TEMPO.CO, Jakarta - Sakit kepala hebat sering dianggap migrain oleh sebagian orang. Namun, tidak semua sakit kepala dapat dikatakan migrain. Berikut fakta dan mitos tentang migrain agar tak salah kaprah.
Migrain dapat dikategorikan ke dalam dua jenis, dengan atau tanpa aura. Migrain dengan aura ditandai dengan kilatan cahaya yang diikuti sakit kepala atau disebut dengan klasik. Aura ini muncul akibat gangguan pada sistem saraf yang terjadi sebelum, saat, bahkan setelah sakit kepala. Berikut fakta dan mitos migrain yang perlu Anda tahu, seperti dilansir dari PinkVilla.
Semua sakit kepala itu migrain
Mitos. Tidak benar semua sakit kepala adalah migrain. Sakit kepala yang berhubungan dengan migrain memiliki obat-obatan tertentu. Periksakan ke dokter untuk mendapat diagnosa lebih mendalam.
Sakit kepala jangka pendek disebut migrain
Mitos. Tidak benar sakit kepala jangka pendek, misalnya seminggu, disebut migrain. Hal tersebut bisa jadi akibat karena leher yang tegang maupun adanya masalah pada mata. Sakit kepala yang lebih dari 10 hari perlu diwaspadai sebagai migrain.
Penyakit turunan
Fakta. Riwayat keluarga perlu ditelusuri bila merasakan gejala migrain. Orang dengan orang tua yang menderita migrain kemungkinan mengalami kondisi ini dan akan meningkat, terutama dengan aura.
Risiko meningkat seiring pertambahan usia
Fakta. Pada usia 20-an kemungkinan migrain sangat kecil, namun tetap dapat terjadi. Wanita yang sudah menopause memiliki risiko lebih besar terkena penyakit ini. Rasa sakit yang muncul pada usia lanjut mungkin karena penyakit lain.
Tidak bisa disembuhkan
Fakta. Migrain mungkin tidak bisa disembuhkan tapi bisa diobati. Mengubah gaya hidup dengan tidur cukup akan membantu migrain tidak kambuh. Hal terbaik untuk pasien migrain adalah dengan berada di ruangan gelap yang sunyi ketika gejala kambuh.
Konsumsi kafein memicu migrain
Mitos. Tidak ada makanan khusus yang dapat memicu migrain. Hal tersebut akan berbeda pada setiap orang, bisa jadi parfum, gula, atau anggur. Mengetahui diri sendiri akan lebih baik sehingga dapat mengurangi frekuensi sakit kepala.
Baca juga: Macam Makanan Pemicu Migrain