TEMPO.CO, Jakarta – Pernahkah Anda membentak atau mudah marah terhadap seseorang saat kondisi lapar? Atau justru sebaliknya? Jika demikian, maka dapat dikatakan Anda atau seseorang tersebut mengalami hangry, yang merupakan akronim bahasa Inggris dari kata hungry (lapar) dan angry (marah). Lantas, mengapa hangry bisa dialami oleh seseorang dan bagaimana mengatasi hangry yang melanda tubuh?
Melansir dari laman theconversation.com, singkatnya, hangry merupakan fenomena yang dialami oleh seseorang menjadi pemarah ketika sedang lapar atau terlambat makan. Hal ini disebabkan jumlah nutrisi yang beredar di aliran darah menurun sehingga otak meresponsnya sebagai situasi yang ‘mengancam’. Nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan seperti karbohidrat, protein, dan lemak dalam tubuh diubah menjadi gula sederhana, asam amino, dan asam lemak bebas. Menurunnya amunisi nutrisi dalam tubuh, terutama glukosa, memengaruhi fungsi berjalannya otak. Kadar glukosa pada tubuh yang menurun membuat otak dan tubuh sulit berkonsentrasi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Dr. Brad Bushman, seorang professor psikologi di Ohio State University, turut menyatakan bahwa orang cenderung mudah marah dan agresif ketika lapar. “Otak membutuhkan bahan bakar untuk mengatur emosi. Kemarahan menjadi respons otak menuntut kita untuk mengisi bahan bakar,” ujarnya dikutip Tempo.co dari laman Time.com pada 26 Agustus 2015. Glukosa merupakan bahan bakar yang dimaksud untuk otak.
Melansir laman health.clevelandclinic.org, ketika otak berjuang untuk mengendalikan emosinya, seseorang cenderung menyerang orang-orang terdekat. Jadi, rekan, sahabat, atau teman terdekat menjadi pihak rentan terkena marah ketika otak seseorang kekurangan glukosa. Selain menyebabkan emosi meningkat, kadar gula yang menurun pada tubuh juga dapat menimbulkan rasa lelah, ngantuk, dan sulit berkonsentrasi.
Cara yang paling sederhana untuk menangani marah ketika lapar adalah dengan mengonsumsi sesuatu. Konsumsi beberapa camilan yang mengandung protein dan karbohidrat dapat mengurangi efek hangry tersebut. Beberapa rekomendasi makanan yang dapat dikonsumsi, antara lain selai kacang, yogurt, dan buah beri. Kemudian, konsumsi air putih cukup agar tubuh tetap terhidrasi.
NAOMY A. NUGRAHENI