TEMPO.CO, Jakarta - Selama masa pandemi, banyak orang mengulik aneka hobi. Kegiatan pengisi waktu luang yang belakangan mulai populer lagi adalah berkirim kartu pos. Nah, salah satu metode berkirim kartu pos yang seru untuk dicoba adalah dengan memanfaatkan platform postcrossing.
Postcrossing adalah metode berkirim kartu pos secara acak ke seluruh dunia. Metode ini diciptakan Paulo Magalhães, seorang penggemar kartu pos asal Portugal, pada 2005. Gagasan Paulo lewat platform ini cukup sederhana: pengguna bisa mengirimkan dan menerima kartu pos secara acak dari pengguna lain secara global.
Baca Juga:
Uniknya, Postcrossing memiliki sistem, di mana setiap anggota memiliki nomor ID Postcard. Nomor itu digunakan dan dituliskan para Postcrosser –sebutan pengguna Postcrossing— dalam kartu pos yang akan dikirimkan. Setelah sampai, sang penerima harus meregistrasi ulang nomor itu agar tercatat dalam sistem.
Bisa dibilang, situs Postcrossing.com menjadi semacam media sosial bagi para penggemar benda pos ini. Di situsnya, pengguna juga dapat membuat profil singkat dirinya sendiri, dan melihat profil orang lain. Setiap pengguna bisa menuliskan daftar tema kartu pos yang mereka ingin kumpulkan.
Di Indonesia, jumlah pengikut kegiatan ini lumayan banyak. Per 26 September lalu, situs Postcrossing mencatat ada sebanyak 8.732 Postcrosser di Tanah Air. Indonesia juga tercatat dalam daftar yang lumayan aktif mengirim dan menerima kartu pos secara global.
Pertemuan anggota Komunitas Postcrossing Indonesia di Bandung, sebelum Covid-19. Dok. Pribadi
Situs Postcrossing menempatkan Indonesia dalam urutan ke-32 dari total 209 negara yang terdaftar di platform tersebut. Sejak 2005 hingga sekarang, Postcrosser Tanah Air sudah mengirimkan 275.607 lembar kartu pos ke seluruh dunia. Sebaliknya, para penggemar hobi ini di Tanah Air sudah menerima 274.993 lembar kartu pos.
Sebagian Postcrosser Tanah Air membuat hobi ini jadi lebih seru dengan mendirikan wadah bernama Komunitas Postcrossing Indonesia (KPI). Komunitas ini pada 21 September lalu merayakan ulang tahun yang ke-10 tahun.
Sebelum pandemi, anggota KPI yang tersebar di seluruh wilayah kerap mengadakan acara seperti pameran kartu pos bersama, pertemuan rutin antar-anggota, diskusi, hingga mendatangi panti asuhan untuk bakti sosial dan memperkenalkan kartu pos kepada anak-anak.
"Komunitas Postcrossing Indonesia ini menjadi wadah berkumpul, berkomunikasi, dan menjalin persahabatan antar-penggemar kartu pos dari Sabang sampai Merauke," kata Iin Irawati, salah satu administrator KPI dalam acara perayaan ulang tahun 1 dasawarsa KPI yang diadakan secara daring, Minggu malam, 26 September 2021.
Ketua Umum Perkumpulan Filateli se-Indonesia yang juga anggota DPR RI, Fadli Zon, dalam acara itu menyampaikan sambutannya terhadap kehadiran komunitas ini. Fadli berharap, komunitas ini bisa turut meramaikan hobi-hobi yang berkaitan dengan benda pos, seperti filateli. "Anggota komunitas ini bisa terlibat dalam berbagai kompetisi filateli di dalam maupun luar negeri, terutama dalam kategori picture postcard," kata Fadli.
Sebagian koleksi kartu pos milik Iin Irawati. Dok. Pribadi
Secara terpisah kepada Tempo, Iin mengatakan, di masa pandemi ini minat orang untuk mencoba bertukar kartu pos melalui Postcrossing semakin meningkat. "Setiap hari ada saja pendaftar baru di situs Postcrossing," kata dia. Begitu juga dengan anggota KPI di forum Facebook.
Dalam acara perayaan ulang tahun itu, para anggota KPI memperlihatkan sejumlah keseruan lain dari kegiatan bertukar kartu pos. Sejumlah anggota misalnya, memamerkan koleksi kartu pos yang mereka terima dari seluruh dunia dengan berbagai tema.
Tema-tema yang ditampilkan beragam, mulai dari kartu pos bergambar bangunan stasiun kereta di berbagai kota dunia, kartu pos bergambar pemandangan, kartu pos lukisan pelukis terkenal, karakter komik Tintin, sampai kartu pos 'langka' yang dikirim dari negara-negara kecil.
Komunitas Postcrossing Indonesia dalam perayaan ulang tahunnya meluncurkan kartu pos dan prangko istimewa, dengan desain peringatan 1 dasawarsa usia KPI. Kartu pos dan prangko ini dirancang oleh salah satu anggota KPI, Tri Utami Harun. Karyanya dijual dan banyak dipesan penggemar kartu pos, baik di dalam maupun luar negeri.
Penggemar benda pos memang dapat merancang dan membuat sendiri desain prangko maupun kartu pos, melalui produk Prangko Identitas Milik Anda (Prisma), PT Pos Indonesia. "Dengan begitu, kita bisa berkirim kartu pos dengan prangko yang berdesain senada, sehingga jadi lebih unik," ujar Iin.
PRAGA UTAMA