TEMPO.CO, Jakarta - Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) meminta seluruh penderita penyakit jantung untuk segera melakukan vaksinasi guna mengurangi keparahan jika terpapar COVID-19.
"Kami dari perhimpunan meminta kepada seluruh masyarakat, terutama yang menderita penyakit jantung, untuk menjaga protokol kesehatan dengan ketat, melakukan vaksinasi agar jika terpapar gejalanya tidak serius," ujar Ketua Umum PERKI, Isman Firdaus.
Vaksinasi juga dapat mengurangi angka kematian akibat COVID-19. Ia mengatakan sejak awal 2020 sudah dilaporkan pasien yang mengalami paparan COVID-19 dapat mencetuskan perburukan yang serius dan menyebabkan kematian bagi penderita penyakit jantung.
"Rata-rata kematian akibat jantung sebesar delapan persen di Indonesia. Namun pada saat pandemi angka kematian ini meningkat menjadi 22-23 persen," paparnya.
Ia menambahkan berdasarkan laporan di rumah sakit, sebesar 16,3 persen pasien di ruang isolasi mempunyai komorbid kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular adalah suatu kondisi di mana ada gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Gangguan fungsi yang dialami oleh jantung dan pembuluh darah ini merupakan penyebab utama orang mengalami penyakit jantung dan stroke.
"Penyakit kardiovaskular menempati urutan teratas penyebab terjadinya kematian," katanya.
Ia mengatakan data Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) menyatakan penyakit kardiovaskular di Indonesia untuk penyakit jantung koroner (PJK) sebesar 14,4 persen sementara untuk stroke 19,4 persen. Dengan demikian, persentase penyakit kardiovaskular di Indonesia menjadi 33,8 persen.
"Jadi, kelainan pembuluh darah, baik di jantung dan di otak, menjadi penyebab kematian, ini data 2019. Penyakit ini berhubungan dengan gaya hidup dan pola makan," ujarnya.
Isman menambahkan penyakit kardiovaskular saat ini juga masih menjadi masalah di dunia. "Untuk PJK sebesar 16,17 persen, sementara untuk penyakit stroke sebesar 11 persen di dunia," paparnya.