stroke.

Minum obat antiplatelet
Obat antiplatelet seperti Clopidogrel, Aspirin, atau Dipyridamole mencegah sel darah yang disebut trombosit saling menempel membentuk gumpalan, membuat darah kurang lengket dan mengurangi risiko stroke.

Minum antikoagulan
Obat antikoagulan seperti Warfarin, Rivaroxaban, Dabigatran, atau Apixaban adalah pengencer darah yang mencegah pembentukan gumpalan darah baru dan yang sudah ada agar tidak membesar. Mereka bekerja dengan mengganggu proses pembekuan darah di tubuh. Dengan demikian, mereka menurunkan risiko emboli dan stroke. Meskipun dapat mencegah stroke dengan cara-cara ini, ingatlah untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai pengobatan apapun untuk pencegahan stroke.

Baca juga: Jangan Abaikan 5 Sakit Kepala Ini, Bisa Berakibat Fatal

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penanganan Stroke Saat Golden Period, Ini yang Harus Dilakukan

20 jam lalu

Gejala stroke pada wajah yang perlu diwaspadai di antaranya kesulitan tersenyum hingga keluar air liur. Berikut penjelasan lengkapnya. Foto: Canva
Penanganan Stroke Saat Golden Period, Ini yang Harus Dilakukan

Kenali tanda-tanda stroke, dan dalam 3 jam pertama atau golden period untuk memaksimalkan peluang pemulihan. Ini yang harus dilakukan.


Dokter Sebut Manfaat Tidur Siang bagi Otak dan Tekanan Darah

2 hari lalu

Ilustrasi tidur siang. Pexels/Meruyert Gonullu
Dokter Sebut Manfaat Tidur Siang bagi Otak dan Tekanan Darah

Praktisi kesehatan menjelaskan tidur siang yang berkualitas banyak manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Berikut di antaranya.


Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

6 hari lalu

Kandungan mikroplastik dari hasil penelitian atas tiga merek air mineral dalam kemasan saat diteliti di laboratorium FMIPA-Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3). (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

Studi atas tumpukan plak di pembuluh darah pasien rumah sakit di Italia mendapati kandungan mikroplastik yang sangat jelas di bawah mikroskop.


Saran Pakar untuk Cegah Kerusakan Otak Akibat Pembengkakan Pembuluh Darah yang Tersumbat

18 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Saran Pakar untuk Cegah Kerusakan Otak Akibat Pembengkakan Pembuluh Darah yang Tersumbat

Kurangi dampak kerusakan otak permanen akibat pembengkakan pembuluh darah yang tersumbat, dokter ingatkan manfaat golden hour.


Elon Musk Cerita Manusia Pertama Tanam Chip ke Otak, Bisa Kendalikan Komputer lewat Pikiran

25 hari lalu

Logo Neuralink dan foto Elon Musk terlihat dalam ilustrasi yang diambil, 19 Desember 2022. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Elon Musk Cerita Manusia Pertama Tanam Chip ke Otak, Bisa Kendalikan Komputer lewat Pikiran

Elon Musk mengatakan pasien sudah dalam kondisi pulih dengan kemajuan yang bagus.


Spesialis Saraf Jelaskan Manfaat Sel Punca bagi Pengobatan Stroke

28 hari lalu

Ilustrasi sel punca. wikipedia.org
Spesialis Saraf Jelaskan Manfaat Sel Punca bagi Pengobatan Stroke

Spesialis saraf mengatakan terapi sel punca dinilai dapat bekerja lebih cepat dan ampuh untuk mengatasi stroke dibanding pengobatan stroke lain.


Mengenal Saraf Kranial dan Fungsinya

29 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Mengenal Saraf Kranial dan Fungsinya

Saraf kranial adalah saraf yang menghubungkan otak ke berbagai bagian kepala, leher, dan tubuh.


Apa Itu Kanker Sarkoma yang Dialami Alice Norin?

29 hari lalu

Alice Norin. Foto: Instagram/@alicenorin
Apa Itu Kanker Sarkoma yang Dialami Alice Norin?

Alice Norin didiagnosis mengalami kanker sarkoma, apakah itu? Apa gejalanya?


Tanpa Disadari, 6 Perilaku yang Tampak Tak Berbahaya Ini Bikin Otak Cepat Tua

33 hari lalu

Ilustrasi wanita makan burger. TEMPO/Subekti
Tanpa Disadari, 6 Perilaku yang Tampak Tak Berbahaya Ini Bikin Otak Cepat Tua

Pakar menyebutkan beberapa kebiasaan yang tampak tak berbahaya yang kita lakukan setiap hari yang justru menyebabkan penuaan otak.


Jantung pun Ada Usianya, Berikut Tips Mencegahnya dari Penuaan

34 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Jantung pun Ada Usianya, Berikut Tips Mencegahnya dari Penuaan

Usia jantung tak terkait dengan umur kita. Jadi, yang masih muda pun bisa mengalami penuaan jantung. Berikut cara mencegahnya.