TEMPO.CO, Jakarta - Orang bilang lupa itu biasa. Tetapi jangan menganggap remeh kalau terbiasa lupa. Lupa termasuk penyakit yang jika dibiarkan akan semakin parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Ada banyak sebab lupa. Bisa karena teledor atau kurang fokus, kelelahan, atau pikun. Dari tiga sebab lupa ini, setiap orang sejatinya bisa mengidentifikasinya. Setelah mengetahui penyebabnya, maka lakukan berbagai upaya pencegahan agar tidak kian menjadi.
Direktur Eksekutif Alzheimer Indonesia atau ALZI, Michael Dirk R. Maitimoe berbagi tips membedakan lupa karena kelelahan atau pikun. "Lupa karena otak kita terlalu berat bekerja itu berbeda dengan karena pikun," kata Michael dalam jumpan pers daring berjudul "Kenali Demensia Alzheimer dan Pentingnya Deteksi Dini" pada Jumat, 24 September 2021.
Lupa karena otak yang overloaded, menurut dia, bisa disebabkan terlalu banyak mengerjakan tugas dalam satu waktu alias multitasking. Kondisi ini membuat seseorang tidak fokus dan tidak menyadari apa yang dia lakukan. Lupa dengan sebab ini mudah untuk pulih.
"Kondisi ini tidak apa-apa. Hanya otak sedang lelah," ujarnya. Cara memulihkannya, rehat atau ambil jeda sejenak untuk menenangkan diri. Jika sudah agak rileks, orang tersebut dapat kembali beraktivitas seperti biasa dan ingat lagi hal-hal yang sebelumnya terlupa.
Sementara orang yang lupa karena demensia atau pikun umumnya terjadi pada usia di atas 65 tahun. Adapun faktor risiko demensia alzheimer adalah mereka yang berusia 50 tahun ke atas. Apabila demensia terjadi pada orang yang berumur kurang dari 65 tahun, artinya dia mengalami Young Onset Dementia.
Lantas bagaimana membedakan lupa karena pikun (demensia) atau otak yang lelah? Menurut Michael, ketika kondisi lupa sudah mengganggu aktivitas sehari-hari dan membutuhkan bantuan orang lain, itu termasuk demensia.
Ada sepuluh gejala demensia Alzheimer. Jika pendamping atau lansia itu sendiri merasakan gejala tersebut, segera berkonsultasi ke dokter spesialis saraf, psikiatri, atau geriatri
Mengenai lupa karena teledor, aktris Ayu Dyah Pasha menceritakan kalau dia juga pernah mengalami lupa yang termasuk sepele. Misalkan lupa menaruh kacamata, padahal kacamata tersemat di atas kepalanya, dia letakkan di samping tempat tidur, di mobil, dan di dalan tas.
Ada pula saat dia lupa memarkir mobil ketika masuk ke pusat perbelanjaan. Akibatnya, Ayu Dyah Pasha kebingungan sewaktu hendak pulang. Sadar berulang kali lupa, perempuan 57 tahun ini tak tinggal diam.
Dia mencari tahu sebab lupa dan menemukan solusinya. Ketika memarkir mobil di mall misalkan, Ayu Dyah Pasha lupa karena dia tidak memperhatikan situasi di sekeliling lantaran sibuk menelepon. Juga kacamata yang kerap lupa menaruh, itu karena teledor dalam menempatkan barang.
"Artinya, saya harus fokus dan mendisplikan diri," kata Ayu Dyah Pasha. "Kita harus mawas diri karena usia sudah masuk pra-lansia."