TEMPO.CO, Jakarta - Tak cuma harus kejar-kejaran dengan Satpol PP, manusia silver juga harus menanggung risiko kesehatan tertentu karena cat yang mereka gunakan.
Manusia silver biasanya meracik sendiri cat yang mereka gunakan. Dilansir dari laman Reuters, Selasa, 9 Februari 2021, manusia silver bernama Puryanti ini menggunakan campuran bubuk sablon silver dan minyak goreng.
Sementara manusia silver lainnya, Mawar (bukan nama sebenarnya), dalam laman puspensos.kemensos.go.id., Senin, 12 Juli 2021, menceritakan ia menggunakan campuran cat kayu silver dengan minyak goreng. Bahan-bahan itu kalau dipakai secara rutin pada tubuh manusia tentu berbahaya karena penggunaannya tidak untuk manusia.
Petugas Balai Melati Jakarta, dalam laman kemensos.go.id, Jumat, 12 Februari 2021, menuturkan efek buruk penggunaan cat tersebut dalam jangka panjang. Kandungan kimia dalam cat bisa meresap ke dalam kulit dan bersifat karsinogenik. Ini bisa memicu kanker dan iritasi kulit hebat akibat penggunaan cat tersebut.
“Ini sangat gatal, menyakitkan kulitku. Orang sering bertanya apakah kami mabuk karena mata kami akan terlihat merah, tetapi kami tidak, cat yang kuatlah yang membuat mata kami iritasi," kata manusia silver, Alfan, seperti yang dikutip Tempo dari laman Guardian, Jumat, 5 Februari 2021.
Bagitupula pengakuan manusia silver lainnya, Tamara. Ia mengaku sempat merasakan sakit di sekujur kulitnya karena efek cat yang ia gunakan. Tetapi, ia tak punya pilihan.
Sementara itu dalam laman Antara, Rabu, 11 November 2021, Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat, Ngapuli Parangin-angin, menyebut maraknya fenomena manusia silver adalah imbas dari Covid-19. "Kalau dulu bisa kita lihat tidak ada yang seperti itu. Artinya, situasi pandemi mempengaruhi ekonomi di masyarakat," kata Ngapuli.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca juga: Cara Menjadi Manusia Silver, Cat Kayu Dicampur Minyak Goreng